Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit masyarakat menyimpan daging dalam jumlah besar setelah momen Idul Adha atau belanja bulanan. Salah satu cara yang dianggap paling aman adalah membekukannya di dalam freezer. Namun, apakah semua daging beku otomatis masih layak dikonsumsi?
Dalam Talkshow Keluarga Sehat yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Asri Arumawati, S.Tr.Gz., ahli gizi dari RSUP Dr. Sardjito, mengingatkan bahwa penyimpanan daging di dalam freezer bukanlah jaminan mutlak bahwa daging tetap aman dikonsumsi.
Ada beberapa tanda atau ciri yang bisa kita amati untuk mengenali apakah daging sudah tidak layak lagi dimakan.
1. Tekstur Mengering, Tidak Juicy Lagi
Tanda pertama yang perlu diwaspadai adalah tekstur daging yang mengering.
“Dari teksturnya itu sudah tidak juicy lagi, kering,” ujar Asri. Ia menekankan pentingnya menyimpan daging di wadah food grade yang kedap udara.
Tujuannya untuk mengurangi risiko penguapan air dari daging sehingga tidak cepat kering. “Kalau kandungan airnya hilang, dia jadi tidak juicy lagi,” imbuhnya.
2. Lengket dan Berlendir
Jika saat dicairkan atau di-thawing, daging terasa lengket dan berlendir saat disentuh, ini juga menjadi sinyal bahaya. “Itu menjadi salah satu tanda bahwa daging ini sudah tidak layak kita konsumsi,” kata Asri.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak memaksakan diri mengolah daging yang sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan hanya karena ‘sayang’ membuangnya.
“Jangan sampai karena eman-eman, kita justru mengorbankan kesehatan tubuh sendiri.”
Bau Tidak Sedap dan Menghitam
3. Mengeluarkan Bau Tidak Sedap
Bau khas daging yang segar biasanya hilang saat daging mulai membusuk.
“Sudah tidak bau khas daging lagi, jadi mengeluarkan bau yang tidak sedap. Itu tandanya daging sudah mulai ada proses pembusukan,” jelasnya.
Dalam kondisi ini, Asri menegaskan, sebaiknya jangan coba-coba tetap mengolahnya.
4. Warna Pucat atau Menghitam
Perubahan warna juga perlu diwaspadai. Meskipun warna daging bisa bervariasi secara alami, namun jika terlihat lebih pucat dari biasanya, ini patut dicurigai.
“Warnanya pucat dan tidak sama seperti waktu kita menyimpannya dulu,” katanya.
Perubahan ini bisa terjadi karena reaksi myoglobin yang terpapar oksigen.
Selain itu, jika daging tampak kehitaman meski disimpan di freezer, itu juga pertanda kerusakan.
“Itu menjadi salah satu tanda bahwa daging itu sudah terjadi proses pembusukan, sehingga tidak ada tolerir untuk tetap dikonsumsi. Jadi memang harus dibuang,” tegas Asri.
Lama Penyimpanan dan Cara Menyimpan yang Benar
Menyimpan daging di freezer memang memungkinkan daya tahan lebih lama, tapi tetap ada batas waktunya.
“Kalau di freezer dengan suhu minus 18 derajat Celcius, daging bisa tahan 4 sampai 12 bulan. Tapi kalau hanya disimpan di kulkas bersuhu 4–10 derajat, hanya bisa bertahan kurang dari lima hari,” ungkapnya.
Jika ingin mengolah daging esok hari, menyimpannya di kulkas bagian bawah masih bisa dilakukan dengan syarat suhunya stabil dan tidak di suhu ruang. “Kalau kulkas tidak dingin optimal, begitu dibuka bisa-bisa dagingnya sudah busuk,” katanya.
Bolehkan Daging yang Sudah Dicairkan Dibekukan Ulang?
Kebiasaan mencairkan daging lalu membekukannya kembali juga perlu diperhatikan. Menurut Asri, hal ini hanya diperbolehkan jika proses pencairan dilakukan di dalam kulkas, bukan di suhu ruang.
“Kalau towing-nya di kulkas, masih bisa dibekukan ulang, asal tidak lebih dari 36 jam. Tapi kalau towing-nya di luar dan sudah cair, tidak boleh masuk freezer lagi. Harus langsung diolah semua,” jelasnya.
Pasalnya, saat berada di suhu ruang, daging masuk ke dalam danger zone atau suhu berbahaya, yakni antara 5°C hingga 45°C—kondisi ideal untuk pertumbuhan bakteri. “Di suhu 26–30 derajat itu, bakteri senang banget berkembang,” ujarnya.