Liputan6.com, Jakarta Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sudah berjalan hampir dua pekan. Di tahap awal ini, Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES), Dr. Moh. Subuh, MPPM., menilai pelaksanaannya belum optimal.
Belum optimalnya pelaksanaan CKG bukan tanpa alasan. Menurut Subuh, alasan pertama, masih banyak masyarakat yang belum tahu tentang program Cek Kesehatan Gratis.
“Yang kedua, persiapan dari fasilitas kesehatan (faskes) itu belum semuanya mumpuni. Artinya gini, ada 10 ribu puskesmas yang dilibatkan, lebih dari 10 ribu. Tetapi melihat dari kapasitas daerah atau melihat dari masing-masing kompetensi yang ada di faskes tersebut, itu juga belum memadai,” ujar Subuh saat ditemui di Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Ia mengaku baru kembali dari Nusa Tenggara Barat dan melihat bahwa kesiapan faskes masih bervariasi antara satu kabupaten dengan kabupaten lain.
“Faktor berikutnya, ada semacam keresahan masyarakat kalau mereka harus ngecek, takut ketahuan sakitnya. Dan ini yang perlu kita edukasi pada masyarakat, masyarakat harus kita edukasi.”
“Tapi pada prinsipnya gini, saya sudah tanya kepada teman-teman kepala dinas seluruh Indonesia, pada prinsipnya kalau untuk pelaksanaan CKG mereka siap. Artinya siap, tinggal bagaimana melibatkan masyarakat secara keseluruhan,” papar Subuh.
Pemerintah Indonesia, resmi meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk masyarakat Warga Negara Indonesia (WNI) yang tengah berulang tahun mulai Senin (10/2/2025).
Perlu Siapkan Fasilitas Rujukan di Semua Daerah
Subuh menambahkan, sistem dan fasilitas rujukan juga perlu disiapkan jika ada temuan kasus serius yang butuh penanganan.
“Kalau terjadi penemuan misalnya gula darahnya ada masalah terlalu tinggi, tensinya terlalu tinggi, ini dialihkan ke mana? Nah ini yang harus kita perhatikan juga, karena tidak setiap daerah itu mempunyai rujukan yang cukup baik. Tidak semua kabupaten kota. Misalnya daerah terpencil ya.”
“Saya kira pemerintah pusat, Kementerian Kesehatan telah mempersiapkannya, bukan hanya pemeriksaan tetapi juga tentang rujukan kasus tersebut. So far dua minggu (CKG) masih berjalan, tetapi belum optimal,” ujar Subuh.
Temuan Penyakit di Lapangan
Selama dua pekan belakangan, Subuh mencatat bahwa kasus penyakit tidak menular (PTM) banyak ditemukan.
“Kalau penyakit tidak menular sih seperti itu (banyak ditemukan), diabetes ini kan suatu penyakit yang mungkin baru terdiagnosis 30 persen dari seluruh kasus yang ada. Ini hampir rata-rata ya, teman-teman dinas melaporkan, angka temuan kasus terhadap pemeriksaan gula darah itu rata-rata tinggi, termasuk tensi juga tinggi.”
“Artinya gini, kalau kita bisa mengintervensi faktor risiko gula, garam, dan lemak, maka insyaAllah kita bisa menurunkan kasus. Tetapi kalau kita tidak cukup untuk mengintervensi faktor risiko ini, maka kasus itu cenderung meningkat,” jelas Subuh.
Soal Beban Kerja Tenaga Kesehatan
Lantas, apakah beban kerja para petugas puskesmas meningkat pula setelah adanya program Cek Kesehatan Gratis?
Terkait hal ini, Subuh mengaku belum mendapat informasi dari dinas-dinas kesehatan berbagai daerah. Namun, menurutnya sejauh ini para petugas belum merasakan adanya penambahan beban kerja.
“Ya, kalau beban kerja belum saya dapat informasi dari teman-teman dinas ya. Tetapi pada saat ini karena jumlah dari yang datang juga masih belum menumpuk, sehingga mereka belum merasakan ya.”
“Tetapi kalau sudah berjalan dengan baik, notifikasi ulang tahun, siapa ulang tahun Februari? Ini yang menjadi suatu peningkatan beban kerja,” ujarnya.