Liputan6.com, Jakarta - RS Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita mencetak sejarah dengan menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang berhasil melakukan operasi jantung menggunakan teknologi robotik. Inovasi ini menandai langkah besar dalam layanan kesehatan jantung di Tanah Air, menghadirkan solusi yang lebih aman, efisien, dan terjangkau bagi pasien.
Menggunakan sistem bedah robotik, operasi ini memungkinkan dokter mengendalikan instrumen dengan presisi tinggi melalui teknologi kontrol canggih. Teknik ini memungkinkan bedah minimal invasif dengan sayatan kecil, memberikan keunggulan signifikan dibandingkan metode konvensional.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyaksikan langsung operasi ini mengungkapkan teknologi robitk memungkinkan dokter menjankau area jantung yang sulit, yang sebelumnya memerlukan bedah terbuk.
“Dengan teknologi baru ini, lebih baik untuk pasien karena dadanya tidak perlu dibuka, karena mereka sepenuhnya pakai teknik endoskopi. Dengan begitu, recovery-nya lebih cepat, 2-3 hari sudah bisa pulang ke rumah. Kalau sebelumnya kan, 5 sampai 7 hari. Selain itu, tindakannya juga lebih cepat karena dadanya kan tidak perlu dibuka, sehingga waktu tunggu pasien nanti juga lebih cepat,” ucap Menkes.
Menkes juga menambahkan bahwa biaya operasi jantung menggunakan teknologi robotik ini lebih terjangkau.
"Ke depan, kami akan mengupayakan agar biaya tindakan ini dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan," jelasnya.
Smua Pasien Dalam Kondisi Sadar dan Stabil
Operasi bersejarah ini dipimpin oleh Dr. dr. Dudy Hanafy, Sp.BTKV, Subsp. JD (K), MARS, dengan dukungan proctor asal India yang ahli dalam operasi robotik. Dalam satu hari, tiga pasien berhasil menjalani prosedur robotik untuk kasus bypass jantung total (TECAB), katup mitral, dan lubang jantung ASD. Lima pasien lainnya dijadwalkan untuk tindakan serupa pekan ini.
Dr. Dudy menjelaskan, seluruh pasien kini dalam kondisi sadar dan stabil.
“Dengan teknologi robotik ini, mempercepat kembalinya pasien dalam aktivitas kesehariannya karena tidak adanya tulang yang dibelah atau sela iga yang dilebarkan. Pasien dalam 2 atau 3 hari sudah pulang. Bahkan dalam 1 minggu, sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasa,” paparnya.
Waktu Pemulihan Lebih Cepat
Operasi dengan metode konvensional biasanya memerlukan waktu pemulihan hingga 2-3 bulan untuk aktivitas berat. Namun, dengan teknologi robotik, pasien dapat beraktivitas seperti biasa hanya dalam waktu seminggu.
Menkes Budi menyatakan komitmen pemerintah untuk memperluas penggunaan teknologi robotik ke lebih banyak rumah sakit di Indonesia, khususnya rumah sakit vertikal. Ia juga mendorong RSJPD Harapan Kita untuk terus memimpin pengembangan layanan jantung, termasuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi 34 rumah sakit provinsi dan 514 rumah sakit kabupaten/kota di Indonesia.