Liputan6.com, Jakarta Pneumonia adalah kondisi peradangan akut pada parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, jamur dan parasit.
Fakta mengagetkan tentang pneumonia yakni penyakit ini bisa menyebabkan kematian. Seperti disampaikan Plt Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Yudhi Pramono, pneumonia bertanggung jawab atas hampir sepertiga atau 29 persen kematian pada balita.
Lalu, data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2021 menunjukkan bahwa hampir 740 ribu kematian pada anak di bawah lima tahun disebabkan oleh pneumonia. Angka ini menegaskan betapa pentingnya upaya pencegahan dan penanganan pneumonia, terutama pada kelompok rentan seperti balita.
Guna mencegah kematian pada bayi dan balita pada anak maka mengenali deteksi gejala pneumonia pada anak.
Salah satunya saat anak batuk dan pilek cek juga frekuensi pernapasan dan melihat apakah ada tarikan dinding dada ke dalam saat bernapas.
"Jika ada gejala batuk, demam, dan napas sudah cepat serta ada tarikan dinding ke dalam yang menunjukkan anak harus dibawa ke rumah sakit agar bisa diperiksa detil lagi apa benar mengalami pneumonia," kata dokter spesialis anak konsultan respirologi Wahyuni Indawati saat media briefing Hari Pneumonia Sedunia 2024 pada Senin, 11 November 2024.
Kenali Gejala Pneumonia pada Anak dan Bayi
Memahami gejala pneumonia sangat penting untuk penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa gejala yang perlu diwaspadai:
1. Gejala Infeksi
Gejala infeksi sering kali menjadi tanda awal pneumonia pada anak. Beberapa gejala yang muncul meliputi:
- Demam: Suhu tubuh anak meningkat sebagai respons terhadap infeksi.
- Lemah: Anak terlihat kurang bertenaga dan tidak aktif.
- Letih: Rasa lelah yang berlebihan meskipun tidak melakukan aktivitas berat.
- Lesu: Anak terlihat tidak bersemangat dan kurang responsif.
- Nafsu Makan Turun: Penurunan minat untuk makan atau minum.
Pada bayi, gejala pneumonia bisa menjadi tidak spesifik. Mereka mungkin menunjukkan tanda-tanda seperti lemah, lesu, rewel, atau yang sering disebut dengan istilah not doing well.
2. Gejala Respiratori
Gejala yang berkaitan dengan sistem pernapasan juga merupakan indikator penting pneumonia. Beberapa gejala yang dapat diperhatikan meliputi:
- Batuk: Batuk yang berlangsung lama atau semakin parah.Pilek: Hidung tersumbat atau keluarnya lendir dari hidung.
- Bernapas Lebih Cepat: Frekuensi napas anak meningkat dibandingkan dengan biasanya.
- Kesulitan Bernapas: Tanda-tanda seperti penarikan dinding dada ke dalam saat bernapas.
Memperhatikan gejala-gejala ini sangat penting untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat. Jika anak menunjukkan tanda-tanda pneumonia, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk evaluasi lebih lanjut.
Pencegahan Pneumonia
Wahyuni mengungkapkan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pneumonia:
- Berikan ASI eksklusif
- Berikan dan lengkapi imunisasi diantaranya imunisasi DPT-HB-HiB, BCG, MR, PCV dan Influenza
- Pemberian nutrisi yang adekuat untuk mencegah malnutrisi
- Hindari paparan polusi di dalam dan luar ruangan
- Hindari dari orang sakit batuk pilek
- Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
- Ventilasi rumah cukup
- Rajin mencuci tangan
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence