Liputan6.com, Jakarta Preeklampsia adalah suatu kondisi ketika tekanan darah ibu hamil tinggi di atas 140/90mmhg disertai dengan adanya protein dalam urine seperti disampaikan dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis fetomaternal Astrid Fransisca Padang.
Kondisi preeklampsia diawali dengan hipertensi pada ibu hamil. "Perjalanan hipertensi menjadi preeklampsia itu cuku panjang ya," katanya.
Bisa saja kondisi tersebut diawali tekanan darah tinggi sebelum hamil atau sesudah hamil biasanya di usia kehamilan di atas 20 minggu.
"Bila terdapat tren kenaikan darah, dokter akan mengontrol supaya tekanan darah tidak jadi tinggi, tetap ditahan dengan suplemen dan obat," lanjut Astrid.
Ketika ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi, hal ini akan mempengaruhi organ tubuh, seperti otak, ginjal, paru dan hati.
"Bisa masuk proses preeklampsia dimana fungsi ginjal berkurang, ditandai dengan kehadiran protein dalam urine yang diketahui lewat tes urine," kata wanita yang sehari-hari praktik di RSPI-Puri Indah Jakarta ini.
Astrid menjelaskan ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan ibu hamil mengali preeklampsia diantaranya:
- Kehamilan pertama
- Kehamilan kembar dua atau lebih
- Memiliki riwayat kehamilan dengan preeklampsia sebelumnya
- Memiliki penyakit bawaan sebelum hamil seperti diabetes
- Memiliki penyakit bawaan seperti lupus atau kelainan ginjal
- Berusia di atas 35 tahun saat hamil
- Obesitas
Lebih lanjut, Astrid menjelaskan mengenai penyebab preeklampsia sangat banyak. Namun tersering karena saat hamil hadir plasenta yang tidak bisa mengikuti pembuluh darah ibu sehingga aliran darah tidak baik.
Bisakah Mencegah Hipertensi atau Preeklampsia Saat Hamil?
"Kadang-kadang ada kondisi yang tidak bisa dicegah," kata Astrid.
Meski begitu tetap upayakan sebelum hamil dan saat hamil menjalani pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan berolahraga secara teratur untuk mencegah hipertensi dan preeklampsia.
Terpenting, saat hamil ibu harus melakukan pemeriksaan secara teratur ke fasilitas kesehatan. Sehingga diketahui ada risiko atau tidak ibu mengalami tekanan darah tinggi.
"Bila tren memperlihatkan ada tekanan darah tinggi, dokter biasanya akan memberikan askardia atau obat pengencer darah sebelum usia kehamilan 16 minggu," kata Astrid.
"Lalu, pemberian suplemen seperti kalsium, asalm folat, B12 itu juga untuk pencegahan di awal," lanjutnya.
Tanda-Tanda Bahaya Preeklampsia
Astrid mengatakan biasanya ada tiga tanda preeklampsia rentan menjadi eklampsia yakni
- Pandangan ibu hamil terganggu
- Nyeri ulu hati
- Sakit kepala dengan dominan di depan mata
"Bila muncul tanda-tanda itu, segera ke rumah sakit atau konsultasikan dengan dokter," saran Astrid.
"Sebelum eklampsia, ketika ada nyeri kepala, nyeri ulu hati, kaki bengkak, pandangan kabur itu harus diwaspadai agar tidak terjadi kejang yang membuat ibu hamil kurang oksigen atau hipoksia."
Bahaya Hipertensi dan Preeklampsia
Hipertensi bisa menyebankan terganggunya fungsi organ seperti ginjal, paru dan hati. Lalu, komposisi darah beruhan diataranya trombosit akan turun.
Lalu, hipertensi juga bisa menyebabkan ibu mengalami stroke dan plasenta copot atau lepas.
"Sementara itu pada janin, asupan nutrisi jadi kurang baik sehingga memicu bayi kurang nutrisi atau IUGR," jelas Astrid.
IUGR (Intra Uterine Growth Restriction) adalah kondisi ketika pertumbuhan janin di dalam kandungan terhambat.