Sering Masuk Angin Tapi Enggak Sembuh? Waspadai Ciri Asam Lambung Naik

1 month ago 21

Liputan6.com, Jakarta Masuk angin adalah istilah khas di masyarakat Indonesia untuk menggambarkan kondisi tubuh yang tidak enak badan. Gejalanya meliputi perut kembung, mual, meriang, dan sering bersendawa. Banyak orang mengatasinya dengan kerokan, minyak angin, atau jamu. Namun ketika kondisi ini sering berulang dan tidak kunjung sembuh, bisa jadi masalah utamanya bukan karena angin, melainkan gangguan pencernaan, khususnya asam lambung naik.

Refluks asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gangguan saat asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan iritasi dan berbagai gejala tidak nyaman. Sayangnya, banyak orang menyalahartikan gejala ini sebagai masuk angin biasa, sehingga penanganannya tidak tepat. Padahal, GERD yang dibiarkan bisa memicu komplikasi serius seperti luka lambung dan bahkan pra-kanker kerongkongan. Untuk itu, penting mengenali perbedaan antara masuk angin biasa dan tanda-tanda GERD. Berikut ini adalah ciri-ciri khas gangguan asam lambung yang sering disamakan dengan masuk angin.

Perut Kembung dan Mual yang Terus Berulang

Perut kembung dan mual memang sering dianggap gejala umum masuk angin. Namun jika hal ini terjadi hampir setiap hari, terutama setelah makan, patut dicurigai sebagai gangguan pencernaan serius seperti GERD. Asam lambung yang berlebihan dapat memicu iritasi dan membuat perut terasa begah, bahkan tanpa konsumsi makanan berat.

Menurut Mayo Clinic, perut kembung yang disertai rasa terbakar di bagian atas perut atau ulu hati merupakan tanda khas refluks. Rasa mual ini bisa semakin intens terutama setelah makan berlebihan, makanan pedas, asam, atau gorengan. Bila dibiarkan, kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan tetapi juga produktivitas harian.

Dalam jurnal World Journal of Gastroenterology (2018) disebutkan bahwa banyak pasien GERD awalnya datang dengan keluhan mual ringan dan kembung berulang, tanpa menyadari bahwa itu merupakan bentuk refluks ringan. Oleh karena itu, jika perut kembung terasa terus-menerus meski sudah diatasi dengan cara tradisional, sebaiknya periksakan kondisi ke dokter.

Rasa Panas di Dada (Heartburn) atau Nyeri Ulu Hati

Heartburn atau rasa panas yang menjalar dari perut ke dada merupakan gejala utama GERD. Rasa terbakar ini sering kali muncul setelah makan atau saat berbaring, dan sering disalahartikan sebagai “masuk angin duduk” atau "angin lambung naik". Di masyarakat kita, istilah ini kerap membuat penanganan justru salah arah.

Padahal menurut American College of Gastroenterology, heartburn terjadi karena katup antara lambung dan kerongkongan (lower esophageal sphincter) melemah, sehingga asam lambung mudah naik ke atas dan menyebabkan iritasi. Ini bisa menimbulkan nyeri menusuk di dada, yang kadang dikira gejala jantung.

Jika kamu sering merasakan nyeri ulu hati yang panas atau seperti ditekan, terutama setelah makan malam atau saat tidur terlentang, itu bukan sekadar masuk angin. Bisa jadi itu adalah sinyal bahwa asam lambungmu sedang tidak seimbang dan butuh terapi yang lebih serius.

Sendawa Berlebihan dan Rasa Asam di Mulut

Sendawa merupakan reaksi normal tubuh untuk melepaskan gas dari lambung. Tapi jika sendawa terjadi terlalu sering, bahkan saat tidak makan atau minum, ini bisa menandakan adanya tekanan berlebih di dalam perut akibat gas dan asam lambung yang naik. Kondisi ini juga kerap dibarengi dengan rasa pahit atau asam di mulut.

Dalam jurnal BMJ Open Gastroenterology (2020), disebutkan bahwa pasien GERD sering mengalami gangguan aerofagia—kondisi di mana udara tertelan berlebihan akibat stres atau kebiasaan buruk saat makan. Udara ini kemudian naik kembali bersamaan dengan asam lambung, menyebabkan sendawa terus-menerus dan tidak lega.

Rasa asam di tenggorokan dan mulut juga merupakan tanda klasik refluks asam. Jika kondisi ini sering terjadi, terutama saat bangun pagi atau setelah makan pedas, bisa jadi lambungmu sedang tidak sehat. Ini bukan lagi urusan masuk angin biasa, melainkan gangguan pencernaan yang perlu perhatian medis.

Sering Masuk Angin Setelah Telat Makan

Banyak orang mengaku masuk angin setelah telat makan, dengan gejala seperti perut kosong melilit, mual, atau tubuh terasa dingin dan lemas. Dalam dunia medis, gejala ini sangat mungkin merupakan efek dari peningkatan produksi asam lambung yang tidak diserap makanan karena lambung dalam keadaan kosong.

Menurut buku Functional Gastrointestinal Disorders oleh Douglas Drossman, produksi asam lambung akan tetap berlangsung meski tubuh tidak mendapat asupan makanan. Akibatnya, asam tersebut bisa melukai lapisan lambung dan menyebabkan rasa perih, mual, serta sensasi mirip masuk angin.

Jika kamu sering merasa tidak enak badan saat terlambat makan, dan kondisi itu hanya pulih setelah makan atau minum hangat, maka kemungkinan besar kamu mengalami gastritis atau GERD ringan. Waktu makan yang teratur dan pola hidup seimbang sangat penting untuk mencegah gangguan ini kambuh berulang.

Sering Buang Angin Tapi Tetap Kembung

Gejala lain yang sering dianggap sebagai masuk angin adalah sering kentut. Namun jika sudah buang angin berkali-kali tapi perut tetap terasa kembung dan sesak, ini bisa jadi akibat pencernaan terganggu akibat asam lambung atau ketidakseimbangan mikroba usus.

The Cleveland Clinic menjelaskan bahwa dalam kasus GERD atau dispepsia fungsional, gas dalam saluran pencernaan tidak disebabkan oleh angin luar yang “masuk”, melainkan oleh fermentasi makanan yang tidak tercerna sempurna. Hasilnya, perut terasa penuh, sesak, dan disertai gas berlebih yang tidak kunjung reda.

Jika kamu mengalami kondisi di mana buang angin terus-menerus tidak membuat lega dan perut tetap terasa “berisi”, ini bisa jadi bukan masuk angin seperti yang biasa kita pahami. Konsultasikan pada dokter untuk pemeriksaan lanjutan, seperti endoskopi atau tes H. pylori.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu mengalami gejala seperti:

  • Kembung dan mual lebih dari 2 minggu
  • Nyeri ulu hati yang sering kambuh
  • Berat badan turun tanpa sebab jelas
  • Sulit menelan atau rasa pahit di mulut
  • Masuk angin tak kunjung sembuh meski sudah kerokan/obat herbal

Segera konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam atau gastroenterologi. GERD yang tidak ditangani dengan tepat bisa menimbulkan komplikasi seperti ulkus, esofagitis, atau bahkan Barrett’s Esophagus (pra-kanker kerongkongan).

FAQ

1. Apakah semua masuk angin itu GERD?

Tidak. Namun masuk angin yang berulang dan tidak membaik dengan penanganan biasa bisa menjadi gejala awal GERD, terutama jika disertai mual, nyeri dada, atau rasa asam di mulut.

2. Apakah kerokan bisa menyembuhkan asam lambung naik?

Tidak. Kerokan hanya memberikan efek placebo atau rasa nyaman sementara. GERD memerlukan penanganan medis berupa obat dan perubahan gaya hidup.

3. Apakah asam lambung naik bisa sembuh total?

GERD bersifat kronis namun bisa dikontrol. Dengan pola makan teratur, menghindari pemicu, serta obat dari dokter, gejalanya bisa ditekan hingga tidak kambuh lagi.

4. Apa beda sakit maag dan GERD?

Maag (gastritis) adalah peradangan lambung, sedangkan GERD adalah naiknya asam lambung ke kerongkongan. Keduanya bisa terjadi bersamaan namun beda lokasi dan gejala utama.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |