Liputan6.com, Jakarta - Menjaga gula darah tetap stabil adalah kunci untuk kesehatan jangka panjang, terutama bagi mereka yang rutin mengonsumsi nasi putih.
Meski nasi putih dikenal rendah serat dibandingkan jenis nasi lainnya seperti nasi merah atau nasi hitam, Anda tetap bisa menikmatinya tanpa khawatir lonjakan gula darah jika mengombinasikannya dengan makanan yang tepat.
1. Kombinasikan Nasi Putih dengan Protein dan Serat
Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Siloam Hospitals TB Simatupang, dr. Christopher Andrian, M.Gizi, SpGK, kombinasi makanan atau food combining adalah strategi sederhana tapi efektif.
Nasi putih, yang rendah serat, dapat dipadukan dengan sumber protein seperti ayam, ikan, atau tahu, serta sayuran hijau kaya serat. Kombinasi ini membantu memperlambat penyerapan gula, sehingga energi yang dihasilkan lebih stabil.
"Ketika kita makan nasi putih bersama protein dan serat lainnya, lonjakan gula darah menjadi lebih terkendali, dan rasa kenyang bertahan lebih lama," katanya.
2. Pilih Karbohidrat yang Tepat untuk Variasi
Jika memungkinkan, variasikan konsumsi nasi dengan nasi merah atau nasi hitam. Nasi dengan warna lebih gelap memiliki kandungan serat yang lebih tinggi, sehingga dapat memperlambat kenaikan gula darah setelah makan.
Namun, jika nasi putih adalah pilihan utama, kuncinya adalah porsi yang seimbang dan pendamping makanan yang sehat.
3. Waspada pada Produk Cair dan Susu
Selain nasi, konsumsi produk cair seperti susu juga perlu diperhatikan. Dr. Christopher menyarankan untuk memilih susu yang mengandung protein dan serat tinggi, serta rendah gula sederhana seperti sukrosa atau glukosa.
"Jangan hanya fokus pada label rendah kalori. Pastikan kandungan karbohidrat sederhana tidak terlalu tinggi, karena ini dapat memicu lonjakan gula darah dan membuat kita cepat lapar," tambahnya.
4. Pentingnya Serat dalam Pola Makan
Serat adalah elemen penting untuk memperlambat pencernaan dan menstabilkan gula darah. Mengonsumsi buah-buahan utuh, sayuran, serta kacang-kacangan bersama nasi putih dapat membantu menciptakan keseimbangan nutrisi dalam tubuh.
Apakah Keturunan Diabetes Bisa Dicegah?
Selama ini, diabetes kerap dianggap sebagai penyakit yang sepenuhnya diwariskan dari orang tua. Banyak yang beranggapan, jika salah satu orang tua mengidap diabetes, anak-anaknya pasti akan mengalami hal yang sama.
Namun, menurut Christopher, pandangan ini sebenarnya keliru. Meskipun faktor genetik memang meningkatkan risiko hingga 20 persen, itu bukanlah satu-satunya penentu. Yang jauh lebih berpengaruh adalah gaya hidup seseorang. Pilihan dan kebiasaan sehari-hari memiliki peran besar dalam mencegah atau bahkan menunda kemunculan diabetes, meskipun ada riwayat keluarga.
Sebagai contoh, sesuatu yang terlihat sepele seperti kebiasaan sarapan dengan teh manis setiap hari ternyata bisa membentuk pola makan yang buruk sejak kecil. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko diabetes.
Mencegah diabetes bukanlah hal yang mustahil. Kuncinya terletak pada perubahan gaya hidup, mulai dari mengurangi konsumsi gula, mengadopsi pola makan sehat, hingga menjaga kebugaran tubuh dengan olahraga teratur.
Ingat, meski genetik memberikan pengaruh, pilihan Anda hari ini adalah investasi terbesar untuk kesehatan masa depan.