Liputan6.com, Jakarta - Diet Tiongkok yang pernah viral di media sosial menjanjikan penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu singkat. Diet ini menarik perhatian banyak orang karena metode penurunan berat badannya yang tergolong ekstrem.
Lantas, apa sebenarnya diet Tiongkok itu? Bagaimana cara kerjanya dan apakah aman bagi kesehatan?
Diet Tiongkok merupakan program penurunan berat badan yang berlangsung selama lima hari. Keunikan diet ini terletak pada pembatasan jenis makanan yang dikonsumsi setiap harinya.
Setiap hari, pelaku diet Tiongkok hanya diperbolehkan makan satu jenis makanan tertentu. Pola makan yang sangat restriktif ini menjadi ciri khas utama dari metode tersebut.
Meskipun diet Tiongkok diklaim efektif untuk menurunkan berat badan secara cepat, penting untuk memahami potensi risiko dan efek sampingnya.
Sebelum mencoba diet ini, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi agar mendapat panduan yang sesuai dengan kondisi tubuh.
Bagaimana Cara Kerja Diet Tiongkok?
Diet Tiongkok memiliki pola makan yang sangat spesifik selama lima hari. Berikut ini adalah urutan konsumsi makanan sesuai hari dalam diet Tiongkok:
- Hari 1: Telur. Sepanjang hari pertama, Anda hanya diperbolehkan mengonsumsi telur. Tidak ada batasan jumlah, tapi disarankan agar telur diolah dengan cara sehat seperti direbus atau dikukus. Metode ini bertujuan untuk mengontrol asupan kalori dalam diet Tiongkok.
- Hari 2: Cairan. Pada hari kedua diet, hanya cairan yang boleh dikonsumsi. Pilihannya meliputi air putih, teh tanpa gula, kopi tanpa gula, susu rendah lemak, atau yogurt tanpa pemanis. Makanan padat sama sekali tidak dianjurkan pada fase ini.
- Hari 3: Daging. Di hari ketiga, diet Tiongkok mengizinkan konsumsi berbagai jenis daging seperti ayam, sapi, atau seafood. Pengolahannya tetap harus sehat, misalnya dengan dipanggang, dikukus, atau ditumis tanpa banyak minyak.
- Hari 4: Buah. Hari keempat dikhususkan untuk buah-buahan. Anda boleh mengonsumsi berbagai jenis buah selama sehari penuh, sesuai prinsip diet Tiongkok yang fokus pada satu jenis makanan per hari.
- Hari 5: Sayuran. Hari terakhir dari diet Tiongkok adalah hari untuk mengonsumsi sayuran. Sayuran bisa dimakan mentah, direbus, atau dijadikan salad dengan dressing yang ringan.
Efektivitas dan Risiko Diet Tiongkok
Diet Tiongkok diklaim mampu menurunkan berat badan hingga 10 kg hanya dalam waktu lima hari.
Namun, penurunan ini umumnya bukan berasal dari lemak tubuh, melainkan dari cairan dan massa otot. Oleh karena itu, efektivitas jangka panjang dari diet ini patut dipertanyakan.
Selain itu, diet Tiongkok termasuk kategori diet ekstrem yang berisiko bagi kesehatan. Pembatasan kalori dan nutrisi yang terlalu ketat bisa menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral, kelelahan, sakit kepala, hingga gangguan pencernaan.
Dalam jangka panjang, diet seperti ini juga dapat memicu gangguan pola makan.Penurunan berat badan yang sehat dan berkelanjutan biasanya berkisar antara 0,5 hingga 1 kg per minggu.
Untuk hasil seperti ini, perubahan gaya hidup yang mencakup pola makan seimbang dan olahraga teratur jauh lebih disarankan dibandingkan diet Tiongkok.
Konsultasi dengan Ahli Gizi Sebelum Coba Diet Tiongkok
Sebelum memulai program diet apa pun, terutama yang seketat diet Tiongkok, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti dokter atau ahli gizi.
Mereka bisa membantu mengevaluasi apakah kondisi tubuh Anda cocok untuk menjalani pola makan yang ekstrem.
Ahli gizi dapat membantu Anda menyusun rencana makan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori serta nutrisi harian.
Jika Anda tertarik mencoba diet Tiongkok, pendampingan dari ahli gizi akan membantu mencegah efek samping yang tidak diinginkan dan memastikan asupan gizi tetap terpenuhi.
Ingatlah bahwa keberhasilan diet sangat bergantung pada kecocokan dengan kondisi tubuh masing-masing. Tidak semua orang akan merespons diet Tiongkok dengan hasil yang sama. Maka dari itu, penting untuk menyesuaikan program penurunan berat badan dengan pendekatan yang aman dan personal.