Kebiasaan Minum Diet Soda Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

18 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan minum diet soda memiliki kaitan dengan risiko serangan jantung dan stroke.

Seperti diketahui, beberapa perusahaan soda mengeluarkan varian diet soda dengan embel-embel nol gula sehingga diklaim aman untuk orang yang sedang menjalankan diet penurunan berat badan.

Beberapa ilmuwan mengatakan pemanis buatan pada minuman tersebut dapat memicu peradangan dan mengubah metabolisme, usus, dan pembuluh darah.

Para peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health mengatakan, pemanis tersebut dapat memicu diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol yang tidak sehat.

"Jangan anggap remeh bahwa minum minuman rendah gula dan rendah kalori yang dimaniskan secara buatan itu sehat, itu dapat menimbulkan risiko kesehatan potensial," kata Dr. Ningjian Wang, seorang peneliti di Shanghai Ninth People's Hospital di Tiongkok, dalam sebuah pernyataan mengutip The Independent, Kamis (26/6/2025).

Sebuah studi dari U.C. Irvine menemukan orang yang mengonsumsi pemanis buatan memiliki risiko 9 persen lebih tinggi untuk mengidap penyakit kardiovaskular dan risiko 18 persen lebih tinggi untuk stroke atau penyakit lainnya.

American Heart Association menemukan bahwa orang dewasa yang minum sekitar dua liter atau lebih minuman berpemanis buatan per minggu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami detak jantung tidak teratur.

"Menghindari pemanis buatan tambahan adalah hal bermanfaat dan penelitian ini membantu mendukung hal itu," kata ahli jantung kesehatan UC Irvine, Dr. Elizabeth H. Dineen.

Idol Kpop selalu dituntut untuk memiliki penampilan yang sempurna. Bahkan terkadang mereka pun harus menjalani diet ekstrem guna mendapatkan tubuh ideal. Ini makanan wajib yang ada di dalam diet kpop

Pemanis Buatan Aspartam

Beberapa pemanis buatan umum digunakan dalam makanan dan minuman kemasan. Termasuk yang digunakan dalam produk soda dari perusahaan kenamaan dunia. Yang produknya mudah ditemui di mini market bahkan warung di Indonesia.

Pemanis aspartam — yang juga dikenal luas sebagai merek Equal — dan sukralosa, atau Splenda, telah dikaitkan dengan risiko stroke dan penyakit arteri koroner yang lebih tinggi jika dikonsumsi secara berlebihan.

Aspartam juga digunakan dalam permen karet, es krim, sereal, obat batuk, dan yogurt. Aspartam 200 kali lebih manis daripada gula biasa dan telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) sebagai pemanis serbaguna pada tahun 1996.

Aspartam secara luas dikenal sebagai salah satu bahan yang paling banyak diteliti di dunia. FDA mengatakan tidak setuju dengan simpulan bahwa penelitian mendukung pengklasifikasian aspartam sebagai kemungkinan karsinogen bagi manusia.

"Bukti ilmiah terus mendukung kesimpulan FDA bahwa aspartam aman bagi masyarakat umum jika dibuat dengan praktik produksi yang baik dan digunakan dalam kondisi penggunaan yang disetujui," kata badan tersebut.

"Penilaian terhadap aspartam menunjukkan bahwa, meskipun keamanan bukan menjadi perhatian utama pada dosis yang umum digunakan, efek potensial telah dijelaskan yang perlu diselidiki melalui penelitian yang lebih banyak dan lebih baik," kata Dr. Francesco Branco dari Organisasi Kesehatan Dunia  (WHO).

Pemanis Buatan Aspartam Tingkatkan Risiko Kanker?

Bukan berarti orang tidak boleh mengonsumsinya sama sekali. Penggunaan dalam jumlah sedang seharusnya tidak menimbulkan masalah.

“Sebuah studi tahun 2022 menemukan bahwa orang yang mengonsumsi aspartam dalam jumlah lebih banyak memiliki risiko sedikit lebih tinggi secara keseluruhan untuk terkena kanker, terutama kanker payudara dan kanker terkait obesitas,” kata ahli onkologi Pusat Kanker Yayasan Lennar Orange County City of Hope, Dr. Misagh Karimi.

“Namun, tidak jelas berapa jumlah aspartam yang perlu dikonsumsi seseorang dari waktu ke waktu untuk meningkatkan risiko terkena kanker,” ucapnya.

Setop Konsumsi Minuman Manis Berlebihan

Lantas, konsumsi aspartam berapa banyak yang tergolong terlalu banyak?

“Hanya beberapa minuman dapat meningkatkan risiko Anda untuk hasil kesehatan yang negatif,” ucap Michelle Routhenstein, ahli diet terdaftar yang berbasis di New York yang mengkhususkan diri dalam penyakit jantung, mengatakan kepada Fox News Digital.

"Penelitian menunjukkan bahwa minum dua atau lebih minuman yang dimaniskan secara buatan per hari dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke," katanya.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |