Liputan6.com, Jakarta Mengenali tanda keracunan makanan kadaluarsa merupakan langkah penting untuk melindungi kesehatan diri dan keluarga. Makanan kadaluarsa adalah makanan yang sudah tidak layak konsumsi dan berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan serius. Memahami ciri-ciri dan gejala keracunannya dapat membantu Anda mengambil tindakan cepat.
Makanan yang telah melewati batas kedaluwarsa mengalami perubahan karakteristik, seperti warna, bau, rasa, dan tekstur, yang menjadi tanda keracunan makanan kadaluarsa. Kerusakan ini umumnya disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, atau kapang yang menghasilkan racun berbahaya. Mengonsumsi makanan tersebut dapat mengakibatkan berbagai gejala tidak nyaman, bahkan hingga kondisi yang membutuhkan penanganan medis.
Dalam Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia (2013) yang dipaparkan oleh Jayani, S.N. dan W.J. Pudjihardjo, disebutkan bahwa makanan kadaluarsa adalah makanan yang tidak boleh dipergunakan lagi karena telah mengalami kerusakan. Tanda-tanda kerusakan ini bisa dikenali dari perubahan warna, bau, rasa, tekstur, dan kekentalan. Penyebab kerusakan ini bisa akibat pelepasan bahan pengawet atau reaksi kimia beracun yang terkandung di dalamnya.
Berikut Liputan6.com ulas lengkap seputar tanda keracunan makanan kadaluarsa.
Mengenal Keracunan Makanan Kadaluarsa
Keracunan makanan adalah kondisi sakit yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, parasit, atau racun. Keracunan makanan kadaluarsa terjadi karena makanan yang telah melewati tanggal kedaluwarsa sudah mengalami kerusakan mikrobiologis. Mikroba yang berkembang biak di dalamnya melepaskan toksin atau racun yang berbahaya jika dikonsumsi.
Menurut Buku Pedoman Keracunan Alami & Non Alami dari Kementrian Kesehatan RI, keracunan makanan dapat terjadi melalui dua mekanisme, yaitu intoksikasi (akibat toksin bakteri) dan infeksi (akibat bakteri patogen itu sendiri).
Pada kasus makanan kadaluarsa, intoksikasi sering menjadi penyebabnya karena bakteri seperti Staphylococcus aureus atau Clostridium botulinum telah memproduksi racun di dalam makanan.
Tanda-Tanda Keracunan Makanan Kadaluarsa
Gejala keracunan makanan kadaluarsa dapat bervariasi, tergantung pada jenis bakteri atau racun yang mengkontaminasi, serta daya tahan tubuh seseorang. Gejala biasanya muncul dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Dilansir dari Mayo Clinic, berikut adalah beberapa tanda keracunan makanan kadaluarsa yang umum terjadi:
1. Mual dan Muntah
Ini adalah gejala awal yang sangat umum. Tubuh berusaha mengeluarkan racun dari sistem pencernaan melalui muntah. Mual biasanya muncul terlebih dahulu, diikuti dengan muntah.
2. Diare
Diare adalah respons tubuh untuk membersihkan sistem pencernaan dari bakteri atau racun yang masuk. Diare akibat keracunan bisa sangat parah dan berlangsung selama beberapa hari.
4. Kram dan Nyeri Perut
Bakteri dan toksin dapat mengiritasi lapisan usus, menyebabkan kram atau nyeri yang hebat di perut. Rasa sakit ini bisa datang dan pergi atau terasa konstan.
5. Demam
Keracunan makanan dapat memicu demam ringan hingga tinggi karena tubuh bereaksi terhadap infeksi. Demam sering disertai dengan rasa lemas dan tidak enak badan.
6. Sakit Kepala dan Pusing
Dehidrasi akibat muntah dan diare dapat menyebabkan sakit kepala dan pusing. Gejala ini juga bisa menjadi respons tubuh terhadap toksin yang beredar.
Kelemahan dan KelelahanSistem imun tubuh bekerja keras melawan infeksi, yang dapat menyebabkan rasa lemas dan kelelahan ekstrem.
Ciri-Ciri Makanan Kadaluarsa yang Perlu Dihindari
Sebelum gejala keracunan muncul, Anda dapat mengenali ciri-ciri fisik pada makanan yang menunjukkan bahwa ia sudah tidak layak konsumsi. Ciri-ciri ini merupakan petunjuk penting untuk menghindari keracunan.
Menurut Muchtadi, T.R. (2001) dalam bukunya Teknologi Proses Pengolahan Pangan, ciri-ciri makanan kadaluarsa dapat dikenali dari:
- Makanan Kaleng: Kaleng terlihat menggembung, penyok, atau berkarat. Terkadang, makanan di dalamnya bisa berbau busuk.
- Produk Susu: Susu atau keju yang sudah kadaluarsa akan menggumpal, berbau asam, dan memiliki tekstur yang tidak biasa.
- Daging dan Ikan: Daging atau ikan kadaluarsa akan berubah warna menjadi lebih pucat atau gelap, berlendir, dan mengeluarkan bau busuk.
- Buah dan Sayuran: Buah dan sayuran yang sudah tidak segar akan menjadi lembek, berair, dan ditumbuhi jamur.
Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Makanan
Kerusakan makanan yang menyebabkan keracunan bisa terjadi karena beberapa faktor. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu Anda dalam menyimpan dan mengolah makanan dengan benar.
- Aktivitas Mikroba: Mikroba seperti bakteri, kapang, dan khamir adalah penyebab utama kerusakan makanan. Mikroba ini dapat mengubah komposisi makanan, menghasilkan bau busuk, gas, atau lendir, dan yang paling berbahaya, menghasilkan racun.
- Suhu Penyimpanan: Suhu yang tidak tepat mempercepat pertumbuhan mikroba. Misalnya, menyimpan makanan yang seharusnya dingin di suhu ruang dapat membuatnya cepat busuk.
- Kelembaban (Aw): Kandungan air bebas dalam makanan sangat memengaruhi pertumbuhan mikroba. Makanan yang terlalu lembap atau basah sangat rentan terkontaminasi.
Kapan Harus ke Dokter?
Keracunan makanan seringkali bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi ada kondisi tertentu yang memerlukan perhatian medis segera. Anda harus segera mencari pertolongan dokter jika mengalami gejala berikut:
- Dehidrasi Parah: Tanda-tanda dehidrasi meliputi rasa haus yang ekstrem, mulut kering, urine berwarna gelap, dan penurunan frekuensi buang air kecil.
- Muntah atau Diare Berdarah: Jika muntah atau diare yang dialami mengandung darah, ini bisa menjadi tanda infeksi yang lebih serius.
- Demam Tinggi: Demam di atas 38 derajat Celsius adalah sinyal bahwa tubuh sedang melawan infeksi yang kuat.
- Gejala Neurologis: Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala seperti penglihatan kabur, otot melemah, kesemutan, atau pusing yang parah. Ini bisa menjadi tanda keracunan yang langka namun sangat berbahaya, seperti botulisme.
- Gejala yang Tidak Kunjung Membaik: Jika gejala muntah dan diare tidak membaik setelah beberapa hari, atau bahkan memburuk, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan profesional medis.
Tindakan Pencegahan dan Penanganan
Pencegahan adalah cara terbaik untuk menghindari keracunan makanan. Selalu periksa tanggal kedaluwarsa (use by atau best before) dan kondisi kemasan sebelum membeli atau mengonsumsi makanan. Jika menemukan kemasan rusak atau bau tak sedap, jangan ambil risiko untuk memakannya.
Jika Anda atau seseorang di sekitar mengalami gejala keracunan makanan, segera minum banyak air untuk mencegah dehidrasi. Jika gejala berlanjut atau parah, seperti demam tinggi, muntah berulang, atau diare berdarah, segera cari pertolongan medis.
Sumber
- Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia (Jayani, S.N dan W.J. Pudjihardjo, 2013)
- BUKU PEDOMAN Keracunan Alami & Non Alami (Kementrian Kesehatan RI), Tri maharani, dkk.
- Teknologi Proses Pengolahan Pangan (Muchtadi, T.R., 2001)
- Jurnal of Paramedical Sciences (Mirghabti, M dan K. Pourvali, 2013)
- Mayo Clinic 2025
FAQ Seputar Makanan Kadaluarsa
Apa perbedaan antara tanggal use by dan best before pada kemasan makanan?
Tanggal use by (digunakan sebelum) menunjukkan tanggal terakhir di mana makanan dapat dimakan dengan aman. Setelah tanggal ini, makanan dianggap tidak aman untuk dikonsumsi karena risiko pertumbuhan bakteri. Sementara itu, best before (baik sebelum) menunjukkan tanggal terakhir di mana makanan dapat mempertahankan kualitasnya yang optimal. Makanan setelah tanggal ini masih aman dimakan, tetapi mungkin rasanya sudah berubah atau teksturnya tidak lagi ideal.
Apakah semua makanan kadaluarsa berbahaya?
Tidak semua makanan kadaluarsa berbahaya. Makanan dengan tanggal best before yang terlewat mungkin masih aman dikonsumsi jika disimpan dengan benar. Namun, makanan dengan tanggal use by yang terlewat, terutama produk susu, daging, dan makanan laut, sangat berisiko karena dapat menumbuhkan bakteri patogen yang berbahaya.
Berapa lama gejala keracunan makanan kadaluarsa bisa muncul?
Waktu munculnya gejala keracunan makanan dapat bervariasi, mulai dari beberapa jam hingga beberapa hari setelah konsumsi. Hal ini tergantung pada jenis mikroorganisme yang mengontaminasi dan jumlahnya.
Apakah keracunan makanan kadaluarsa pada ibu hamil lebih berbahaya?
Ya, keracunan makanan pada ibu hamil bisa lebih berbahaya. Sistem imun ibu hamil cenderung lebih lemah, sehingga lebih rentan terhadap infeksi. Beberapa bakteri, seperti Listeria, bisa menembus plasenta dan membahayakan janin, menyebabkan keguguran atau komplikasi serius lainnya.
Bagaimana cara membedakan sakit perut biasa dengan keracunan makanan?
Sakit perut biasa sering kali disebabkan oleh hal-hal seperti masuk angin atau makanan pedas, dan gejalanya biasanya ringan dan singkat. Keracunan makanan, di sisi lain, seringkali disertai dengan gejala yang lebih parah dan kombinasi, seperti diare, muntah, dan demam, yang berlangsung lebih lama.
Apakah memasak makanan kadaluarsa bisa menghilangkan racunnya?
Memasak makanan kadaluarsa bisa membunuh bakteri, tetapi tidak selalu menghilangkan racun atau toksin yang sudah diproduksi oleh bakteri tersebut. Beberapa toksin, seperti yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus dan Clostridium botulinum, tahan terhadap panas dan tetap berbahaya meskipun makanan sudah dimasak.