Datang dengan Keluhan Kaki Bengkak dan Sulit Pipis Berujung Diagnosis Kanker Serviks

15 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Seorang perempuan berumur 40 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan yang tampak sederhana: kaki bengkak dan kesulitan buang air kecil. Awalnya, dia merasa dirinya sehat-sehat saja, tanpa riwayat penyakit kronis. 

Namun, setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh oleh dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, FRSPH, hasilnya sungguh mengejutkan. 

"Setelah saya periksa, karena saya internis, fungsi ginjalnya hampir nol," kata dr. Dirga kepada Health Liputan6.com di sela-sela acara Ngomongin HPV bersama MSD pada Sabtu, 26 April 2025. 

Tidak berhenti di situ, dr. Dirga pun melakukan CT Scan guna memastikan penyebab gangguan tersebut. Dari hasil pencitraan, ditemukan bahwa pasien tersebut menderita kanker serviks stadium lanjut. 

"Lokasi serviks atau leher rahim itu berdekatan dengan ginjal. Sehingga kalau kanker serviks-nya sudah lanjut, bisa mendesak organ di sekelilingnya," ujarnya.

Menurut dr. Dirga, posisi serviks atau leher rahim berada di rongga panggul yang berdekatan dengan berbagai organ vital lainnya, seperti ginjal, indung telur, hingga kandung kemih. 

Saat kanker serviks berkembang tanpa terdeteksi, ukuran tumor bisa membesar dan menekan organ-organ di sekitarnya. 

"Awalnya, kanker hanya berada di area serviks, tetapi lama-kelamaan bisa mendesak organ lain, termasuk saluran kemih, sehingga menyebabkan gangguan buang air kecil dan pembengkakan pada kaki," kata dr. Dirga.

Realita Kanker Serviks di Indonesia: Datang Saat Sudah Terlambat

Fenomena pasien baru mencari pertolongan medis saat kanker sudah mencapai stadium lanjut ternyata sangat umum di Indonesia. 

Sekitar 70 persen kasus kanker serviks baru terdiagnosis pada tahap lanjut. Gejala awal yang sering tidak disadari menjadi penyebab utama keterlambatan ini. 

Seringkali, perempuan baru menyadari ada yang salah setelah mengalami gejala berat seperti nyeri perut hebat, pembengkakan kaki, sulit buang air kecil, atau perut membesar. 

"Khas sekali di Indonesia, pasien baru datang saat keluhan sudah berat," ujar dr. Dirga.

Berapa Kasus Kanker Serviks di Indonesia? 

Data global menunjukkan bahwa setiap dua menit, satu perempuan di dunia meninggal akibat kanker serviks. Di Indonesia sendiri, lebih dari 50 perempuan meninggal dunia setiap harinya karena penyakit ini. 

"Ibaratnya, seperti ada satu pesawat jet jatuh setiap tiga hari. Kalau pesawat jatuh, pasti heboh luar biasa. Tapi ketika puluhan perempuan meninggal setiap hari karena kanker serviks, kita seolah-olah diam saja," kata dr. Dirga dengan nada prihatin. 

Kanker serviks kini menjadi kanker kedua terbanyak di Indonesia. Ini adalah ancaman nyata yang kerap luput dari perhatian banyak orang.

Apa Penyebab Wanita Terkena Kanker Serviks? 

Sebanyak 99 persen kasus kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi Human Papillomavirus (HPV)

Virus ini sangat umum, dan hampir semua orang berisiko terinfeksi sepanjang hidupnya, terutama pada usia produktif. Yang perlu dipahami, antara infeksi HPV pertama kali hingga berkembang menjadi kanker, butuh waktu 5 hingga 10 tahun. 

Inilah mengapa banyak perempuan baru mengalami kanker serviks di usia 40-an, meskipun infeksinya mungkin sudah terjadi saat mereka masih berusia 20-an atau 30-an. 

"Kalau hari ini ada yang terdiagnosis kanker serviks, kemungkinan besar virusnya sudah masuk bertahun-tahun sebelumnya," jelas dr. Dirga.

Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Serviks

Karena kanker serviks pada tahap awal hampir tidak menimbulkan gejala, deteksi dini menjadi kunci utama untuk menyelamatkan nyawa. 

Pemeriksaan seperti Pap smear secara berkala dan vaksinasi HPV dapat secara signifikan mengurangi risiko kanker serviks. 

Dr. Dirga menekankan, "Edukasi tentang deteksi dini dan vaksinasi HPV adalah investasi terbaik untuk kesehatan perempuan Indonesia." 

Read Entire Article
Helath | Pilkada |