Jangan Anggap Sepele, Kesemutan Bisa Jadi Tanda Masalah Saraf Jika Dibiarkan

11 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Menurut dokter spesialis saraf Nysia Priscilla Angga Kusuma dari RS EMC Cibitung, kesemutan yang muncul sesekali memang umum terjadi. Misalnya akibat duduk terlalu lama atau tidur dalam posisi yang menekan saraf.

“Namun, jika kesemutan muncul tanpa sebab jelas, terjadi terus-menerus, atau disertai gejala lain seperti lemas dan pusing sebaiknya segera periksa ke dokter,” jelasnya mengutip laman EMC, Sabtu, 18 Oktober 2025.

Kesemutan dalam istilah medis disebut paresthesia. Kondisi ini merupakan sensasi seperti geli, terbakar, atau mati rasa yang biasanya dirasakan di tangan, kaki, atau jari.

Dalam kasus ringan, gejala ini akan hilang setelah posisi tubuh dikoreksi dan aliran darah kembali lancar.

Namun, pada beberapa orang, kesemutan bisa menandakan adanya penyakit serius seperti gangguan saraf tepi, sirkulasi darah yang buruk, atau bahkan stroke.

Kesemutan bisa jadi cara tubuh memberi peringatan dini bahwa ada sesuatu yang tidak beres, terutama jika disertai gejala lain. Memahami penyebab dan mekanisme kesemutan penting agar seseorang bisa mengenali kapan kondisi ini perlu ditangani secara medis. 

Apa yang Terjadi Saat Tubuh Mengalami Kesemutan

Secara fisiologis, kesemutan muncul ketika ada tekanan pada saraf atau pembuluh darah, misalnya saat duduk bersila terlalu lama.

Tekanan ini menghambat aliran darah sehingga membuat sinyal saraf ke otak terganggu. Ketika tekanan dilepaskan, darah kembali mengalir normal dan otak menerima sinyal error berupa sensasi geli atau seperti ditusuk jarum.

“Sensasi kesemutan itu sebenarnya tanda bahwa tubuh sedang memulihkan diri. Tapi jika tekanan atau gangguan saraf berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan permanen,” kata Nysia.

Selain itu, gangguan pada transmisi sinyal saraf juga dapat memicu sensasi terbakar atau rasa mati rasa yang lebih lama dari biasanya.

Tanda Kesemutan Menjadi Masalah Serius

Kesemutan sesekali bisa diabaikan tapi bila sering terjadi tanpa posisi tubuh yang salah, hal ini perlu diwaspadai.

Salah satu penyebab paling umum adalah neuropati perifer, yaitu kerusakan saraf di luar otak dan tulang belakang yang sering dialami penderita diabetes, alkoholisme, atau infeksi tertentu.

“Kesemutan yang disertai kulit pucat, dingin, atau kebiruan juga bisa menandakan gangguan sirkulasi darah,” kata Nysia.

Beberapa kondisi medis lain seperti stroke, migrain berat, hingga multiple sclerosis juga dapat memunculkan gejala serupa. Jika kesemutan hanya terjadi di satu sisi tubuh atau diikuti sulit bicara dan lemas, segera cari pertolongan medis karena bisa jadi itu tanda awal stroke.

Cara Mengatasi dan Mencegah Kesemutan

Dilansir dari Cleveland Clinic, kesemutan ringan umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus dan akan hilang sendiri.

Namun, jika penyebabnya berkaitan dengan penyakit saraf atau sirkulasi darah, dokter akan memberikan terapi sesuai diagnosis mulai dari obat-obatan, fisioterapi, hingga perbaikan gaya hidup.

“Yang penting adalah mencari tahu penyebab dasarnya,” tambah Nysia.

Karena itu, penting untuk menjaga pola hidup sehat, cukup istirahat, dan menghindari posisi duduk atau tidur yang menekan saraf.

Foto Pilihan

Tenaga kesehatan Siti Nurjanah (kiri) dibantu rekan-rekannya memberikan vaksin campak kepada seorang anak dalam kampanye vaksinasi campak dari rumah ke rumah menyusul wabah di Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Senin 8 September 2025. (AP Photo/Dita Alangkara)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |