Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan dunia kesehatan semakin kompetitif, kini, reputasi dokter tidak lagi semata-mata ditentukan oleh kualitas layanan medis yang diberikan. Di era digital, kemampuan untuk menjangkau pasien melalui komunikasi strategis menjadi kunci untuk membangun kepercayaan publik, memperluas jangkauan, dan menciptakan diferensiasi dari kompetitor.
Hal ini menjadi fokus utama dalam diskusi bertajuk From Clinic to Headlines: How Could Doctors Gain the Media Spotlight? yang digelar oleh BRIEFER di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2024. Communications Lead BRIEFER, Celixa Yovanka, menyoroti pentingnya para dokter untuk memahami dan memanfaatkan komunikasi strategis sebagai alat membangun citra profesional.
“Komunikasi strategis bukan hanya alat pemasaran, tetapi juga cara untuk menunjukkan kepedulian dan kredibilitas seorang dokter kepada pasien. Ketika dokter mampu menyampaikan edukasi kesehatan secara ringan dan relevan, mereka bukan hanya membantu pasien, tetapi juga memperkuat reputasi mereka sebagai pakar di bidangnya,” ujar Celixa.
Komunikasi Berbasis Pasien: Membangun Hubungan yang Lebih Dekat
Dalam kesempatan tersebut, Celixa menjelaskan tren komunikasi berbasis pasien (patient-centric communication), di mana dokter dapat memanfaatkan platform digital untuk memberikan informasi kesehatan secara edukatif dan relevan.
Konten-konten semacam ini, lanjut Celixa, tidak hanya meningkatkan visibilitas dokter di ruang digital tetapi juga membantu menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat.
“Dokter yang mampu menyampaikan pesan kesehatan melalui media massa dengan cara yang menarik dan informatif cenderung lebih dipercaya oleh publik. Namun, keberhasilan ini membutuhkan strategi komunikasi yang dirancang dengan baik dan konsisten,” jelasnya.
Peran Media Massa Bangun Kredibilitas
Ia juga menggarisbawahi peran media massa dalam membangun kredibilitas. Berdasarkan Survei Kompas 2023, sebanyak 70,2% masyarakat masih mempercayai pemberitaan di media arus utama, seperti televisi, surat kabar, radio, dan media daring.
Sementara itu, 34,7% responden di 38 provinsi menyebutkan bahwa informasi yang disampaikan oleh tokoh atau lembaga resmi lebih dapat dipercaya.
Perspektif Praktisi: Komunikasi sebagai Bagian dari Pelayanan
Safira Khairina, seorang dokter gigi, berbagi pengalamannya dalam diskusi tersebut. Awalnya, ia menganggap bahwa public relations (PR) hanya relevan untuk rumah sakit besar. Namun, seiring waktu, ia menyadari manfaat PR dalam meningkatkan visibilitas dan reputasi, bahkan untuk klinik kecil atau individu praktisi.
“Sebagai praktisi kesehatan, kita sering kali fokus pada aspek klinis, namun lupa bahwa komunikasi yang baik juga merupakan bagian dari pelayanan. Informasi yang disampaikan dengan tepat tidak hanya meningkatkan kepercayaan pasien, tetapi juga membawa manfaat besar bagi masyarakat luas,” kata Safira.
Fleksibilitas dalam Komunikasi Strategis
Untuk mendukung para dokter dan klinik dalam menjangkau audiens yang lebih luas, BRIEFER menawarkan pendekatan komunikasi strategis yang fleksibel. Layanan seperti penulisan press release, publikasi di media massa, hingga media monitoring dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik para praktisi kesehatan tanpa harus terikat kontrak panjang.
Melalui integrasi komunikasi strategis yang tepat, dokter dapat tidak hanya meningkatkan reputasi profesional mereka, tetapi juga berkontribusi lebih besar dalam edukasi dan pelayanan kesehatan masyarakat. Di era digital ini, komunikasi yang efektif bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mendasar bagi para praktisi kesehatan untuk tetap relevan dan terpercaya.