12 Tanda dan Gejala Hipertensi, Lengkap Penjelasan Pencegahannya

4 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Hipertensi adalah kondisi tekanan darah tinggi yang sering terjadi tanpa gejala jelas. Mengenali tanda dan gejala hipertensi penting agar komplikasi serius seperti stroke dan penyakit jantung bisa dicegah.

Mengutip buku berjudul Klien Gangguan Kardiovaskular: Seri Asuhan Keperawatan (2008) oleh Mary Baradero, Mary Wilfrid Dayrit, Yakobus Siswandi, hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan konsisten di atas 140/90 mmHg.

Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan pada peningkatan tekanan darah yang hanya sekali. Tekanan darah harus diukur dalam posisi duduk dan berbaring.

Faktor risiko seperti pola makan tinggi garam dan gaya hidup kurang aktif meningkatkan kemungkinan tekanan darah naik. Dengan memahami tanda dan gejala hipertensi, penanganan lebih cepat dan tepat bisa dilakukan.

Kesadaran menjaga kesehatan membantu mencegah hipertensi. Pengenalan tanda dan gejala hipertensi memungkinkan individu mengatur pola makan, olahraga rutin, dan mengurangi stres untuk hidup lebih sehat.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang tanda dan gejala hipertensi yang penting untuk diketahui, Jumat (24/10/2025).

Promosi 1

Tanda dan Gejala Hipertensi

Menurut Triyanto, E. (2017) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Cendikia Muda Volume 3, Nomor 1, Maret 2023, gejala klinis yang dialami oleh pasien hipertensi biasanya berupa pusing, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan mimisan (jarang dilaporkan).

Gejala klinis yang lain timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial.

Hipertensi sering disebut "silent killer" karena banyak kasus berlangsung tanpa gejala yang jelas. Namun, beberapa keluhan spesifik bisa muncul, terutama jika tekanan darah sudah tinggi atau mulai menimbulkan komplikasi.

Mengenali tanda dan gejala hipertensi sangat penting agar tindakan pencegahan atau penanganan medis dapat dilakukan lebih cepat. Berikut adalah 12 tanda dan gejala hipertensi yang umum terjadi:

1. Sakit Kepala Parah

Sakit kepala yang terasa berdenyut, terutama di bagian belakang kepala atau dahi, sering menjadi pertanda tekanan darah tinggi yang mulai memengaruhi aliran darah ke otak. Keluhan ini biasanya muncul di pagi hari atau setelah aktivitas berat, dan bisa semakin parah jika hipertensi tidak segera dikontrol.

2. Sesak Napas

Jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah, sehingga paru-paru menerima oksigen lebih sedikit. Hal ini menimbulkan napas pendek atau terasa sesak, terutama saat aktivitas fisik atau saat berbaring. Jika dibiarkan, sesak napas dapat menjadi tanda awal gangguan jantung atau paru akibat hipertensi.

3. Mimisan

Pembuluh darah di hidung menjadi lebih rentan pecah akibat tekanan darah tinggi. Mimisan yang sering terjadi, sulit berhenti, atau muncul tanpa sebab jelas sebaiknya tidak diabaikan karena dapat menjadi indikasi hipertensi yang sudah memengaruhi pembuluh darah.

4. Nyeri Dada

Penurunan aliran darah dan oksigen ke jantung dapat menimbulkan rasa tertekan atau sesak di dada. Gejala ini penting diwaspadai karena bisa mengindikasikan masalah kardiovaskular serius seperti angina atau risiko serangan jantung.

5. Gangguan Penglihatan

Kerusakan pembuluh darah di retina akibat tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penglihatan kabur, ganda, atau kesulitan melihat dalam kondisi cahaya minim. Dalam beberapa kasus, hipertensi yang tidak terkontrol dapat memicu perdarahan retina, sehingga penglihatan terganggu lebih serius.

6.  Mual dan Muntah

Beberapa penderita hipertensi mengeluhkan mual atau muntah, terutama ketika tekanan darah tinggi menekan saraf atau organ pencernaan. Gejala ini bisa menjadi tanda komplikasi, seperti hipertensi berat yang memengaruhi otak atau ginjal.

7. Telinga Berdenging (Tinnitus)

Sensasi dengungan atau bunyi berdenyut di telinga sering muncul akibat perubahan tekanan darah di pembuluh darah halus. Tinnitus ini bisa bersifat sementara atau menetap, dan kadang disertai peningkatan sensitivitas terhadap suara.

8. Pusing atau Vertigo

Pusing yang muncul tiba-tiba atau berulang dapat disebabkan oleh aliran darah ke otak yang tidak stabil akibat hipertensi. Gejala ini biasanya lebih terasa saat berdiri tiba-tiba atau saat beraktivitas fisik berat, dan bisa meningkatkan risiko jatuh.

9. Mudah Lelah

Rasa lelah yang tidak wajar meskipun aktivitas ringan dapat terjadi karena jantung harus bekerja ekstra melawan tekanan darah tinggi. Kelelahan ini sering disertai penurunan stamina dan sulit berkonsentrasi dalam aktivitas sehari-hari.

10. Detak Jantung Tidak Beraturan (Aritmia)

Jantung bisa berdebar lebih cepat, berdetak tidak teratur, atau muncul sensasi "melompat-lompat". Aritmia ini menandakan stres pada sistem kardiovaskular dan bisa meningkatkan risiko komplikasi jantung jika hipertensi tidak dikontrol.

11. Darah dalam Urine

Kehadiran darah di air seni menandakan tekanan darah tinggi telah memengaruhi ginjal. Gejala ini bisa menjadi tanda kerusakan ginjal akibat hipertensi dan memerlukan pemeriksaan medis segera.

12. Kulit Memerah dan Perasaan Gelisah

Kulit wajah dan leher yang memerah, disertai rasa gelisah atau cemas, bisa menjadi gejala awal hipertensi. Kondisi ini muncul karena respon tubuh terhadap tekanan darah tinggi dan stres yang meningkat, serta sering disertai denyut jantung cepat atau napas pendek.

Krisis Hipertensi: Kondisi Darurat

Mengutip buku berjudul Hipertensiologi (2023) oleh Ardy Tanfil. T, S.Farm., M.Si. dan Apt. Yulia Rafitri Rizki, S.Farm., M.Si., gejala tekanan darah tinggi sebenarnya tidak dapat dirasakan jika seseorang menderita tekanan darah tinggi, gejala tersebut akan terasa jika seseorang telah menderita tekanan darah tinggi cukup lama dan tekanan darah tinggi telah merusak beberapa organ.

Gejala-gejala tersebut biasanya ditandai dengan sakit kepala parah, gangguan pengelihatan, hingga detak jantung yang tidak teratur.

Tekanan darah yang sangat tinggi (sistolik ≥180 mmHg atau diastolik ≥120 mmHg) disertai gejala tertentu merupakan kondisi darurat medis yang disebut krisis hipertensi.

Kondisi ini membutuhkan penanganan segera untuk mencegah kerusakan organ vital. Beberapa gejala darurat yang perlu diwaspadai meliputi:

1. Sesak Napas Parah

Napas menjadi sangat pendek atau terasa terhenti karena jantung dan paru-paru bekerja ekstra untuk memompa darah, menunjukkan stres kardiovaskular yang serius.

2. Nyeri Dada Intens

Rasa tertekan atau sakit hebat di dada menandakan aliran darah ke jantung terganggu, berisiko memicu serangan jantung.

3. Sulit Berbicara atau Cadel

Gangguan kemampuan berbicara bisa menjadi tanda stroke atau kerusakan saraf akibat tekanan darah tinggi mendadak.

4. Sakit Kepala Tiba-tiba yang Hebat

Sakit kepala ekstrem yang muncul mendadak sering menandakan tekanan darah yang sangat tinggi memengaruhi otak, berpotensi menyebabkan perdarahan otak.

5. Mimisan yang Tidak Berhenti

Pendarahan hidung terus-menerus menunjukkan pembuluh darah pecah akibat tekanan darah sangat tinggi, memerlukan penanganan segera.

6. Mati Rasa atau Kelemahan pada Satu Sisi Tubuh

Gejala ini dapat menandakan stroke atau gangguan saraf akibat tekanan darah tinggi yang merusak pembuluh darah otak.

7. Lemas atau Kehilangan Kesadaran

Tubuh menjadi sangat lemah atau bahkan tidak sadar karena otak tidak menerima pasokan darah yang cukup, kondisi ini sangat berbahaya.

8. Gangguan Penglihatan Mendadak atau Memburuk

Penglihatan tiba-tiba kabur, ganda, atau hilang sebagian menunjukkan retina atau saraf optik terpengaruh oleh hipertensi ekstrem.

Penanganan cepat pada krisis hipertensi sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kerusakan permanen pada otak, jantung, ginjal, dan mata. Kesadaran terhadap tanda dan gejala hipertensi, baik ringan maupun berat, membantu individu mengambil tindakan tepat dan menjaga kesehatan jangka panjang.

Pencegahan dan Penanganan Hipertensi

Menurut Siswati (2020) sebagaimana dikutip dalam kajian di Jurnal Berdikari Vol. 6, No. 1 Periode Juli - Desember 2023, konseling berperan penting dalam upaya mencegahnya terjadi hipertensi sejak dini dimana konseling ini dapat disebut sebagai pilar pertama untuk promosi hidup sehat, upaya pencegahan dan pengelolaan hipertensi. Konseling dibutuhkan oleh pasien yang dapat diberikan oleh petugas kesehatan.

Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal Empathy, Volume 1, No 2, Desember 2020, hipertensi dengan cara mengendalikan perilaku berisikonya, diantaranya dengan menghindari merokok, diet yang tidak sehat (kurang konsumsi sayur dan buah serta konsumsi gula, garam dan lemak berlebih), mencegah terjadinya obesitas, kurang aktifitas fisik, konsumsi alcohol berlebihan dan stress.

Berikut ini pencegahan dan penanganan hipertensi:

Pencegahan Hipertensi

1. Menjaga Pola Makan Sehat

Mengurangi konsumsi garam, gula, dan lemak jenuh serta memperbanyak sayur, buah, dan makanan berserat tinggi membantu menjaga tekanan darah tetap normal dan menurunkan risiko hipertensi.

2. Rutin Berolahraga

Melakukan aktivitas fisik ringan hingga sedang, seperti jalan kaki, senam, atau berenang minimal 30 menit sehari, membantu jantung bekerja lebih efisien dan menurunkan tekanan darah.

3. Mengontrol Berat Badan

Menjaga berat badan ideal mencegah hipertensi karena kelebihan berat badan membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

4. Mengurangi Stres

Relaksasi, meditasi, yoga, atau menjalani hobi dapat menurunkan kadar stres. Stres kronis yang tidak dikelola bisa meningkatkan tekanan darah secara signifikan.

5. Berhenti Merokok dan Batasi Alkohol

Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko hipertensi serta komplikasi jantung.

6. Rutin Memeriksa Tekanan Darah

Pemeriksaan tekanan darah secara rutin membantu deteksi dini hipertensi sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat sebelum terjadi komplikasi.

Penanganan Hipertensi

1. Perubahan Gaya Hidup

Mengadopsi pola makan sehat, rutin berolahraga, mengurangi stres, dan menjaga berat badan ideal membantu menurunkan tekanan darah dan mendukung pengobatan hipertensi.

2. Penggunaan Obat Sesuai Resep Dokter

Obat antihipertensi seperti ACE inhibitor, beta-blocker, atau diuretik menurunkan tekanan darah. Penggunaan obat harus sesuai anjuran dokter untuk hasil optimal.

3. Pemantauan Tekanan Darah Secara Rutin

Mencatat tekanan darah setiap hari atau sesuai jadwal dokter membantu memantau perkembangan kondisi dan menyesuaikan pengobatan bila diperlukan.

4. Penanganan Darurat Krisis Hipertensi

Jika tekanan darah ≥180/120 mmHg disertai gejala serius, segera hubungi layanan darurat atau rumah sakit. Penanganan cepat mencegah kerusakan permanen pada otak, jantung, ginjal, dan mata.

5. Konsultasi dan Edukasi Medis

Berkonsultasi dengan dokter secara rutin dan memahami informasi terkait hipertensi membantu pasien mengelola kondisi dengan lebih efektif serta mencegah komplikasi.

Q & A Seputar Topik

Apa itu tanda dan gejala hipertensi?

Tanda hipertensi adalah sesuatu yang bisa diamati atau diukur, seperti tekanan darah tinggi, mimisan, atau detak jantung tidak teratur. Sedangkan gejala hipertensi adalah keluhan yang dirasakan penderita, misalnya sakit kepala, pusing, sesak napas, atau mudah lelah. Mengetahui keduanya penting untuk deteksi dini.

Apa saja tanda hipertensi yang bisa diamati?

Tanda yang sering muncul antara lain tekanan darah tinggi saat diukur, mimisan, kulit memerah, detak jantung tidak teratur, dan darah dalam urine. Tanda-tanda ini dapat dilihat atau diukur oleh orang lain maupun tenaga medis.

Apa saja gejala hipertensi yang dirasakan penderita?

Gejala yang biasa dirasakan meliputi sakit kepala parah, sesak napas, nyeri dada, gangguan penglihatan, mual dan muntah, telinga berdenging, pusing, dan mudah lelah. Gejala ini bersifat subyektif dan kadang tidak selalu muncul di tahap awal.

Mengapa hipertensi disebut “silent killer”?

Hipertensi disebut “silent killer” karena sering tidak menimbulkan gejala jelas, sehingga banyak penderita tidak menyadari tekanan darahnya tinggi sampai terjadi komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, atau kerusakan ginjal.

Kapan harus waspada dan segera ke dokter?

Segera waspada dan periksakan diri ke dokter jika tekanan darah tinggi disertai gejala berat seperti sakit kepala parah mendadak, nyeri dada intens, sesak napas parah, gangguan penglihatan mendadak, mimisan yang tidak berhenti, atau mati rasa/kelemahan pada satu sisi tubuh. Ini bisa menjadi tanda krisis hipertensi yang membutuhkan penanganan darurat.

Foto Pilihan

Tenaga kesehatan Siti Nurjanah (kiri) dibantu rekan-rekannya memberikan vaksin campak kepada seorang anak dalam kampanye vaksinasi campak dari rumah ke rumah menyusul wabah di Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Senin 8 September 2025. (AP Photo/Dita Alangkara)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |