16 Tanda-tanda Dehidrasi Ringan hingga Berat, Jangan Anggap Remeh

2 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Tubuh membutuhkan cairan agar tetap berfungsi optimal. Kekurangan air dapat menimbulkan masalah kesehatan, sehingga mengenali tanda tanda dehidrasi sejak awal sangat penting.

Gejala bisa muncul perlahan atau tiba-tiba, seperti kulit kering, bibir pecah-pecah, urine pekat, atau mudah lelah. Mengetahui tanda tanda dehidrasi membantu mencegah risiko lebih serius.

Lingkungan dan aktivitas harian tentunnya memengaruhi kebutuhan cairan. Dengan memahami tanda tanda dehidrasi, tubuh tetap seimbang, bugar, dan siap menjalani aktivitas sehari-hari.

Menurut James, Nelson, & Ashwill (2018) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Pengabdian Masyarakat Volume 1, Nomor 2 Desember Tahun 2023, dehidrasi adalah kehilangan cairan dalam tubuh yang dapat mengakibatkan kekurangan cairan dan elektrolit.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang tanda tanda dehidrasi yang perlu diketahui, Selasa (16/9/2025).

Tanda-tanda Dehidrasi Ringan hingga Sedang

Dehidrasi ringan hingga sedang sering muncul dengan gejala awal yang mudah dikenali. Mengenali tanda-tanda ini penting agar segera diatasi sebelum kondisi memburuk. Berikut beberapa gejalanya:

1. Rasa Haus yang Meningkat

Tubuh secara alami memberi sinyal ketika kekurangan cairan. Rasa haus merupakan indikator pertama yang menandakan perlunya asupan air.

2. Mulut Kering dan Lengket

Kurangnya cairan menyebabkan mulut terasa kering, lidah lengket, dan produksi air liur menurun. Ini merupakan tanda klasik dehidrasi awal.

3. Kelelahan dan Lemah Otot

Penurunan energi ditandai dengan rasa lelah berkepanjangan. Otot juga bisa terasa lemah atau mengalami kram, menandakan gangguan keseimbangan elektrolit tubuh.

4. Perubahan Kulit

Kulit kering, kehilangan elastisitas, atau terasa kasar bisa menjadi petunjuk tubuh kekurangan cairan.

5. Pusing dan Sakit Kepala

Berkurangnya volume darah mengurangi suplai oksigen ke otak, yang memicu pusing atau sakit kepala ringan hingga sedang.

6. Perubahan Frekuensi dan Warna Urine

Urine yang berkurang frekuensinya dan berwarna gelap atau pekat menandakan hidrasi tubuh tidak optimal. Dalam kondisi normal, urine seharusnya berwarna bening atau kuning pucat.

7. Gangguan Kognitif dan Emosional

Seseorang dapat menjadi mudah mengantuk, sulit berkonsentrasi, sembelit, atau demam ringan. Perubahan suasana hati seperti mudah marah atau tersinggung, serta bau mulut, juga dapat muncul. Beberapa orang bahkan mengalami keinginan kuat untuk makanan manis karena tubuh mencari sumber energi cepat.

Tanda-tanda Dehidrasi Berat yang Perlu Diwaspadai

Dehidrasi berat merupakan kondisi gawat darurat yang membutuhkan penanganan medis segera karena dapat membahayakan nyawa. Menurut Alim (2012) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Media Gizi Indonesia, Vol. 12, No. 1 Januari–Juni 2017, bahaya dehidrasi diantaranya adalah penurunan kemampuan kognitif karena sulit berkonsentrasi, risiko infeksi saluran kemih dan terbentuknya batu ginjal.

Konsumsi cairan dalam jumlah yang cukup dan tidak menahan air kemih adalah cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi saluran kemih, serta menurunnya stamina dan produktivitas kerja melalui gangguan sakit kepala, lesu, kejang hingga pingsan. Kehilangan cairan lebih dari 15% akan berakibat fatal.

Beberapa tanda penting yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Rasa Haus yang Berlebihan

Penderita merasakan haus yang tidak tertahankan, karena tubuh mencoba memberi sinyal kuat akan kekurangan cairan.

2. Tekanan Darah Rendah dan Detak Jantung Cepat

Ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan tekanan darah menurun dan jantung berdetak lebih cepat atau berdebar, sebagai upaya tubuh menjaga sirkulasi darah.

3. Perubahan Pernapasan dan Keringat

Ritme napas menjadi lebih cepat, sementara produksi keringat sangat minim atau bahkan berhenti sama sekali, menandakan tubuh kehilangan kemampuan mengatur suhu dan cairan.

4. Perubahan Fisik yang Jelas

Mata tampak cekung ke dalam dan elastisitas kulit (turgor) menurun. Kulit yang dicubit tidak kembali normal dengan cepat menjadi indikator klasik dehidrasi berat.

5. Gangguan Neurologis

Pada tahap parah, penderita dapat mengalami kejang akibat ketidakseimbangan elektrolit, penurunan kesadaran, disorientasi, atau kantuk berat yang tidak biasa, menunjukkan otak tidak berfungsi optimal.

Tanda-tanda Dehidrasi pada Bayi dan Anak-anak

Dehidrasi pada bayi dan anak-anak adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Orang tua perlu mengenali tanda-tanda spesifik agar dapat mengambil tindakan cepat.

Mengutip buku berjudul Ilmu Kesehatan Anak (2000) oleh Behrman Klirgman Arvin, dehidrasi ringan mungkin hanya tampak sebagai haus dan kadang-kadang perubahan perilaku.

Pada dehidrasi sedang atau berat, fontanella anterior cekung, menunjukkan penurunan volume cairan serebrospinal, membran mukosa kering akibat kehilangan cairan transeluler, kulit tampak berkerut akibat penurunan cairan interstitial dan mata cowong akibat penurunan volume humor vitreous.

Menurut Koyfman A (2018) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 22(5), 2023, dehidrasi dapat dicegah dengan pemberian cairan yang cukup.

Pada anak di bawah dua tahun dapat diberikan air susu ibu (ASI) dengan intensitas yang sering. Selain memastikan anak minum air dengan cukup, juga dapat memberikan asupan makanan seperti buah dan sayur untuk menambah asupan cairan yang dibutuhkan.

Berikut ini tanda-tanda dehidrasi pada bayi:

1. Mengantuk dan Lesu

Bayi atau anak yang dehidrasi sering terlihat sangat mengantuk dan lesu secara tidak wajar, serta memiliki napas yang cepat.

2. Perubahan pada Mata dan Ubun-ubun

Air mata mungkin tidak keluar saat menangis, mata terlihat cekung ke dalam, dan pada bayi, ubun-ubun yang biasanya sedikit menonjol atau rata tampak cekung.

3. Mulut Kering dan Lengket

Mulut yang kering dan lidah lengket menjadi indikator mudah diamati dari kekurangan cairan tubuh.

4. Perubahan Pola Buang Air Kecil dan Kaki Tangan Dingin

Urine berwarna gelap atau popok yang tetap kering selama enam jam atau lebih menunjukkan tubuh kekurangan cairan. Kaki dan tangan yang terasa dingin dapat menandakan sirkulasi darah yang buruk, merupakan tanda dehidrasi berat pada bayi dan anak-anak.

Penyebab Umum Dehidrasi

Menurut Ardhiyona (2017) sebagaimana dikutip dalam kajian di Journal of SPORT (Sport, Physical Education, Organization, Recreation, and Training), Volume (7) Nomor 3 2023, dehidrasi disebabkan oleh beberapa faktor seperti aktivitas fisik yang berlebihan dan kebiasaan minum yang tidak tepat.

Menurut Sutarna (2021) dan N. Sari & Mirsiyanto (2020) dari sumber yang sama, dehidrasi adalah keadaan kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak diripada jumlah cairan yang masuk

Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diperoleh. Ada beberapa faktor utama yang sering menjadi penyebab kondisi ini:

1. Berkeringat Berlebihan

Keringat yang banyak akibat cuaca panas, olahraga intens, atau bekerja di lingkungan bersuhu tinggi dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan cepat. Jika kehilangan ini tidak diimbangi dengan asupan air yang cukup, dehidrasi pun mudah terjadi.

2. Diare, Muntah, dan Demam

Kondisi medis seperti diare dan muntah menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Demam juga meningkatkan risiko dehidrasi, karena tubuh mengeluarkan lebih banyak keringat untuk menurunkan suhu tubuh.

3. Kurangnya Asupan Cairan

Populasi dewasa dan lansia sering mengalami dehidrasi akibat kesulitan mendapatkan atau menelan cairan, penurunan kesadaran, atau kondisi medis tertentu yang menghambat konsumsi air. Kekurangan asupan oral menjadi penyebab utama pada kelompok ini.

4. Kondisi Medis Kronis

Beberapa penyakit kronis dapat meningkatkan risiko dehidrasi. Diabetes yang tidak terkontrol membuat tubuh memproduksi urine lebih banyak untuk mengeluarkan kelebihan gula. Penyakit ginjal dan jantung juga memengaruhi keseimbangan cairan tubuh.

5. Penggunaan Obat-obatan dan Konsumsi Alkohol

Obat-obatan tertentu seperti diuretik dan antihistamin meningkatkan pengeluaran cairan. Alkohol bersifat diuretik, menyebabkan sering buang air kecil dan mengganggu hormon yang menyeimbangkan cairan tubuh.

6. Faktor Lain

Siklus menstruasi dan diet rendah karbohidrat dapat memengaruhi kadar cairan tubuh, sehingga tubuh lebih rentan terhadap dehidrasi jika asupan cairan tidak cukup.

Q & A Seputar Topik

Apa itu dehidrasi?

Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang masuk, sehingga organ dan sistem tubuh tidak berfungsi optimal.

Apa saja tanda-tanda dehidrasi ringan hingga sedang?

Beberapa tanda awal termasuk rasa haus meningkat, mulut kering dan lengket, kelelahan, kulit kering, pusing, sakit kepala, urine pekat, serta gangguan konsentrasi dan suasana hati.

Bagaimana tanda dehidrasi berbeda pada bayi dan anak-anak?

Pada bayi atau anak, dehidrasi terlihat dari mulut kering, mata cekung, ubun-ubun cekung, popok kering lebih dari 6 jam, kaki dan tangan dingin, serta lesu atau mengantuk tidak wajar.

Apa gejala dehidrasi berat yang perlu diwaspadai?

Gejala berat meliputi haus yang tak tertahankan, tekanan darah rendah, jantung berdebar, kulit dan mata cekung, napas cepat, keringat sangat minim, kejang, penurunan kesadaran, dan disorientasi.

Bagaimana cara mencegah dehidrasi?

Pencegahan meliputi minum cukup air setiap hari, menyesuaikan asupan cairan saat cuaca panas atau berolahraga, memperhatikan kebutuhan cairan bayi dan anak, serta segera mengganti cairan yang hilang saat diare, muntah, atau demam.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |