5 Rekomendasi PDSKJI Soal Cek Kesehatan Jiwa Berkala bagi Peserta PPDS

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) wajib menjalani tes kesehatan mental secara berkala.

Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya kasus di lingkungan pendidikan kedokteran seperti yang dilakukan dokter residen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran (Unpad), PAP.

"Ini kan bisa dicegah, masalah mental, masalah kejiwaan. Sekarang Kementerian Kesehatan akan mewajibkan semua peserta PPDS yang mau masuk harus tes mental dulu dan setiap tahun," ujar Menkes Budi Gunadi di Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/4), dilansir ANTARA.

Keputusan ini disambut baik oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).

PDSKJI pun memberikan beberapa rekomendasi bagi pemerintah agar pelaksanaan tes kesehatan jiwa berkala dapat berjalan dengan baik. Rekomendasi tersebut yakni:

  1. Pelaksanaan skrining kesehatan jiwa secara berkala di seluruh institusi pendidikan kedokteran spesialis, minimal satu kali setiap tahun menggunakan wawancara klinis serta alat ukur psikologis yang tervalidasi secara ilmiah.
  2. Penerapan pendekatan edukatif dan non-stigmatisasi dalam proses pemeriksaan, guna memastikan bahwa tes ini menjadi bagian dari pengembangan profesional, bukan sebagai alat kontrol atau penilaian semata.
  3. Penyediaan layanan pendampingan psikologis dan psikiatri yang sistematis di setiap institusi pendidikan, agar peserta PPDS yang membutuhkan dukungan dapat memperoleh akses layanan yang tepat dan cepat.
  4. Menjaga kerahasiaan dan etika profesional selama proses skrining dan tindak lanjut, sesuai dengan prinsip-prinsip kedokteran dan kesehatan jiwa.
  5. Mendorong kolaborasi lintas profesi antara institusi pendidikan, organisasi profesi kedokteran, dan lembaga pemerintah untuk mendukung implementasi kebijakan ini secara berkelanjutan.

Polda Jabar ungkap adanya korban baru dalam kasus pelecehan yang dilakukan dokter residen PPDS Unpad di RSHS Bandung. Namun sejauh ini belum ada laporan resmi dari para korban.

Langkah Jaga Kualitas Dokter

Menurut Ketua Umum PP PDSKJI Prof. Dr. Andi Jayalangkara Tanra, Sp.KJ(K), PhD, kebijakan ini merupakan langkah terobosan dalam menjaga kualitas dan profesionalisme dokter sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan.

“Profesionalisme tenaga medis tidak hanya ditentukan oleh kompetensi klinis, tetapi juga kesiapan psikologis dalam menghadapi beban kerja, tantangan etik, serta tekanan emosional yang menyertai praktik kedokteran,” kata Andi dalam keterangan resmi dikutip pada Senin (14/4/2025).

Pemeriksaan kesehatan jiwa secara berkala memungkinkan deteksi dini terhadap potensi gangguan psikologis dan menjadi bagian dari sistem pendukung profesional yang sehat dan berkelanjutan.

“Kesehatan jiwa tenaga medis harus menjadi perhatian bersama, sebagai bagian integral dari sistem kesehatan nasional,” tambahnya.

Tes Kesehatan Jiwa Bukan Bentuk Penghakiman

PDSKJI yakin bahwa dokter yang sehat secara fisik dan mental dapat memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi.

“Kami meyakini bahwa dokter yang sehat secara mental akan mampu memberikan pelayanan yang lebih aman, empatik, dan berkualitas tinggi,” terang Andi.

“Dalam konteks ini, pelaksanaan tes kesehatan jiwa tidak boleh dipandang sebagai bentuk penghakiman, melainkan sebagai bagian dari sistem mutu dan pembinaan profesional yang bersifat manusiawi,” tambahnya.

Andi menyatakan, menjaga kesehatan jiwa dokter adalah bagian dari menjaga keselamatan pasien dan mutu layanan kesehatan secara keseluruhan.

“PDSKJI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis pemerintah dan institusi pendidikan dalam membangun sistem kesehatan yang lebih manusiawi, sehat, dan profesional,” jelasnya.

Tes MMPI untuk Peserta PPDS

Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menilai penting untuk melaksanakan tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory alias MMPI.

Melansir Verywell Mind, MMPI adalah alat penilaian klinis yang digunakan oleh profesional kesehatan mental untuk membantu mendiagnosis gangguan kesehatan mental seseorang.

“Nanti akan ada cek namanya MMPI, MMPI ini pemeriksaan kesehatan jiwa terlebih lagi untuk yang menggunakan obat-obat bius seperti program anestesi. Tentu ini akan kerja sama dengan kolegium pendidikan anestesi,” kata Dante di Puskesmas Kelapa Gading, Jakarta (10/4/2025).

MMPI diperlukan agar residen PPDS tidak hanya pintar tapi juga sehat secara rohani dan jasmani.

“Pencegahannya adalah melakukan tes MMPI, tes mental untuk peserta pendidikan (dokter spesialis). Tidak hanya mereka pintar, tapi mereka juga sehat secara jasmani dan rohani supaya mereka bisa menjalankan tugas dokter yang mulia itu,” harap Dante.

Dengan mental yang sehat, sambungnya, para dokter bisa menangani masyarakat dengan hati.

“Menangani masyarakat dari dalam hati dan tidak menyalahgunakan wewenang sesuai dengan janji kedokteran,” pungkasnya.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |