Liputan6.com, Jakarta - Berolahraga bukan hanya soal membentuk tubuh ideal, tapi juga memperpanjang usia. Salah satu kunci utama hidup sehat dan panjang umur adalah dengan rutin melatih dua organ vital tubuh, jantung dan paru-paru.
Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga RS EMC Kedoya dan RS EMC Sentul, dr. Anita Suryani, Sp.KO menjelaskan bahwa jantung dan paru merupakan dua organ paling penting.
Bila tidak dilatih secara rutin, fungsi keduanya akan menurun seiring bertambahnya usia. "Jantung dan paru-paru ini adalah dua organ yang paling bahaya. Kalau dia berhenti nggak mau kerja, kita juga habis masa berlakunya di dunia ini," ujar dr. Anita dalam siaran langsung Healthy Monday Liputan6.com pada Senin, 30 Juni 2025.
Jantung bertugas memompa darah dan oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan paru-paru menyalurkan oksigen untuk metabolisme. Bila tidak aktif secara optimal, kualitas hidup akan ikut menurun.
"Jantung kalau nggak berdetak satu menit saja, sudah selesai. Paru kalau lima menit nggak ambil napas, gagal napas, selesai juga," tambahnya.
Cara menjaganya? Bukan lewat suplemen mahal, melainkan olahraga rutin, terutama latihan aerobik.
Latihan Aerobik adalah Obat Panjang Umur
Latihan aerobik adalah aktivitas ritmis dan kontinu yang melibatkan otot besar serta meningkatkan denyut jantung. Contohnya antara lain:
- Jalan cepat
- Lari
- Bersepeda
- Berenang
- Naik turun tangga
- Senam aerobik
- Lompat tali
Latihan ini harus dilakukan minimal 30 menit setiap hari, atau setidaknya 150 menit per minggu. "Olahraga itu obat. Jadi kita mesti ‘menyiksa’ dua organ ini dengan resep yang benar agar fungsinya tahan lama," kata dr. Anita.
Bukan Karena Tua Jadi Berhenti Olahraga
Kesalahan umum yang sering dilakukan orang adalah menganggap usia tua sebagai alasan untuk berhenti olahraga. "Padahal, justru sebaliknya. Semakin tua, tubuh semakin butuh olahraga," ujarnya.
Di atas umur 40 tahun, fungsi otak, jantung, dan paru mulai menurun. Otot mengecil lebih cepat jika tidak digunakan. Oleh karena itu, penting untuk tetap aktif demi menjaga kebugaran dan memperlambat proses penuaan.
"Bukan gara-gara tambah tua kita jadi stop olahraga, tapi gara-gara stop olahraga badan kita tambah tua," kata dr. Anita.
Selain aerobik untuk jantung dan paru, dr. Anita menyarankan dua jenis latihan lain yang tak kalah penting:
1. Latihan kekuatan otot
Gunakan berat badan sendiri, seperti push-up, sit-up, atau plank. Cukup 7 menit sudah bisa memberikan efek signifikan jika dilakukan rutin.
2. Latihan fleksibilitas (stretching)
Fokuskan peregangan di titik yang terasa kaku atau tidak nyaman. Tahan minimal 10 detik di setiap titik agar kelenturan tubuh tetap terjaga.
"Jika kamu sudah berusia 60 tahun ke atas, tambahkan satu jenis latihan lagi, yaitu latihan keseimbangan. Contohnya, berdiri dengan satu kaki dan tahan selama 20 detik untuk mencegah risiko jatuh," tambahnya.
Olahraga Sesuai Minat
Tidak semua orang cocok dengan jenis olahraga yang sama. Dr. Anita menekankan pentingnya memilih aktivitas fisik yang sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing.
"Orang yang suka jalan jangan dipaksa lari. Yang suka sepeda jangan disuruh berenang. Sesuaikan dengan bakat dan kesukaan agar konsisten," ujarnya.