Liputan6.com, Jakarta - Menjelang kedatangan jemaah haji Indonesia gelombang kedua pada 17 Mei 2025, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau seluruh jemaah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus atau MERS-CoV.
Wabah ini masih menjadi perhatian serius, terutama bagi para tamu Allah SWT yang sedang menjalankan ibadah di Tanah Suci.
Berdasarkan informasi dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kementerian Kesehatan Arab Saudi telah melaporkan sembilan kasus terkonfirmasi positif MERS-CoV yang terjadi antara 1 Maret hingga 21 April 2025.
Kasus tersebut tersebar di wilayah Riyadh (8 kasus) dan Hail (satu kasus), dengan dua di antaranya meninggal dunia.
Dari jumlah tersebut, enam orang adalah petugas kesehatan yang tertular infeksi nosokomial saat merawat satu pasien MERS-CoV di Riyadh.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr. Mohammad Imran, menegaskan bahwa meskipun jumlah kasus tidak banyak, jemaah haji 2025 tetap harus waspada.
MERS-CoV Masih Mengintai Jemaah Haji 2025
"Meskipun kasus MERS-CoV ini tidak banyak dan terkendali di Arab Saudi, tapi para jemaah dan petugas haji harus selalu waspada," kata dr. Imran saat ditemui di KKHI Makkah pada Rabu, 14 April 2025.
Menurutnya, MERS-CoV adalah penyakit pernapasan serius yang disebabkan oleh virus corona dan ditularkan melalui kontak dekat dengan hewan terinfeksi seperti unta atau melalui droplet dari manusia ke manusia.
Gejala umum MERS-CoV antara lain demam, batuk, dan kesulitan bernapas, yang dalam beberapa kasus bisa berkembang menjadi komplikasi berat.
Tips Aman dari Kemenkes: Hindari Produk Unta dan Terapkan PHBS
Agar terhindar dari paparan MERS-CoV, Kemenkes RI melalui dr. Imran menyarankan sejumlah langkah praktis yang harus diterapkan oleh seluruh jemaah selama menjalani ibadah haji:
- Hindari kontak langsung dengan unta, termasuk aktivitas seperti berfoto, menyentuh, atau mendekati hewan tersebut di peternakan atau tempat wisata.
- Jangan minum susu unta mentah atau mengonsumsi produk olahan unta yang tidak dipastikan kebersihannya.
- Gunakan masker saat berada di tempat keramaian, terutama di area padat jemaah seperti Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan tempat ziarah.
- Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan, setelah dari toilet, dan setelah beraktivitas di luar ruangan.
- Terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti tidur cukup, makan makanan bergizi, dan menjaga kebugaran tubuh.
"Kami imbau kepada jemaah untuk memakai masker saat di tempat keramaian. Lakukan pola hidup bersih dan sehat, pelihara kebersihan tangan dengan selalu cuci tangan sebelum dan sehabis beraktivitas," ujar dr. Imran.
Dia juga mengingatkan agar jemaah yang mengalami gejala seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, atau sesak napas, segera melapor ke petugas kesehatan untuk mendapat pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
KKHI Siap Layani Jemaah yang Terindikasi Gejala Infeksi Pernapasan
Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit, KKHI di Makkah dan Madinah telah bersiaga penuh dengan tim medis dan fasilitas yang siap menangani kasus infeksi pernapasan, termasuk dugaan MERS-CoV.
"Tim kesehatan haji Indonesia selalu siaga. Jangan ragu untuk memeriksakan diri jika merasa tidak enak badan atau muncul gejala pernapasan," tambah dr. Imran.
Meskipun Arab Saudi sudah menerapkan pengawasan ketat dan pelaporan rutin terkait MERS-CoV, kesadaran dan kepatuhan jemaah dalam menjaga kesehatan menjadi kunci utama untuk mencegah penyebaran virus ini lebih luas.
Dengan mengikuti imbauan resmi dari Kemenkes dan menjaga kebersihan serta imunitas tubuh, jemaah dapat menjalankan ibadah haji dengan tenang dan aman dari risiko penyakit menular.