Bawa Tas Berat Tiap Hari Memang Gaya, Tapi Tulang Punggung Bisa Bermasalah, Kok Bisa?

1 month ago 13

Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan membawa tas dengan beban berlebih seringkali dianggap sepele, bahkan menjadi bagian dari gaya hidup modern. Namun, di balik penampilan yang trendi, tersimpan potensi risiko serius bagi kesehatan tulang punggung. Aktivitas sehari-hari seperti pergi ke sekolah, kampus, atau kantor dengan tas yang penuh barang bawaan dapat memicu berbagai masalah muskuloskeletal yang tidak disadari.

Beban berlebihan yang ditopang tubuh secara terus-menerus dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan tekanan yang tidak semestinya pada sistem tulang dan otot. Kondisi ini bukan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi juga berpotensi menyebabkan kerusakan jangka panjang pada struktur tulang belakang. Memahami mekanisme di balik masalah ini menjadi krusial untuk menjaga kesehatan punggung.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa membawa tas berat tiap hari bisa membuat tulang punggung bermasalah, gejala-gejala yang mungkin muncul, batas berat tas yang direkomendasikan, hingga tips praktis untuk mencegah dampak negatifnya. Dengan informasi yang tepat, Anda dapat tetap tampil gaya tanpa mengorbankan kesehatan tulang belakang.

Mengapa Tulang Punggung Bisa Bermasalah Akibat Membawa Tas Berat

Membawa tas yang terlalu berat secara rutin dapat menyebabkan serangkaian masalah pada tulang punggung karena beberapa mekanisme utama. Salah satunya adalah perubahan postur tubuh yang tidak disadari. 

Melansir dari Verywell Health, dijelaskan bahwa membawa tas berat terutama bila melebihi 10–15% dari berat badan dapat mengubah posisi tulang belakang, menyebabkan rasa sakit dan masalah postur. Tidak memakai kedua tali bahu atau mendistribusikan beban secara tidak merata juga memperbesar risiko tersebut. 

Ketika tas ransel terlalu berat, beban menarik tubuh ke belakang, memaksa seseorang untuk condong ke depan atau melengkungkan punggung demi mengkompensasi, mengubah postur alami mereka. Tubuh akan tampak seperti membungkuk dan sulit untuk berjalan tegak, menarik kurva alami tulang belakang keluar dari kesejajaran, terutama di punggung bawah dan leher.

Selain itu, distribusi berat yang tidak merata juga menjadi pemicu utama. Banyak orang, terutama wanita, sering membawa tas tangan di bahu yang sama setiap hari. Hal ini menyebabkan otot-otot di bahu, leher, dan punggung atas berkembang lebih dari yang lain, menciptakan ketidakseimbangan otot. 

Ketegangan otot dan ligamen juga tak terhindarkan; otot trapezius di bagian atas bahu dapat menegang dan mengalami kejang akibat beban berlebihan, menjalar ke leher dan bahu, menghambat fungsi sehari-hari.

Tekanan pada cakram tulang belakang juga merupakan konsekuensi serius. Beban berat dapat menekan cakram di antara tulang belakang, yang berfungsi sebagai peredam kejut alami tubuh. Tekanan berlebihan ini berpotensi menyebabkan cedera stres berulang, ketegangan otot, dan bahkan nyeri punggung kronis. Tekanan ini dapat menjalar hingga ligamen dan otot, memperburuk kondisi nyeri.

Terakhir, perubahan gaya berjalan (gait) juga terjadi. Gaya berjalan alami, termasuk ayunan kaki dan lengan, terpengaruh ketika membawa tas tangan atau ransel berat di satu bahu. Tubuh akan mencoba mengkompensasi berat yang tidak seimbang, mengubah cara seseorang berjalan, dan memberikan tekanan tambahan pada leher dan bahu.

Gejala Tulang Punggung Bermasalah Akibat Tas Berat

Gejala yang mungkin timbul akibat kebiasaan membawa tas terlalu berat bervariasi, mulai dari ketidaknyamanan ringan hingga kondisi yang lebih serius yang memerlukan perhatian medis. Mengutip dari Coastal Orthopedic Team, terdapat sejumlah gejala yang wajib diketahui tentang masalah tulang belakang akibat tas berat:

  1. Keluhan paling umum adalah nyeri pada punggung, leher, dan bahu. Nyeri ini seringkali terasa di punggung atas, tengah, dan bawah, serta menjalar ke leher dan bahu, menyebabkan ketegangan yang signifikan.Ketegangan otot di leher dan bahu yang berkelanjutan juga dapat menjalar dan menyebabkan sakit kepala tegang atau pusing. 
  2. Selain itu, perubahan postur tubuh menjadi salah satu indikator visual. Tubuh mungkin membungkuk ke depan atau salah satu bahu terlihat lebih tinggi dari yang lain, menunjukkan ketidakseimbangan struktural. 
  3. Kekakuan otot dan spasme juga sering dialami; otot-otot di leher, bahu, dan punggung bisa menjadi kaku dan mengalami spasme yang menyakitkan.
  4. Dalam beberapa kasus, tekanan pada saraf akibat tali tas yang ketat dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, atau kelemahan di lengan dan tangan. Seiring waktu, kekakuan otot juga dapat membatasi kemampuan untuk menggerakkan leher, bahu, atau punggung secara penuh, yang dikenal sebagai penurunan rentang gerak.
  5. Penggunaan ransel, tas, koper, tas kerja, dan dompet yang berat secara terus-menerus juga dapat menyebabkan kelemahan otot dan kelelahan berlebihan. Otot-otot yang bekerja keras untuk menopang beban dapat menyebabkan kelelahan umum, bahkan setelah aktivitas ringan.

Batas Berat Tas yang Disarankan dan Dampak Buruknya

Untuk meminimalkan risiko masalah tulang punggung, para ahli kesehatan merekomendasikan batas berat tas yang perlu diperhatikan. Menurut American Chiropractic Association, berat tas yang disarankan tidak boleh lebih dari 10 persen dari berat badan Anda. 

Beberapa sumber lain bahkan menyarankan tidak lebih dari 5% untuk tas bahu atau tas tangan karena distribusi bebannya yang tidak merata. Charla R. Fischer, seorang ahli bedah tulang belakang di NYU Langone's Spine Center, merekomendasikan membawa tas tidak lebih dari 1,3 kilogram atau sekitar 3 pon.

Kebiasaan membawa tas berat secara terus-menerus dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang yang serius. Salah satunya adalah nyeri kronis, di mana ketegangan dan tekanan berulang dapat berkembang menjadi nyeri punggung, leher, dan bahu yang persisten. 

Selain itu, perubahan struktur tulang belakang juga dapat terjadi, seperti kyphosis (postur membungkuk ke depan yang tidak normal) atau skoliosis (tulang belakang melengkung ke samping akibat ketidakseimbangan beban).

Masalah cakram tulang belakang juga menjadi risiko serius. Tekanan berlebihan dapat menyebabkan herniasi cakram (saraf terjepit) atau degenerasi dini pada cakram yang berfungsi sebagai peredam kejut. Kompresi saraf juga dapat menyebabkan nyeri menjalar, kesemutan, mati rasa, atau kelemahan pada lengan dan tangan.

Dampak jangka panjang lainnya meliputi pengapuran sendi (osteoarthritis) yang dipercepat akibat perubahan postur dan tekanan berulang, serta pengikisan kepadatan tulang yang meningkatkan risiko cedera. Kebiasaan buruk ini juga dapat mengganggu keseimbangan tubuh, meningkatkan risiko jatuh, dan secara keseluruhan menurunkan kualitas hidup.

Tips Membawa Tas Berat

Untuk mencegah masalah tulang punggung akibat kebiasaan membawa tas berat, ada beberapa tips praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Pertama, pilihlah tas yang tepat. Prioritaskan penggunaan ransel karena mendistribusikan berat secara merata di kedua bahu dan punggung. Pastikan ransel memiliki tali bahu yang lebar dan empuk untuk mengurangi tekanan. Jika ada, gunakan tali pinggang atau dada untuk mendistribusikan beban ke pinggul. Pilihlah tas berbahan ringan dan sesuaikan ukurannya agar tidak cenderung diisi berlebihan.
  2. Kedua, atur isi tas dengan cerdas. Bawa hanya barang yang benar-benar diperlukan dan pertimbangkan alternatif digital untuk buku atau dokumen berat. Letakkan barang terberat paling dekat dengan punggung dan di tengah-tengah antara tulang belikat. Manfaatkan kompartemen tas untuk mendistribusikan berat secara merata dan mencegah pergeseran isi saat bergerak.
  3. Ketiga, perhatikan cara memakai tas yang benar. Selalu gunakan kedua tali bahu pada ransel untuk distribusi berat yang simetris. Kencangkan tali bahu agar tas menempel erat di punggung dan tidak menggantung terlalu rendah, idealnya bagian bawah tas berada di atau sedikit di atas garis pinggang. Jika menggunakan tas bahu atau selempang, ganti sisi secara teratur untuk mencegah ketegangan otot di satu sisi. Pertahankan postur tubuh yang baik, berdirilah tegak dengan bahu ditarik ke belakang dan dada terangkat, hindari membungkuk.
  4. Keempat, jangan lupakan pentingnya istirahat teratur dan penguatan otot. Jika Anda membawa beban berat untuk waktu yang lama, istirahatlah secara teratur untuk mengistirahatkan punggung. Membangun kekuatan di bahu, punggung, dan otot inti dapat membuat perbedaan signifikan dalam kemampuan Anda membawa tas berat tanpa rasa sakit. 
  5. Kelima, saat mengangkat tas, tekuk lutut dan gunakan kekuatan kaki, bukan membungkuk dari pinggang. Jika nyeri punggung atau gejala lain terus berlanjut, konsultasikan dengan profesional kesehatan seperti dokter, ahli kiropraktik, atau terapis fisik untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

People Also Ask

1. Mengapa membawa tas berat bisa menyebabkan masalah tulang punggung?

Membawa tas berat dapat mengubah postur tubuh, menyebabkan distribusi berat tidak merata, menimbulkan ketegangan otot dan ligamen, menekan cakram tulang belakang, serta mengubah gaya berjalan, yang semuanya berkontribusi pada masalah tulang punggung.

2. Apa saja gejala masalah tulang punggung akibat tas berat?

Para ahli merekomendasikan berat tas tidak lebih dari 10-15% dari berat badan Anda. Untuk tas bahu atau tas tangan, batasnya bahkan lebih rendah, sekitar 5% atau tidak lebih dari 1,3 kilogram.

3. Bagaimana cara mencegah masalah tulang punggung akibat membawa tas berat?

Pencegahan dapat dilakukan dengan memilih tas yang tepat (ransel dengan tali lebar), mengatur isi tas agar berat terdistribusi merata, memakai tas dengan benar (menggunakan kedua tali bahu), menjaga postur tubuh, istirahat teratur, serta memperkuat otot inti dan punggung.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |