Liputan6.com, Jakarta Banyak orang mengira bahwa penyakit serius hanya menyerang saat usia bertambah tua. Padahal, dalam beberapa tahun terakhir, kasus penyakit kronis dan gangguan kesehatan serius justru meningkat pada kelompok usia muda, termasuk remaja hingga usia 30-an. Gaya hidup yang serba cepat, minim olahraga, serta konsumsi makanan tinggi gula dan lemak menjadi penyebab utamanya.
Anak muda cenderung mengabaikan sinyal tubuh karena merasa masih sehat dan kuat. Gejala ringan seperti sering lelah, nyeri kepala, atau gangguan pencernaan dianggap sepele dan diabaikan. Padahal, itu bisa jadi tanda awal gangguan kesehatan serius yang membutuhkan perhatian medis. Kurangnya pemeriksaan kesehatan rutin dan kesadaran terhadap pola hidup sehat memperparah kondisi ini.
Menurut berbagai jurnal kesehatan, gaya hidup sedentari dan konsumsi makanan cepat saji secara berlebihan berkontribusi besar pada risiko penyakit metabolik dan degeneratif. Tak sedikit anak muda yang mengalami hipertensi, diabetes tipe 2, bahkan kolesterol tinggi di usia 20-an. Ini membuktikan bahwa penyakit tidak lagi mengenal usia.
Artikel ini akan membahas tujuh penyakit yang sering menyerang anak muda, berikut gejala, penyebab, dan cara pencegahannya berdasarkan sumber kredibel seperti jurnal The Lancet, WHO, dan riset kesehatan dari Kemenkes RI.
1. Dispepsia atau Gangguan Lambung
Dispepsia atau sakit lambung fungsional kini menjadi keluhan umum di kalangan anak muda. Penyebab utamanya adalah pola makan tidak teratur, stres, konsumsi kafein berlebih, dan seringnya mengonsumsi makanan pedas atau asam. Gejala paling umum meliputi perut kembung, mual, cepat kenyang, dan rasa panas di ulu hati. Meskipun tidak mematikan, kondisi ini sangat mengganggu aktivitas dan produktivitas.
Penelitian dalam jurnal BMJ Open Gastroenterology menyebutkan bahwa sekitar 15–20% anak muda mengalami dispepsia akibat gaya hidup urban. Rasa nyeri lambung sering muncul saat bekerja atau begadang. Jika tidak ditangani dengan benar, dispepsia bisa berkembang menjadi GERD atau gastritis kronis.
Solusi terbaik adalah menjaga pola makan teratur, menghindari makanan pemicu, serta mengelola stres dengan baik. Konsumsi obat lambung bisa meredakan gejala, namun perubahan gaya hidup tetap menjadi kunci utama.
2. Kolesterol Tinggi
Jangan salah, kolesterol tinggi bukan hanya penyakit orang tua. Banyak anak muda memiliki kadar kolesterol LDL (jahat) yang tinggi karena sering mengonsumsi gorengan, makanan cepat saji, dan kurang olahraga. Hal ini diamini dalam studi oleh National Institutes of Health (NIH) yang mencatat peningkatan prevalensi dislipidemia pada usia 20–30 tahun.
Kolesterol tinggi dapat memicu penyumbatan pembuluh darah yang berujung pada stroke atau penyakit jantung. Yang berbahaya, kolesterol tinggi seringkali tidak menunjukkan gejala hingga terlambat. Pemeriksaan laboratorium adalah satu-satunya cara untuk mendeteksinya.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Mengurangi makanan berlemak jenuh, memperbanyak konsumsi serat, serta rutin berolahraga minimal 30 menit per hari bisa membantu menjaga kadar kolesterol tetap normal.
3. Diabetes Tipe 2
Diabetes tidak selalu menyerang orang tua. Anak muda yang sering mengonsumsi makanan tinggi gula, minuman manis, dan jarang olahraga rentan mengalami resistensi insulin yang mengarah pada diabetes tipe 2. Menurut WHO, prevalensi diabetes pada usia produktif meningkat tajam sejak dua dekade terakhir.
Gejala awal seperti sering haus, sering buang air kecil, dan mudah lapar sering diabaikan. Banyak pasien muda baru terdiagnosis setelah mengalami komplikasi seperti penglihatan kabur atau luka sulit sembuh. Padahal, jika terdeteksi dini, diabetes bisa dikendalikan.
Penting untuk mengurangi konsumsi gula tambahan, menjaga berat badan ideal, serta rajin cek kadar gula darah—minimal satu kali setahun bagi yang berisiko.
4. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Hipertensi dikenal sebagai silent killer karena sering tidak menunjukkan gejala. Namun saat ini, hipertensi tidak lagi identik dengan usia lanjut. Anak muda, terutama yang hidup dalam tekanan kerja tinggi, kurang tidur, dan sering konsumsi makanan tinggi garam, sangat berisiko.
Penelitian Journal of Hypertension menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi dini di kelompok usia 25–35 tahun. Gaya hidup modern, termasuk begadang dan stres berkepanjangan, jadi pemicunya. Gejala seperti sakit kepala, kelelahan, atau detak jantung cepat sering dianggap biasa.
Rajin cek tekanan darah, batasi konsumsi garam, dan kelola stres dengan relaksasi atau olahraga ringan bisa menjadi langkah pencegahan yang efektif.
5. Gangguan Kecemasan dan Depresi
Anak muda saat ini juga rentan terhadap gangguan mental seperti kecemasan dan depresi. Tekanan akademik, beban pekerjaan, hingga perbandingan sosial di media digital berkontribusi besar terhadap gangguan ini. Berdasarkan National Institute of Mental Health, 1 dari 3 anak muda mengalami gangguan kecemasan.
Gejalanya bisa berupa sulit tidur, cepat marah, kehilangan minat pada hal yang disukai, atau merasa tidak berguna. Gangguan mental ini berdampak langsung pada produktivitas, kualitas hidup, dan bahkan bisa mengarah ke tindakan menyakiti diri.
Penanganan bisa dilakukan melalui terapi psikologis seperti CBT, konseling, atau jika diperlukan, pengobatan oleh psikiater. Dukungan keluarga dan lingkungan sangat penting untuk proses pemulihan.
6. Anemia Defisiensi Zat Besi
Anemia juga kerap menyerang anak muda, terutama perempuan usia produktif. Penyebab utamanya adalah kurang asupan zat besi dari makanan, menstruasi berat, atau pola makan diet ekstrem. Gejalanya berupa mudah lelah, pucat, pusing, dan sulit konsentrasi.
Dalam jurnal Haematologica, disebutkan bahwa anemia ringan yang tidak ditangani bisa berdampak pada prestasi akademik dan kerja. Selain itu, anemia juga menurunkan daya tahan tubuh dan membuat seseorang lebih mudah terserang penyakit infeksi.
Untuk mencegahnya, perbanyak konsumsi makanan kaya zat besi seperti daging merah, hati ayam, bayam, dan kacang-kacangan. Suplemen zat besi bisa dikonsumsi atas saran dokter jika diperlukan.
7. Masalah Kesehatan Tulang dan Sendi
Meski identik dengan lansia, gangguan sendi dan tulang seperti nyeri punggung, skoliosis, atau saraf kejepit mulai banyak dikeluhkan anak muda. Kebiasaan duduk lama di depan layar, postur tubuh yang buruk saat belajar atau bekerja, dan jarang olahraga membuat struktur tulang melemah.
American Academy of Orthopaedic Surgeons melaporkan bahwa 60% anak muda usia 20-an pernah mengalami nyeri punggung bawah akibat postur dan gaya hidup sedentari. Kondisi ini bila dibiarkan bisa berkembang menjadi degenerasi dini pada tulang belakang.
Solusinya adalah menjaga postur tubuh, menggunakan kursi ergonomis, rutin stretching, serta olahraga beban ringan seperti yoga atau berenang untuk memperkuat otot penyangga tulang.
Kesimpulan: Anak Muda Juga Rentan Sakit, Cegah Sejak Dini
Penyakit tidak lagi mengenal usia. Flu dan batuk mungkin umum, tetapi banyak anak muda juga terancam oleh penyakit metabolik, mental, dan kronis yang dulu lebih banyak menyerang usia tua. Kurangnya kesadaran untuk menjaga pola hidup sehat menjadi faktor utama yang mempercepat kemunculan penyakit-penyakit ini.
Kunci utamanya adalah deteksi dini dan perubahan gaya hidup. Anak muda perlu lebih sadar pentingnya pola makan sehat, aktivitas fisik, tidur cukup, dan menjaga kesehatan mental. Pemeriksaan rutin juga penting dilakukan, meskipun tubuh terasa sehat.
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Mulailah dari langkah sederhana: kurangi gorengan, perbanyak air putih, olahraga rutin, dan jangan ragu berkonsultasi ke dokter saat tubuh memberi sinyal tidak biasa. Masa muda sehat, masa depan pun lebih kuat.
FAQ
1. Apakah penyakit seperti kolesterol dan diabetes bisa terjadi di usia 20-an?
Ya. Gaya hidup buruk sejak remaja seperti makan tidak sehat, kurang gerak, dan stres memicu munculnya penyakit ini di usia muda.
2. Apa saja tanda-tanda awal gangguan mental pada anak muda?
Tanda awal bisa berupa sulit tidur, mudah marah, kehilangan minat, dan perasaan tidak berharga. Jangan ragu konsultasi ke psikolog.
3. Seberapa penting medical check-up untuk anak muda?
Sangat penting. Pemeriksaan rutin bisa mendeteksi dini masalah seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, atau anemia sebelum parah.
4. Bagaimana cara sederhana menjaga kesehatan sejak muda?
Mulai dari pola makan seimbang, olahraga rutin, tidur cukup, hindari stres berlebihan, dan lakukan cek kesehatan secara berkala.