Deodoran vs Antiperspiran: Mana yang Lebih Baik untuk Atasi Keringat dan Bau Badan?

2 days ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian kalian mungkin berfikir antiperspiran dan deodoran hal yang sama, bukan? Keduanya memiliki perbedaan, loh! Meskipun keduanya mengatasi keringat terutama untuk ketiak yang mudah berkeringat. Namun, memiliki cara kerja yang berbeda. 

Jadi, apakah yang satu lebih baik dari yang lain? Dan, bagaimana kamu memilih kapan harus menggunakan antiperspiran dibanding deodoran?

Spesialis dermatologi, Lauren Zamborsky CNP, menjelaskan perbedaan antara antiperspiran dan deodoran serta apakah kamu harus menggunakan salah satunya. Sebagian kalian mungkin punya banyak pertanyaan tentang antiperspiran dengan deodoran, manakah yang lebih baik? Apa perbedaan deodoran dan antiperspirant? 

Berikut ini Zamborsky akan menguraikan cara kerja masing-masing penggunaannya untuk kamu, seperti dilansir dari Cleveland Clinic pada Rabu, 22 Oktober 2025. 

Promosi 1

Cara Kerja Antiperspiran

Antiperspiran mengurangi jumlah keringat yang dihasilkan oleh tubuh kamu. Salah satu bahan aktif utama dalam antiperspiran adalah garam aluminium, yang bisa menyumbat pori-pori pada lapisan luar kulit kamu. 

"Garam aluminium dalam antiperspiran mengurangi aliran keringat di ketiak dengan membatasi akses ada bagian atas kelenjar keringat," kata Zamborsky.

"Keringat jadi lebih sulit dikeluarkan saat garam aluminium juga berperan dalam mengurangi produksi bau, lebih sedikit keringat berarti lebih sedikit bakteri dan lebih sedikit bau yang dihasilkan," tambahnya.

Kecemasan yang mungkin kamu miliki saat menggunakan antiperspiran yang mengandung aluminium adalah risiko terkena kanker payudara.

"Diperkirakan penggunaan antiperspiran yang terlalu sering dapat menyebabkan bahan aluminium terakumulasi di kelenjar keringat dekat dengan jaringan payudara. Namun, belum ada penelitian yang menyatakan bahwa aluminium dapat menyebabkan kanker payudara," katanya.

"Pada jaringan kanker payudara yang telah diteliti, kandungan aluminiumnya tidak lebih banyak pada jaringan payudara normal," tambahnya. 

Faktanya, American Cancer Society menyebut tidak ada penelitian yang yang menghubungkan risiko kanker payudara dan penggunaan antiperspirant, hanya sedikit bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.

Perbedaan Deodoran dan Antiperspiran

Deodoran tidak berfungsi untuk menghilangkan atau mencegah keringat. Produk ini hanya menutupi dan menetralisir bau tidak sedap akibat keringat, biasanya dengan bantuan bahan seperti soda kue dan alkohol yang mampu melawan bakteri penyebab bau.

Sementara itu, antiperspiran bekerja dengan cara yang berbeda. Produk ini mengandung bahan aktif seperti aluminium yang berfungsi mengurangi produksi keringat. Inilah perbedaan utama antara deodoran dan antiperspiran.

  • Mengurangi keringat: Antiperspiran efektif menghambat keluarnya keringat, sedangkan deodoran tidak.
  • Kandungan: Antiperspiran mengandung aluminium, sementara deodoran tidak.
  • Fungsi utama: Deodoran menetralkan bau, antiperspiran mengontrol keringat.

Kedua produk ini sama-sama aman digunakan setiap hari dan tersedia dalam berbagai bentuk seperti semprot, bubuk, gel, lotion, dan roll-on.

Beberapa merek juga menawarkan versi 'kekuatan klinis' untuk perlindungan ekstra. Namun, keduanya dapat menyebabkan iritasi kulit, terutama jika mengandung parfum atau pewarna.

"Iritasi kulit dapat disebabkan oleh salah satu produk ini, terutama jika mengandung parfum atau pewarna," ujar Zamborsky.

Dia juga mengingatkan bahwa banyak orang mengoleskan deodoran atau antiperspiran setelah mencukur. Padahal, kulit setelah dicukur cenderung sensitif dan mudah teriritasi.

"Sering kali, kita mengoleskan produk ini setelah mencukur, padahal kulit sedang teriritasi. Akibatnya, bisa timbul ruam atau dermatitis kontak. Sebaiknya oleskan pada kulit yang bersih dan kering untuk mencegah hal itu," tambah Zamborsky.

Bagi kamu yang memiliki kulit sensitif, Zamborsky menyarankan untuk selalu memeriksa daftar bahan sebelum membeli produk. Pilihlah deodoran atau antiperspiran yang bebas dari pewangi dan pewarna agar kulit tetap sehat dan bebas iritasi.

Kapan Sebaiknya Menggunakan Keduanya?

Perlu dicatat bahwa beberapa produk mengandung antiperspiran dan deodoran. Namun, jika kamu ingin memisahkan deodoran dan antiperspiran, pertimbangkan juga kapan kamu menggunakannya di siang hari.

"Banyak antiperspiran yang sebaiknya digunakan di malam hari saat keringat kamu sedikit. Hal ini yang membuatnya jadi tahan lama hingga delapan jam sebelum dibilas pada pagi hari," ujarnya.

"Setelah itu, kamu bisa menggunakan deodorant di pagi hari untuk menutupi bau badan," tambahnya.

Meski terdapat beberapa perbedaan antara deodoran dan antiperspiran, tidak ada yang lebih baik dari yang lain. Semuanya tergantung pada seberapa banyak kamu berkeringat.

Foto Pilihan

Tenaga kesehatan Siti Nurjanah (kiri) dibantu rekan-rekannya memberikan vaksin campak kepada seorang anak dalam kampanye vaksinasi campak dari rumah ke rumah menyusul wabah di Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Senin 8 September 2025. (AP Photo/Dita Alangkara)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |