Fitri Atiqah Mahya, Putri Bangka Belitung yang Berpeluang Jadi Pembawa Baki Paskibraka Nasional 2025

1 month ago 16

Liputan6.com, Jakarta - Hingga pagi ini, 17 Agustus 2025, siapa yang akan bertugas sebagai Pembawa Baki di Paskibraka Nasional 2025 masih menjadi tanda tanya. Bahkan, kelompok mana yang akan mengibarkan dan menurunkan Sang Saka Merah Putih di Istana Negara pun belum diumumkan.

Namun, seperti tradisi Diary Paskibraka Liputan6.com, kami selalu menghadirkan daftar anggota yang berpeluang menempati posisi bergengsi tersebut. Kali ini, sorotan tertuju pada wakil Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fitri Atiqah Mahya.

Jika benar terpilih, Atiqah akan mencatat sejarah. Dia akan menjadi putri pertama dari Bangka Belitung yang berhasil menduduki posisi penting sebagai Pembawa Baki di Paskibraka Nasional.

"Aku lumayan sering dilatih jadi Pembawa Baki selama di Cibubur. Enggak tahu persis berapa kali, tapi mungkin sekitar lima kali,” ujarnya saat berbincang dengan Diary Paskibraka Liputan6.com belum lama ini. Meski begitu, dia menyadari bahwa semua anggota putri mendapat kesempatan yang sama.

"Aku optimis dan berdoa saja," tambah Paskibraka 2025 yang memiliki hobi menari ini.

Mimpi Menjadi Paskibraka Nasional 2025 Menjadi Nyata

Atiqah adalah siswi SMAN 2 Tanjung Pandan, Belitung. Momen menjadi Paskibraka Nasional 2025 baginya adalah mimpi yang sejak lama dia pupuk.

"Dulu cuma bisa lihat di TV kakak-kakak paskibraka mengibarkan bendera. Keren banget, rasanya itu jadi impian semua paskibraka. Karena enggak semua orang bisa ada di sini," kata gadis kelahiran Batam itu.

Keinginannya tak muncul begitu saja. Dia terinspirasi dari sang ibu dan kakaknya yang pernah menjadi anggota Paskibraka di tingkat provinsi.

Dari sanalah semangat itu tumbuh, bahkan menjadi pijakan untuk cita-citanya yang lebih besar. "Aku ingin lanjut ke Akpol," katanya penuh keyakinan.

5 Kali Dilatih sebagai Pembawa Baki Paskibraka Nasional 2025

Selama pelatihan di Cibubur, Atiqah lebih dari lima kali dipercaya untuk membawa baki. Tugas ini bukan hal sepele. Dia dituntut untuk tetap tenang, fokus, dan penuh tanggung jawab.

Tantangan lain yang dia rasakan adalah soal kedisiplinan. "Belum terbiasa bangun jam 4 pagi. Kalau di rumah biasanya jam 6 dan enggak olahraga. Di sini harus disiplin, bangun pagi dan olahraga rutin," katanya sambil tertawa kecil.

Meski berat, semua proses itu dijalaninya dengan tekad kuat. Tantangan demi tantangan ditempuh hingga akhirnya dia bisa merasakan manisnya perjuangan.

Kini, Atiqah berdiri tegak di Ibu Kota sebagai salah satu putri terbaik bangsa. Dari latihan keras, dia belajar arti kedisiplinan, keteraturan, dan kerja keras.

Dengan langkah pasti, Atiqah tak hanya siap mengibarkan Sang Saka Merah Putih di Istana Negara, tetapi juga membawa harapan baru bagi Bangka Belitung.