Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban dan berbagi daging, termasuk daging sapi, kambing, domba, atau kerbau.
Namun, momen berbagi ini bisa terganggu jika konsumsi daging tidak bijak, salah satunya akibat serangan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
GERD atau penyakit refluks asam lambung merupakan salah satu masalah pencernaan yang bisa muncul akibat pola makan yang salah, termasuk saat Idul Adha 2025.
"Kami temui sekitar 20 persen kasus pasien dengan sakit maag yang menjalani endoskopi ternyata mengalami GERD," ujar Akademisi sekaligus Praktisi Klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Minggu, 8 Juni 2025.
Penyebab utama GERD saat Idul Adha adalah konsumsi daging kurban berlebihan dalam waktu singkat.
Kandungan lemak tinggi pada daging, apalagi jika dimasak dengan santan dan bumbu pedas, dapat memperlambat pengosongan lambung dan melemahkan klep antara lambung dan kerongkongan.
Oleh karena itu, mengetahui cara makan yang tepat sangat penting untuk mencegah keluhan GERD saat Idul Adha.
Gejala GERD yang Perlu Diwaspadai
Hal ini memicu aliran balik asam lambung ke atas yang menyebabkan gejala seperti nyeri dada (heartburn), regurgitasi, mulut terasa pahit, serta kembung dan sering sendawa.
"Lemak yang berlebihan menyebabkan pengosongan lambung menjadi lambat dan klep lambung melemah, sehingga isi lambung mudah naik ke kerongkongan," kata Prof. Ari.
Selain itu, kebiasaan langsung tidur setelah makan daging juga memperburuk kondisi ini.
Menurut Prof. Ari, langsung tidur setelah makan akan memudahkan isi lambung termasuk asam lambung berbalik arah ke kerongkongan.
Beberapa gejala khas GERD yang perlu diwaspadai, antara lain:
- Dada terasa panas seperti terbakar (heartburn)
- Makanan atau cairan terasa naik kembali ke kerongkongan (regurgitasi)
- Mulut terasa pahit
- Perut kembung dan sering sendawa
- Nyeri ulu hati
- Batuk kronis atau radang tenggorokan berkepanjangan
Gejala-gejala ini kerap disalahartikan sebagai gangguan jantung, padahal sebenarnya disebabkan oleh naiknya asam lambung.
Cara Mencegah GERD saat Idul Adha
Agar momen Idul Adha tetap nyaman dan perut tidak bermasalah, berikut beberapa tips dari Prof. Ari Fahrial Syam:
- Hindari makan daging berlebihan dalam waktu singkat. Konsumsilah daging dalam porsi wajar dan perlahan.
- Kombinasikan dengan sayur dan buah. Serat dari sayuran membantu pencernaan dan mengurangi risiko refluks.
- Jangan konsumsi daging bersamaan dengan jeroan. Hindari kombinasi daging dengan usus, hati, paru, atau otak yang tinggi kolesterol dan lemak.
- Tunggu minimal 2 jam sebelum tidur. Setelah makan daging, beri waktu tubuh mencerna sebelum berbaring.
- Hindari makanan pemicu seperti pedas, asam, santan, dan berminyak.
- Jauhi minuman pemicu GERD. Termasuk kopi, alkohol, soda, serta makanan manis seperti coklat dan keju.
"Pada pasien yang memang sudah mengalami GERD, konsumsi daging berlebih dan langsung tidur menyebabkan panas di dada pada 4 dari 5 kasus," ujar Prof. Ari.
Tetap Nikmati Idul Adha dengan Sehat
Daging kurban memang penuh gizi, mengandung protein dan lemak hewani yang dibutuhkan tubuh untuk membangun dan memelihara sel.
Namun, mengonsumsinya secara bijak adalah kunci agar tubuh tetap sehat selama libur panjang Idul Adha.
"Mudah-mudahan dengan memperhatikan dampak dari mengonsumsi daging, kita dapat melalui Hari Raya Idul Kurban ini tetap dalam keadaan sehat," pungkas Prof. Ari.
Jangan biarkan GERD merusak momen spesial bersama keluarga dan kerabat. Jaga pola makan, hindari makanan pemicu, dan pastikan tubuh tetap aktif agar Idul Adha 2025 jadi momen yang berkesan tanpa gangguan pencernaan.