Dari Trek Lari ke Street Style: Evolusi Abu-Abu yang Mewakili Banyak Cerita

9 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Warna abu-abu mungkin bukan pilihan paling mencolok dalam spektrum warna, tapi justru di situlah letak kekuatannya. Tenang, netral, namun penuh karakter—abu-abu telah menjelma jadi pernyataan gaya yang autentik dan tak lekang oleh tren. Hal inilah yang menjadi inspirasi utama koleksi sport apparel dan sneakers terbaru New Balance yang dirilis sepanjang bulan Mei 2025 dalam rangkaian Grey Days 2025.

Lebih dari sekadar selebrasi warna, Grey Days tahun ini mengangkat semangat “greatness speaks in presence, not volume”—mengajak semua orang untuk berbicara lewat karya dan gaya, bukan lewat keramaian. Di balik palet abu-abu yang kalem, ada pesan kuat tentang konsistensi, karakter, dan keberanian menjadi diri sendiri.

Nostalgia Bertemu Teknologi

Salah satu rilisan yang mencuri perhatian adalah seri sneakers 530 dengan warna-warna seperti Moonbeam, Grey Matter, dan Slate Grey. Terinspirasi dari sepatu lari era 2000-an, desainnya memadukan siluet retro dengan sentuhan modern. Upper-nya dibuat dari mesh sintetis yang ringan dan breathable, lengkap dengan overlay bergaya layered yang mempertegas kesan throwback, tanpa mengorbankan kenyamanan.

Teknologi bantalan pada midsole tetap menjadi prioritas. Dengan fitur ABZORB, pengguna bisa merasakan sensasi empuk dan support maksimal saat melangkah. Ditambah outsole berbahan karet sintetis dengan grip yang kuat, sepatu ini bisa jadi pilihan tepat untuk aktivitas sehari-hari—dari city walk, naik MRT, hingga hangout sore di kafe favorit.

Abu-Abu Sebagai Simbol Otentisitas

Bagi Sports Brand Marketing General Manager MAP Active Martina Harianda Mutis, warna abu-abu bukan sekadar estetika, melainkan pernyataan otentik.

"Kami ingin Grey Days bukan cuma peluncuran produk, tapi jadi pop culture movement yang berdampak bagi komunitas olahraga, seni, musik, hingga film,” ujarnya dalam acara peluncuran yang digelar di salah satu mal di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ajakan untuk tampil otentik ini juga menggandeng sutradara Joko Anwar sebagai kolaborator inspiratif.

“Bagi saya, abu-abu itu seperti film yang saya buat. Tidak mencolok, tapi menyampaikan banyak hal. Seperti Pengabdi Setan yang tidak perlu banyak jumpscare tapi tetap menghantui lewat sisi psikologis karakter,” ungkap Joko.

Dari Trek Lari ke Gaya Hidup Urban

Perjalanan warna abu-abu sebagai identitas produk olahraga dimulai sejak tahun 1980-an, ketika mayoritas sepatu lari masih didominasi warna putih. Abu-abu hadir sebagai alternatif yang lebih tahan kotor, menyerupai warna aspal, dan bisa dipakai ke mana saja tanpa terlihat mencolok. Kini, abu-abu justru menjadi warna yang dicari karena fleksibilitas dan kesan understated yang chic.

Koleksi tahun ini mencakup model-model klasik dan baru, dari 1000 series hingga 1080v14 yang menggunakan teknologi Fresh Foam X, memberikan kombinasi empuk dan responsif saat berlari.

Sementara itu, 1906 Loafer hadir sebagai highlight: sepatu loafers bergaya formal yang dirancang dengan kenyamanan seperti sneakers, menjadi favorit para kolektor dan tersedia dalam jumlah terbatas.

Komunitas Berlari & Budaya Urban

Rangkaian acara Grey Days juga melibatkan komunitas dengan kegiatan seperti Grey Run, yang berlangsung 10 Mei lalu di kawasan Sudirman dan SCBD. Diikuti oleh komunitas lari NBRC dari berbagai penjuru Jakarta, acara ini tidak hanya menampilkan fun run 5K dan sprint 100 meter, tapi juga pertunjukan musik dari Diskoria dan Jevin Julian—menyatukan energi sport dan street culture dalam satu momen.

Dalam budaya urban yang makin beragam, abu-abu menjadi warna yang mengakomodasi banyak narasi: tenang namun kuat, sederhana namun signifikan. Barangkali, itulah esensi sebenarnya dari gaya hidup modern—tidak perlu berteriak untuk didengar, cukup hadir dengan karakter. Seperti warna abu-abu, yang terus relevan dan selalu punya tempat, baik di lintasan lari, ruang seni, hingga jalanan kota.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |