Jangan Takut! YKPI Tegaskan Banyak Pasien Kanker Payudara Tetap Hidup Sehat Setelah Kemoterapi

9 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Kanker payudara menjadi salah satu jenis kanker yang paling umum di Indonesia, dengan banyak pasien mengalami penolakan atau denial terhadap kondisi kesehatan mereka. Penolakan ini bukan hanya karena ketidakpercayaan terhadap diagnosis dokter, tapi juga dipengaruhi oleh rasa sakit, minimnya informasi, serta faktor budaya dan keluarga. Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Linda Amalia Sari, menjelaskan, banyak pasien yang dapat hidup sehat setelah menjalani kemoterapi.

Ketakutan yang berlebihan sering kali menjadi penghalang bagi pasien untuk menerima kenyataan. Citra menakutkan tentang kanker payudara, seperti rambut rontok dan tubuh lemah, sering kali diperkuat oleh media. Linda, mengatakan,"Orang kemoterapi juga, nggak meninggal, banyak." 

Hal ini menunjukkan bahwa banyak pasien yang tetap bisa beraktivitas seperti biasa meskipun menjalani pengobatan. Kurangnya informasi juga menjadi faktor penyebab denial. Banyak perempuan tidak menyadari bahwa kanker payudara pada stadium awal biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. 

Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin seperti SADARI (Periksa Payudara Sendiri) setiap bulan. "Sebulan, dua bulan, tiga bulan, nggak kemana-mana, dia di situ-situ aja, kita harus segera SADANIS (Periksa Payudara Klinis)," tambahnya.

Faktor Keluarga dan Budaya

Denial tidak hanya dialami oleh pasien, tapi juga sering terjadi pada anggota keluarga. Beberapa pasien memilih untuk menyembunyikan kondisi mereka karena takut ditinggalkan pasangan atau malu menghadapi reaksi keluarga. 

Dalam beberapa kasus, keluarga menjadi pihak yang mengalami denial, seperti yang pernah dialami oleh seorang pasien yang tidak diizinkan suaminya untuk menjalani pengobatan. Kasus ini menunjukkan bahwa perempuan sering kali tidak memiliki suara dalam keputusan kesehatan mereka sendiri.

Faktor budaya dan dominasi keluarga menjadi tantangan besar dalam penanganan kanker payudara. "Keluarga justru menjadi pihak yang mengalami denial," ujar Linda. Hal ini dapat menghambat pasien untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

Kendala Biaya dan Akses

Biaya pengobatan juga menjadi salah satu alasan penundaan atau pengabaian pengobatan. Bagi pasien yang tinggal di daerah dengan fasilitas kesehatan terbatas, transportasi ke rumah sakit rujukan bisa menjadi kendala tambahan. 

"Dokter di daerah bahkan sampai membantu ongkos pasien agar mereka tetap bisa datang untuk berobat," kata Linda.

Denial yang berlangsung lama dapat memperburuk kondisi kanker. Linda mengingatkan bahwa perbedaan waktu dua minggu saja dapat mengubah kondisi kanker. Jika ditunda berbulan-bulan, kanker bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya, membuat penanganan menjadi lebih sulit.

Upaya YKPI Mengatasi Denial

YKPI berupaya mengatasi masalah denial dengan melakukan pelatihan pendampingan bagi pasien kanker payudara. Pendamping akan membantu pasien memahami kondisi mereka dan tetap semangat menjalani pengobatan. Tim YKPI bahkan mendatangi rumah pasien untuk membujuk mereka agar segera berobat.

Dalam proses pendampingan, keluarga juga diajak berdiskusi. YKPI melibatkan para penyintas kanker payudara dalam kegiatan edukasi, sehingga pasien dapat melihat contoh nyata bahwa pengobatan dapat berhasil. Cara ini dinilai lebih mudah diterima oleh pasien yang masih takut.

Kanker payudara dapat menyerang siapa saja, namun dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, harapan untuk sembuh semakin besar. Penting bagi setiap wanita untuk memahami tanda-tanda awal kanker payudara dan melakukan pemeriksaan secara rutin.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |