Kemenkes: Anak Laki-Laki Bakal Dapat Vaksinasi HPV

19 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Anak laki-laki di bawah 15 tahun di Indonesia bakal mendapatkan imunisasi vaksin Human Papilloma Virus (HPV). Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus yang yang bisa menyebabkan kanker serviks (leher rahim).

"Nanti kita akan memulai vaksinasi HPV kepada anak laki-laki, jadi bukan hanya perempuan saja," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi pada temu media secara daring, Jumat, 13 Juni 2025.

Pemberian vaksinasi HPV pada semua anak laki-laki usia 11 dan 12 tahun (kelas 5 dan 6 SD) rencananya dilakukan pada tahun 2028-2030. Sehingga nantinya tersebut bukan hanya anak perempuan tapi juga laki-laki mendapatkan imunisasi HPV.

"Kami mengingatkan bahwa vaksinasi atau imunisasi HPV akan diberikan kepada anak perempuan dan laki-laki," katanya.

Pemberian vaksinasi HPV akan dilakukan dalam program Bulan Imuniasi Anak Sekolah (BIAS). Selain anak yang bersekolah formal, program ini juga menyasar pada anak-anak di luar sekolah.

"Untuk mengidentifikasi anak di luar sekolah, bakal dilakukan kooridnasi atanra dinkes dengan dinas sosial atau institusi lain atau dengan pengumpulan data manual di lapangan,"kata Nadia.

Kanker Serviks, Satu-Satunya Kanker yang Bisa Dicegah

Kanker serviks adalah satu-satunya kanker yang bisa dieliminasi atau dihilangkan melalui imunisasi. Karena itu, imunisasi itu juga perlu diberikan kepada laki-laki, mengingat risiko penularan HPV melalui hubungan seksual.

"Kita nggak pernah tahu kapan infeksi virus itu terjadi dan infeksi HPV itu biasanya berupa kutil-kutil saja yang kadang-kadang mungkin tidak merasakan bahwa kutil itu bisa di kulit, bisa juga di organ kemaluan kita, baik pada perempuan dan laki-laki," kata Nadia.

Apabila terjadi hubungan seksual dalam kondisi seperti itu, lanjutnya, maka berisiko saling menginfeksi pasangan seksual. 

Skrining HPV

Skrining dengan DNA HPV juga penting, karena dengan demikian dapat melihat apakah seseorang berisiko terkena kanker serviks.

Maka dari itu, pada perempuan usia 30-69 tahun akan skrining dengan metode tes HPV DNA untuk mengetahui ada tidaknya virus penyebab kanker serviks.

Angka Kematian Kanker Serviks Lebih dari 50 Persen

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker terbanyak yang ditemukan pada perempuan di Indoensia. Menurut data Data Globocan pada 2022, dari 408.661 kasus kanker baru di Indonesia, 9 persen adalah kanker leher rahim.

Pada tahun itu ada 36 ribu kasus kanker serviks baru dengan angka kematian 20.708.

"Ini artinya lebih dari 50 persen kasus berakhir dengan kematian, yang disebabkan karena ditemukan pada stadium lanjut," kata Nadia.

Berbeda halnya bila kanker serviks ditemukan saat lesi prakanker atau stadium awal, maka akan kesembuhan lebih besar. Maka dari itu, penting bagi perempuan yang sudah aktif secara seksual untuk melakukan pemeriksaan tes HPV secara rutin. 

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |