Liputan6.com, Jakarta - Setiap tahun, Hari Ayah Sedunia diperingati pada hari Minggu ketiga bulan Juni. Di tahun 2025 ini, momen penuh makna tersebut jatuh pada 15 Juni, menjadi kesempatan istimewa bagi anak-anak di seluruh dunia untuk menunjukkan rasa cinta dan terima kasih kepada pria yang telah menjadi pelindung, pengarah, sekaligus sahabat dalam hidup mereka—ayah.
Tak seperti Hari Ibu yang kerap dirayakan dengan lebih meriah, Hari Ayah sering kali terasa lebih sunyi. Padahal, kontribusi ayah dalam perjalanan hidup anak tak kalah penting. Ia mungkin bukan sosok yang banyak bicara, tapi ia ada—dalam diamnya yang penuh makna.
Lebih dari Sekadar Figur Kepala Keluarga
Ayah bukan hanya pencari nafkah atau pengambil keputusan dalam rumah tangga. Dalam perjalanan tumbuh kembang anak, ayah sering kali menjadi role model pertama, sosok yang diteladani dalam hal nilai, keberanian, dan integritas.
“Ayah, kamu adalah orang pertama yang aku datangi saat aku punya pertanyaan atau butuh saran. Terima kasih karena selalu menjawab,” tulis salah satu pesan Hari Ayah yang banyak dibagikan secara daring, dikutip dari laman NDTV.
Bagi sebagian orang, peran ayah bahkan tak selalu datang dari sosok biologis. Ada yang mendapat dukungan dari paman, kakek, ayah tiri, atau figur pria dewasa lain yang selalu hadir saat dibutuhkan.
“Terima kasih telah menjadi batu karang keluarga kami dan selalu mengutamakan kami,” tulis salah satu ucapan yang menyentuh, menggambarkan kehadiran ayah sebagai fondasi utama dalam rumah tangga.
Rayakan dengan Cara Sederhana Tapi Bermakna
Setiap keluarga tentu memiliki cara sendiri dalam memperingati Hari Ayah. Ada yang memberikan hadiah, memasak makanan favorit ayah, atau sekadar menghabiskan waktu bersama sambil berbincang ringan.
Bagi sebagian lainnya, hari ini menjadi momen untuk mengirimkan pesan-pesan sederhana yang menyentuh hati, seperti:
“Selamat Hari Ayah untuk ayah paling keren di dunia! Jangan khawatir, kami setuju denganmu… sebagian besar waktu.”
“Ayah, kamu bukan hanya ayahku, tapi juga pahlawanku. Aku sangat mencintaimu!”
“Semoga Hari Ayah yang menyenangkan untuk pria yang selalu menjadi penyemangat terbesarku. Sayang kamu, Ayah!”
Kata-kata mungkin terdengar sederhana, tetapi sering kali membawa dampak yang besar bagi ayah—sosok yang sering kali lebih pandai memendam ketimbang mengekspresikan rasa.
Bukan Sekadar Perayaan, Tapi Pengingat
Hari Ayah sejatinya bukan sekadar perayaan, tapi juga pengingat bahwa peran ayah penting untuk terus diapresiasi. Dalam era yang semakin menuntut kesetaraan peran pengasuhan, ayah juga semakin banyak terlibat dalam hal-hal domestik dan emosional, mulai dari mengganti popok hingga hadir di acara sekolah anak.
Sayangnya, peran ini sering kali luput dari sorotan. Padahal, menurut berbagai studi, kehadiran aktif seorang ayah berdampak signifikan pada perkembangan emosional dan sosial anak, termasuk rasa percaya diri, kestabilan emosi, dan kemampuan menjalin relasi.
Jadikan Hari Ayah Sebagai Awal untuk Lebih Dekat
Jika selama ini hubungan dengan ayah terasa kaku atau berjarak, Hari Ayah bisa menjadi momen untuk mulai memperbaiki komunikasi. Tidak harus lewat kalimat panjang—cukup kirim pesan, ajak makan bersama, atau ucapkan “Terima kasih, Ayah.”
Dan bagi mereka yang sudah kehilangan sosok ayah, hari ini bisa menjadi momen mengenang kembali nilai-nilai yang telah ia tanamkan. Bahwa meski raganya telah tiada, warisan kasih sayangnya tetap hidup di hati dan tindakan anak-anaknya.
Hari Ayah Sedunia bukan hanya tentang kado dan kata-kata manis. Ini adalah waktu untuk menyadari bahwa di balik semua peran ayah—yang sering diam, tapi selalu ada—terdapat cinta yang tidak kalah besarnya dari ibu. Maka di 15 Juni ini, luangkan waktu untuk berkata jujur dari hati: Terima kasih, Ayah. Karena tanpamu, aku takkan jadi seperti sekarang.