Liputan6.com, Jakarta Jawa Tengah mencatat 3,2 juta penduduk di wilayahnya telah melakukan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang berjalan secara nasional per 10 Februari 2025. Angka tersebut menempatkan Jawa Tengah ranking satu dalam peserta CKG terbanyak secara nasional.
8,2 juta penduduk Indonesia telah lakukan CKG per 11 Juni 2025, Jawa Tengah menyumbang 3,2 juta warganya lakukan Cek Kesehatan Gratis. Meski tinggi, angka tersebut dirasa masih jauh dari total penduduk Jawa Tengah yang mencapai 38,2 juta.
"Pencapaian 3,2 juta nampak tinggi tapi kalau dibandingkan jumlah penduduk masih jauh dari 38 juta," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah dokter Yunita Dyah Suminar dalam konferensi pers capaian dan temuan Cek Kesehatan Gratis pada Kamis, 12 Juni 2025 secara daring.
Sejak awal program tersebut digaungkan, Yunita menyambut baik lantaran sebagai bentuk promotif preventif kesehatan. Langkah awal yang dilakukan Jawa Tengah adalah memastikan informasi mengenai Cek Kesehatan Gratis sudah dipahami oleh tenaga kesehatan puskesmas. Ia pun memastikan bahwa teman-teman nakes di puskesmas sudah memahami hal tersebut.
"Cek teman-teman di puskesmas. Lalu, sering rapat koordinasi dengan puskesmas serta melakukan sosialisasi karena (puskesmas) sebagai provider harus paham dulu," kata Yunita.
Jemput Bola Lewat Program Speling
Lalu, program CKG juga selaras dengan program dari provinsi tersebut yakni layanan Dokter Spesialis Keliling atau Speling. Dalam program tersebut para dokter spesialis langsung jemput bola datang ke balai desa untuk menjamah warga desa.
Meski ragu pada awal menjalankan program tersebut, siapa sangka program Speling didukung oleh 361 rumah sakit di Jateng.
"Ketika melakukan edukasi dan advokasia, ternyata didukung 360-an rumah sakit daerah dan swasta di Jata Tengah," kata Yunita.
Libatkan Ormas, Perusahaan dan Komunitas
Yunita pun membeberkan inovasi Jawa Tengah dalam meningkatkan cakupan CKG yakni dengan melibatkan organisasi masyarakat seperti PKK.
"Ibu-ibu PKK luar biasa ya mendukung program ini," tuturnya.
Selain itu, CKG tak cuma dilakukan di puskemas, tapi langsung jemput bola ke titik-titik tertentu termasuk perusahaan. Ada banyak perusahaan di Jawa Tengah, tiap-tiap perusahaan diminta untuk melakukan mapping pada karyawan. Lalu, tim nakes akan datang untuk menyesuaikan dengan jadwal perusahaan tersebut.
"Kalau di perusahaan harus manut soal waktu yang ditentukan dan jumlahnya," tutur Yunita.
Komunitas-komunitas yang ada di Semarang juga didekati untuk melakukan CKG. Termasuk para driver ojek online yang ternyata juga antusias melakukan pemeriksaan kesehatan.
"CKG komunitas ini sangat mendukung ya," tutur Yunita semangat memberitahu inovasi di wilayahnya.
Contoh lain yang dilakukan Jawa Tengah adalah menggunakan momentum perkumpulan untuk melakukan pemeriksaan ksehatan. Seperti pada April 2025, momentum Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) ke-5 Komunitas Driver Elf Mania Indonesia (KDEMI) untuk memperkuat kesehatan masyarakat, di antaranya melalui program layanan kesehatan dan Dokter Spesialis Keliling (Speling).
Aktif Lakukan Evaluasi
Dinas Kesehatan Jawa Tengah juga aktif melakukan monitoring capaian hasil Cek Kesehatan Gratis. Pada wilayah kabupaten atau kota yang rendah bakal diajak untuk berdiskusi.
"Tiga kabupaten/kota yang capaian CKG ternedah akan dilakukan komunikasi. Karena kadang-kadang ada yang miss (terlewat) yang menjadi kebijakan pusat. Jadi, harus dipastikan semua sampai ke puskesmas," katanya.