Lansia Suka Masak, Dokter: Bagus untuk Asah Kemampuan Mengingat dan Cegah Demensia

1 week ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Anak kerap melarang orangtua yang sudah lanjut usia (lansia) untuk melakukan aktivitas fisik dan kegiatan harian seperti memasak.

Padahal, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi RS EMC Sentul, dr. Novaria Puspita, Sp.KFR, AIFO-K., mengatakan bahwa aktivitas harian seperti memasak adalah hal yang baik untuk menjaga kemampuan otak.

Demensia itu gangguan fungsi ingatan yang mengganggu kehidupan. Bisa bikin lupa sudah makan atau belum dan lupa lokasi rumah. Ada tahapannya dari ringan ke yang lebih lanjut. Ada gangguan perilaku, gelisah, emosi tidak terkontrol,” kata Novaria dalam Healthy Monday bersama Liputan6.com, Senin (26/5/2025).

“Cara mengasahnya (ingatan), harus tetap aktif biar tidak mudah lupa, banyak anak bilang ‘ibu nggak boleh masak, nggak boleh apa’ biarin aja yang penting aman,” tambah Novaria.

Guna memastikan lansia tetap aman saat memasak, maka keadaan dapur harus diperhatikan. Pastikan tidak licin, penempatan alat dan bahan mudah dijangkau serta aman.

“Kalau beraktivitas itu bagus, memicu kognisi jadi baik. Masak itu kan prosesnya mikir mau masak apa, bahannya apa saja, langkah-langkahnya bagaimana, itu menstimulasi (otak).”

Seiring bertambahnya usia, menjaga kesehatan dan kualitas hidup menjadi semakin penting, terutama bagi para lansia. Di Indonesia, di mana jumlah penduduk usia lanjut terus meningkat, memahami rahasia hidup sehat dan berkualitas menjadi kunci untuk me...

Pastikan Aktivitas Lansia Tak Terlalu Berat

Alih-alih melarang lansia untuk beraktivitas, para anak lebih disarankan mengatur aktivitasnya agar tak terlalu berat.

Novaria memberi contoh, kegiatan memasak mencakup berbagai langkah mulai dari penyiapan bahan hingga penyajian. Untuk mengurangi beban kerja lansia, anak-anak bisa membantu beberapa langkahnya, misalnya saat iris-iris bahan atau saat penyajian.

“Jangan terlalu berat, food preparation (persiapan makan) kita bantu, agar masak jadi tidak terlalu lama. Jadi, lansia tetap dapat kesenangan memasak, tapi energinya masih terukur nggak berlebihan.”

“Tanya lansia, mau masak apa, mau aktivitas apa hari ini. Kalau yang terlalu berat setop, harus ada remnya,” paparnya.

Olahraga dan Aktivitas Lainnya

Selain memasak dan aktivitas harian, olahraga juga penting untuk dilakukan secara rutin oleh lansia. Pasalnya, kemampuan berpikir akan teregenerasi dengan aktivitas fisik.

Meski begitu, perlu dipastikan bahwa pilihan olahraganya sesuai. Jika lansia dalam keadaan bugar, maka boleh berenang dan bersepeda, sambil memastikan keamanannya.

“Olahraganya intensitas ringan sampai sedang seperti jalan cepat, tai chi, light dance, senam ringan, senam lansia, senam osteoporosis. Pada yang sehat bisa 30 menit hingga 1 jam. Bagi yang rentan, 30 menit itu bisa dibagi, 15 menit pagi, sore 15 menit, harus tetap aktif.”

“Banyak juga game untuk lansia, menulis, membaca, interaksi sosial. Interaksi sosial tuh membangun kognitif loh. Anak cucu bertemu rutin, bisa telepon, video call, ikut pengajian. Makin didiemin makin mundur (kemampuan otaknya),” tutup Novaria.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |