Dokter Anak Bongkar Mitos Minum Susu 2 Liter Sehari, Ini Bahayanya!

1 day ago 21

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menarik perhatian publik saat menceritakan tentang kebiasaan minum susu 2 liter sehari yang dilakukan kedua putranya sejak kecil, sehingga tinggi badan mereka kini mencapai 181 cm dan 185 cm.

"Minum susunya diwajibkan sama ibunya dari kecil sampai SMA kelas 2, wajib. Bahkan, saat masa pertumbuhan, anak saya yang kecil itu minum susu 2 liter sehari. Jadi, tulangnya besar-besar, makanya tubuhnya tinggi," ujar Dadan dalam acara Peluncuran Pembangunan 1.000 SPPG Pesantren di Bangkalan, Jawa Timur.

Namun, benarkah konsumsi susu sebanyak itu diperlukan agar anak bisa tumbuh tinggi dan sehat?

Dokter Spesialis Anak sekaligus Konselor Pemberi Makan Bayi dan Anak (PMBA), dr. Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A, secara tegas membantah klaim tersebut dan menjelaskan bahaya minum susu berlebihan.

"Kalau kita lihat secara ilmiah, jumlah dua liter susu per hari itu tidak masuk akal untuk kebutuhan anak," kata dr. Ian dalam diskusi media "Anak Generasi Masa Kini dan Susunya, Panduan untuk Orangtua" dalam merayakan Hari Susu Sedunia.

Kenapa Minum Susu 2 Liter Sehari Itu Mitos?

Dia menjelaskan bahwa kebutuhan susu anak sangat tergantung pada usia dan berat badan mereka.

Misalnya, bayi berusia 5 bulan dengan berat 7 kilogram hanya membutuhkan sekitar 140-160 ml susu per kilogram berat badan per hari. Jika dihitung, bayi tersebut hanya perlu sekitar 1.050 ml susu dalam sehari, jauh dari angka dua liter.

Selanjutnya, saat bayi beranjak usia 6-9 bulan, kebutuhan susunya berkurang menjadi sekitar 800 ml sehari karena sebagian kebutuhan gizinya sudah mulai dipenuhi dari makanan pendamping ASI (MPASI).

Di usia 9-12 bulan, kebutuhan susu semakin turun menjadi sekitar 600 ml, dan anak di atas 12 bulan hanya dianjurkan minum susu sebanyak 300-450 ml per hari.

Bahaya Minum Susu Berlebihan

Tidak hanya tidak realistis, konsumsi susu dalam jumlah besar justru bisa berdampak buruk.

Dalam Panduan Pencegahan Primer Obesitas Anak (2014), disebutkan bahwa konsumsi susu lebih dari 480 ml per hari untuk anak usia di atas 1 tahun berisiko memberikan energi ekstra yang tidak diperlukan tubuh dan meningkatkan risiko obesitas.

"Makanya saya selalu edukasi kepada orangtua agar maksimal memberikan 450 ml susu per hari pada anak di atas 1 tahun," tambah dr. Ian.

Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan serius yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis di masa depan, mulai dari diabetes hingga gangguan jantung.

Selain risiko obesitas, dr. Ian juga menyoroti dampak lain dari konsumsi susu berlebihan, yaitu menghambat penyerapan zat besi.

Zat besi adalah mineral penting yang berperan dalam pembentukan sel darah merah dan meningkatkan kecerdasan anak.

"Susu mengandung kalsium tinggi yang bisa menghambat penyerapan zat besi jika dikonsumsi bersamaan atau berdekatan waktunya," ujar dr. Ian.

Oleh sebab itu, pemberian susu sebaiknya tidak berbarengan dengan makanan atau suplemen yang kaya zat besi, agar penyerapan nutrisi ini tetap optimal.

Bagaimana Cara Memberikan Susu yang Benar?

Untuk bayi usia 0-6 bulan, kata dr. Ian, ASI atau susu formula adalah satu-satunya sumber nutrisi yang dibutuhkan.

Pada masa ini, susu bisa diberikan sesuai kebutuhan berat badan bayi, biasanya sekitar 140-160 ml per kilogram berat badan per hari.

Ketika anak mulai menginjak usia 6 bulan ke atas, makanan pendamping ASI mulai diperkenalkan, dan porsi susu bisa dikurangi secara bertahap sesuai kebutuhan.

"Di atas usia satu tahun, konsumsi susu sebaiknya dibatasi maksimal 450 ml per hari. Ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral tanpa risiko berlebihan," kata dr. Ian.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |