Thailand Umumkan Sekolah Online Imbas Lonjakan COVID-19, 65.880 Kasus Baru dan 3 Kematian

2 days ago 21

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Thailand mengumumkan penutupan sementara sekolah dan kembali menerapkan pembelajaran online setelah lonjakan kasus COVID-19 terjadi di penghujung Mei 2025.

Dalam kurun waktu 25–31 Mei 2025, tercatat sebanyak 65.880 kasus baru dan 3 kematian akibat infeksi SARS-CoV-2.

Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, Somsak Thepsuthin, menyatakan bahwa angka tersebut menandai titik puncak kasus COVID-19 di Thailand tahun ini, namun masyarakat tetap diminta untuk waspada karena penularan masih cukup tinggi.

"Meski penyebaran virus SARS-CoV-2 telah melewati puncaknya, warga, terutama kelompok berisiko tinggi, tetap harus mengenakan masker dan rajin mencuci tangan karena tingkat infeksi mingguan masih tinggi," ujar Somsak dalam konferensi pers pada Senin, 2 Juni 2025.

Salah satu sekolah yang terdampak langsung adalah Bangkaew Demonstration School di Provinsi Samut Prakan.

Sekolah tersebut memutuskan untuk menutup kegiatan belajar mengajar selama tiga hari, mulai 4 hingga 6 Juni 2025, karena meningkatnya kasus COVID-19 di kalangan siswa berisiko tinggi.

Selama masa penutupan, pihak sekolah menginstruksikan siswa untuk belajar secara daring dan menyelesaikan tugas secara mandiri dari rumah.

Pembelajaran tatap muka dijadwalkan akan kembali normal pada 9 Juni 2025. "Kami minta siswa, guru, dan staf tetap menjaga kesehatan, menghindari area berisiko tinggi, serta disiplin menerapkan protokol pencegahan COVID-19," tulis pengumuman resmi sekolah yang dirilis pada Senin.

Usia 30–39 Tahun Paling Banyak Terinfeksi COVID-19

Data dari Departemen Pengendalian Penyakit menunjukkan bahwa kelompok usia 30 hingga 39 tahun menjadi yang paling banyak terinfeksi dengan 12.403 kasus, diikuti usia 20–29 tahun sebanyak 10.368 kasus, dan usia 60 tahun ke atas sebanyak 9.590 kasus.

Somsak menegaskan bahwa meski angka kematian tergolong rendah, penyebaran COVID-19 masih terus berlangsung dan diperkirakan akan berlanjut selama musim hujan.

Dia mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga jarak fisik dan tidak menyepelekan gejala ringan. "Pemerintah telah menyiapkan rumah sakit dengan obat-obatan, fasilitas, dan tenaga medis yang memadai untuk menghadapi potensi lonjakan," kata Somsak.

Varian JN.1 Dominasi, Penyebaran Lebih Cepat

Data terbaru dari Departemen Ilmu Kedokteran Thailand mengungkapkan bahwa dari Januari 2024 hingga awal Mei 2025, varian Omicron JN.1 menjadi varian dominan di Thailand dengan persentase 63,92%, sedangkan varian XEC menurun drastis menjadi 3,07%.

Meski varian baru ini tidak menyebabkan gejala yang lebih parah, para ahli memperingatkan bahwa kecepatannya dalam menyebar lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya.

"Kami terus memantau evolusi varian COVID-19. Masyarakat sebaiknya tidak panik, tapi tetap waspada," ujar seorang pejabat dari Departemen Ilmu Kedokteran seperti dikutip Nation Thailand pada Selasa, 3 Juni 2025.

Total Kasus COVID-19 Thailand 2025 Capai 211 Ribu

Hingga 27 Mei 2025, total kasus COVID-19 di Thailand tahun ini telah mencapai 211.717 kasus dengan 51 kematian. Antisipasi dan pencegahan terus digencarkan untuk menekan angka penularan di tengah aktivitas masyarakat yang mulai kembali normal.

Pemerintah Thailand mengimbau masyarakat untuk tidak lengah dan terus melindungi anggota keluarga yang rentan, terutama lansia, dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, termasuk saat berada di tempat umum.

Vaksinasi Flu Digencarkan  

Selain COVID-19, pemerintah Thailand juga mengantisipasi penyebaran influenza yang biasanya meningkat selama musim hujan.

Tahun ini, Kementerian Kesehatan telah menyediakan 6 juta dosis vaksin flu gratis yang diprioritaskan untuk kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Jumlah ini meningkat dari 4,5 juta dosis pada 2024.

Somsak menjelaskan bahwa saat ini kasus flu memang menunjukkan tren penurunan, namun kelompok usia 5 hingga 9 tahun masih menjadi penyumbang kasus terbanyak, sementara lansia di atas 60 tahun berisiko mengalami komplikasi fatal.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |