Mengenal Sleeping Beauty Syndrome, Kelainan Seksual yang Disebut Mirip Perilaku Seksual Dokter PPDS Unpad

3 days ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Kasus kekerasan seksual yang dilakukan residen Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS Anestesi Unpad memicu pembahasan soal somnophilia atau sleeping beauty syndrome.

Menurut konselor dan seks edukator dari Asosiasi Seksologi Indonesia, Febrizky Yahya, somnophilia adalah penyimpangan seksual yang membuat pengidapnya terangsang dan ingin berhubungan seksual pada seseorang yang tidak sadar dan tidak mampu memberikan respons.

Somnophilia termasuk dalam kelainan atau gangguan seksual tipe Predatory Paraphilia.

"Kenapa predatory? Soalnya biasanya orang dengan gangguan ini juga menyerang orang lain untuk meraih kepuasan seksualnya. Beda sama fetish pada benda mati, enggak ada tindakan pelecehan pada orang lain secara langsung,” jelas konselor yang akrab disapa Eby setelah dikonfirmasi Health Liputan6.com, Kamis (10/4/2025).

Apa Penyebab Sleeping Beauty Syndrome?

Terkait penyebab sleeping beauty syndrome, Eby menyampaikan bahwa belum terlalu banyak penelitian khusus soal itu. Namun, kebanyakan pakar berpendapat bahwa orang yang terobsesi secara seksual pada orang yang tidak sadar biasanya mengalami masalah obsesi pada dominasi dan kontrol.

“Pelaku merasa memegang kontrol atau mendominasi penuh jika lawannya adalah orang yang sedang tidak sadar dan tidak bisa melawan,” terang Eby

“Isu ini bisa terjadi karena trauma masa kecil, gangguan kepribadian, dan pengalaman traumatik di masa lalu, dan bahkan pada suatu kasus terjadi karena adanya trauma pada otak akibat benturan,” tambahnya.

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran menjatuhkan sanksi tegas kepada 10 senior pelaku perundungan terhadap mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis, dua di antaranya termasuk Dosen atau Konsulen, bahkan dipecat.

Sleeping Beauty Syndrome Umumnya Terjadi Sejak Kecil

Lebih lanjut, Eby menjelaskan, umumnya somnophilia terjadi sejak kecil, tapi baru terlihat ketika menginjak usia remaja.

“Gangguan ini udah ada mostly (kebanyakan) dari kecil, cuma baru kelihatan mulai remaja.”

Meski begitu, belum ditemukan penelitian kualitatif pada pelaku somnophilia dengan menggali masa kecil mereka. Namun secara umum, anak-anak yang berpotensi mengidap penyimpangan seksual dapat menunjukkan tanda dengan melakukan hal-hal berikut:

  • Kesulitan mengendalikan emosi dan keinginannya (diluar normal dan tidak sesuai dengan tahap perkembangan).
  • Kurangnya kemampuan empati sesuai tahap usia.
  • Pernah menjadi korban pelecehan seksual yang tidak diintervensi atau diterapi.
  • Terpapar oleh pornografi terlalu dini dan kecanduan pornografi.
  • Pada kasus yang lebih ekstrem, bisa melakukan pelecehan seksual pada saudari atau keluarganya saat mereka sedang tertidur.

Bagaimana Terapi dan Penanganan Pengidap Sleeping Beauty Syndrome?

Orang dengan kelainan seksual sleeping beauty syndrome harus mendapat penanganan dan terapi yang tepat.

“Terapi yang dilakukan harus berbagai cara, mulai dari CBT (Cognitive behavioral therapy), hypnotherapy, group therapy, orgasm reconditioning (dilakukan oleh sex therapist), dan jika perlu ditambahkan terapi obat-obatan psikiatri,” jelas Eby.

Kelainan ini pun tidak bisa didiagnosis sembarangan. Perlu bantuan psikiater atau psikolog untuk menegakkannya.

“Tentunya yang mendiagnosa hanya boleh dilakukan psikiater dan atau psikolog, khususnya yang mendalami bidang seksologi yang kompeten dalam menangani kasus penyimpangan seksual,” ucap Eby.

Apakah Sleeping Beauty Syndrome Bisa Dihilangkan Sepenuhnya?

Sleeping beauty syndrome adalah kondisi yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Namun, terapi dan kontrol yang baik dapat membantu.

“Hilang sepenuhnya mungkin tidak, namun dikontrol dengan terapi seperti yang dijelaskan di atas,” tutup Eby.

Seperti diketahui, kasus residen PPSD Anestesi Unpad terjadi di  Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada pertengahan Maret lalu. Dokter residen ini melakukan tindak kekerasan seksual pada pendamping pasien. Sebelum melakukan aksinya, ia membius korban hingga tak sadarkan diri.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |