Neurolog: Siapa pun yang Punya Otak Bisa Kena Stroke, Termasuk Kucing

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang bisa mengalami stroke. Bukan hanya lanjut usia, stroke juga bisa menyerang bayi bahkan hewan. Kasus stroke pada bayi sempat ditangani langsung neurolog dari RS Mayapada Kuningan, Zicky Yombana Babeheer.  

"Stroke hanya pada usia tua, benar nggak? Pasien saya yang termuda bayi umur 27 hari stroke, kok bisa? Ada gangguan di otak," kata Zicky dalam acara World Stroke Day 2025: OMRON’s Call for Early Detection di Jakarta pada Rabu, 22 Oktober 2025.

"Jadi, siapa pun yang punya otak, punya risiko stroke. Bahkan, kucing saya pernah stroke, saya enggak bohong, beneran," tambahnya.

Stroke pada bayi, lanjut Zicky, bisa terjadi karena berbagai faktor. Khusus pada kasus yang ditangani Zicky, ini terjadi akibat gangguan bekuan darah. Ini membuat darah menjadi kental dan untuk mengetahui bayi stroke atau tidak memang terbilang sulit.

"Bayi itu untuk tahu dia stroke atau enggak tuh agak repot loh, kenapa? Kan kalau orang (dewasa) udah jalan, tangan kaki bergerak. Cuma kalau bayi Indonesia biasanya dibedong jadi agak-agak tricky memang, paling kelihatan dari nangisnya, nangisnya miring," ujar Zicky.

Dengan kata lain, stroke pada bayi sulit terlihat lantaran gangguan pergerakan pada tangan atau kaki mereka tidak kentara. Salah satunya karena budaya bedong yang membuat pergerakan mereka tidak terlalu terlihat.

Sementara, pada orang dewasa, stroke bisa terlihat dari gangguan gerak sebelah badan. Kemampuan mobilitas pun terganggu.

Promosi 1

Cuaca Panas Tak Tingkatkan Risiko Stroke

Dalam kesempatan itu, Zicky juga sempat menanggapi soal dampak cuaca panas dan kaitannya dengan stroke.

Menurutnya, cuaca panas yang terjadi belakangan ini tidak meningkatkan risiko terjadinya stroke akibat sumbatan (iskemik) maupun hemoragik (pecah pembuluh darah otak).

"Sebenarnya cuaca panas enggak berhubungan langsung dengan stroke ya. Ini masalah panas dingin juga termasuk mitos dalam stroke," kata Zicky kepada Health Liputan6.com.

Dia juga menanggapi soal heatstroke yang bisa terjadi akibat cuaca panas. Dilansir laman Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan (Keslan Kemenkes), heatstroke adalah suatu kondisi yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh mencapai lebih dari 400 derajat Celcius dan disfungsi pada sistem saraf.

Salah satu tanda dari heatstroke adalah atau peningkatan suhu tubuh. Jika tidak segera tertangani, suhu tubuh yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh dan kerusakan pada organ secara bersamaan.

Meski begitu, Zicky memastikan bahwa heatstroke tidak berkaitan langsung dengan stroke iskemik dan hemoragik.

"Kalau heatstroke itu enggak ada hubungannya dengan stroke yang kita maksud (iskemik dan hemoragik)," ujar Zicky.

Heatsroke Akibat Cuaca Terlalu Panas

Lebih lanjut, Zicky menyampaikan bahwa heatstroke adalah serangan seperti stroke akibat cuaca terlalu panas.

Heatsroke itu serangan seperti stroke, jadi dia collapse karena terlalu panas. Bisa karena dehidrasi satu, yang kedua bisa karena saking panasnya, pembuluh darahnya melebar. Kalau pembuluh darah melebar maka luas penampang berbanding terbalik dengan tekanan.”

“Kalau luas penampangnya melebar, maka tekanannya menjadi rendah, otomatis suplai darah ke otak berkurang akhirnya jadi collapse,” jelas Zicky.

 Zicky juga menjelaskan mitos soal stroke dan kaitannya dengan suhu panas maupun dingin.

Salah satu mitos yang kerap beredar di tengah masyarakat adalah soal mandi air panas atau dingin. Misalnya, larangan mandi air panas dan mandi harus diawali dari kaki dulu bukan kepala.

“Soal panas dingin, ada orang bilang ‘jangan mandi air panas, mandi air dingin, terus kalau mandi air dingin kaki dulu jangan kepala, entar stroke’ itu siapa yang ngajarin, enggak ada urusan.”

“Jadi mandi itu sama kayak teman-teman makan bubur diaduk atau enggak, yang penting itu bubur dimakan. Jadi kalau mandi, mau dingin atau panas, mau dari kaki dulu atau kepala dulu terserah, yang penting mandi, jangan diributin, itu hoaks,” pungkasnya.

Foto Pilihan

Tenaga kesehatan Siti Nurjanah (kiri) dibantu rekan-rekannya memberikan vaksin campak kepada seorang anak dalam kampanye vaksinasi campak dari rumah ke rumah menyusul wabah di Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Senin 8 September 2025. (AP Photo/Dita Alangkara)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |