Osteoporosis adalah Penyakit 'Diam-Diam' yang Mengintai Sejak Usia Muda dan Baru Disadari Saat Tulang Patah

6 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Dokter Spesialis Ortopedi, dr. Aldico Sapardan, Sp.OT., CF., menjelaskan bahwa osteoporosis adalah kondisi ketika kepadatan tulang menurun sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya asupan kalsium dan vitamin D setiap hari.

Menurut Aldico, osteoporosis termasuk penyakit progresif yang sering kali tidak terdeteksi hingga penderita mengalami patah tulang. Kondisi ini bahkan dikenal sebagai silent disease karena tidak menunjukkan gejala yang jelas.

"Sering kali didiagnosis hanya setelah penderita mengalami fraktur," ujar Aldico dalam acara The Science Behind: A Series of Bayer Media Classes pada Kamis, 23 Oktober 2025 di Jakarta Pusat.

Aldico menambahkan bahwa puncak massa tulang biasanya tercapai pada umur 20 hingga 30 tahun, sehingga masa tersebut menjadi periode krusial atau critical window untuk mencegah osteoporosis di kemudian hari.

Lebih lanjut, Aldico menjelaskan alasan lain osteoporosis disebut silent disease adalah karena penyakit ini hampir tidak menimbulkan keluhan apa pun.

Hal inilah yang membuat banyak orang tidak sadar mereka sudah mengalami penurunan kepadatan tulang. Dampaknya tidak hanya pada kesehatan, tapi juga pada aspek sosial dan ekonomi.

Patah tulang akibat osteoporosis sering menyebabkan penderitanya kehilangan kemandirian. Sebanyak 40 persen penyintas tidak lagi mampu berjalan sendiri, dan 60 persen masih membutuhkan bantuan setahun setelah mengalami patah tulang panggul.

Promosi 1

Siapa yang Berisiko Mengalami Osteoporosis?

Osteoporosis dapat dialami oleh siapa saja, dengan berbagai faktor risiko yang perlu diwaspadai. Menurut Aldico, beberapa di antaranya meliputi gangguan hormon, berat badan rendah, wanita menopause, kekurangan asupan kalsium, rendahnya aktivitas fisik, usia, faktor genetik, hingga penyakit kronis seperti gangguan hati dan ginjal.

Gaya hidup seperti merokok, minum kopi, dan konsumsi alkohol juga berkontribusi meningkatkan risiko osteoporosis. Osteoporosis bukan hanya masalah yang muncul di usia lanjut, tapi dapat dipengaruhi oleh kebiasaan dan gaya hidup sejak muda.

Tubuh membutuhkan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup untuk menjaga kepadatan tulang. Ketika asupan tersebut kurang, tubuh akan mengambil cadangan kalsium dari tulang. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, massa tulang akan berkurang, menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

Oleh sebab itu, penting untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D harian melalui pola makan sehat, paparan sinar matahari pagi, dan bila perlu, konsumsi suplemen yang sesuai.

Self Awareness dalam Mencegah Osteoporosis

Data Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) menunjukkan bahwa lebih dari 41,7 persen masyarakat Indonesia memiliki kepadatan tulang rendah (osteopenia).

Rendahnya angka kesadaran masyarakat menjadi tantangan utama dalam pencegahan osteoporosis. Menurut Aldico, langkah awal yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kesadaran diri atau self awareness.

"Untuk self awareness, untuk kita memahami diri kita sendiri, pertama mungkin dari pola hidup kita dulu deh. Kita yang paling tahu pola hidup kita gimana. Apakah kita cuma sibuk kerja aja, duduk aja depan komputer, tapi kita nggak olahraga," ujarnya.

Aldico juga menekankan pentingnya tidak hanya berolahraga kardio, tetapi juga latihan kekuatan otot atau strength training untuk menjaga tulang tetap kuat. Selain itu, pola makan juga perlu diperhatikan.

"Kemudian juga makannya, tanda kutip mungkin jorok ya, apa aja dimakan, tetelan, apa segala macam, itu kan yang paling tahu mungkin dari diri kita," tambahnya.

Aldico, mengingatkan, kebiasaan seperti merokok, minum soda, kopi, dan soft drink dapat berdampak negatif terhadap kesehatan tulang.

Dengan memahami kebiasaan hidup sehari-hari, seseorang bisa menilai apakah pola hidupnya sudah mendukung kesehatan tulang atau belum.

Bila merasa tubuh kurang fit, memiliki berat badan berlebih, atau jarang beraktivitas fisik, maka sudah saatnya mulai memperhatikan kondisi tulang dan melakukan pemeriksaan bila perlu.

Acara ini mengangkat tema 'The Science Behind: Strong Bones, Preventing Osteoporosis Starts Today' yang diadakan dalam rangka memperingati World Osteoporosis Day yang jatuh setiap 20 Oktober.

Melalui kegiatan tersebut, Bayer Indonesia mengajak masyarakat untuk memahami bahwa melindungi kesehatan tulang sejak dini merupakan investasi penting bagi kualitas hidup yang lebih baik.

Menjalankan self-care dalam menjaga kesehatan tulang menjadi langkah nyata dalam mencegah osteoporosis sejak usia produktif.

Mencegah Sejak Usia Produktif

Osteoporosis bukan penyakit yang muncul secara tiba-tiba. "Jadi osteoporosis itu silent disease ya, jadi bukan ujug-ujug, tiba-tiba langsung osteoporosis gitu, tapi ini sebetulnya sesuatu yang bisa kita persiapkan dari muda," ujar Aldico.

Dia, menegaskan, menjaga kesehatan tulang sebaiknya dimulai sejak usia produktif. "Jangan waktu usia 20, 30, 40 baru mulai olahraga. Ya mungkin enggak ada kata terlambat, tapi menurut saya itu sudah cukup terlambat. Jadi, ada baiknya, ini sesuatu yang harusnya bisa kita tahu. Rutin berolahraga dari muda," katanya.

Self-care dalam pencegahan osteoporosis dapat dilakukan dengan langkah sederhana seperti aktif bergerak, latihan fisik secara rutin, menjaga pola makan kaya kalsium, menghindari rokok dan alkohol, serta mendapat cukup paparan sinar matahari pagi.

Jika dibutuhkan, konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D bisa menjadi pelengkap.

Foto Pilihan

Tenaga kesehatan Siti Nurjanah (kiri) dibantu rekan-rekannya memberikan vaksin campak kepada seorang anak dalam kampanye vaksinasi campak dari rumah ke rumah menyusul wabah di Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Senin 8 September 2025. (AP Photo/Dita Alangkara)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |