Pecinta Kucing Wajib Waspada! Infeksi Toksoplasma Bisa Picu Uveitis dan Kebutaan

3 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Ancaman kebutaan kini mengintai pecinta kucing. Dokter Spesialis Sub Spesialis Ocular Infection and Immunology, JEC Eye Hospitals and Clinics, Eka Octaviani Budiningtyas atau Vani, mengatakan infeksi parasit toksoplasma yang bisa dibawa oleh kucing merupakan salah satu penyebab peradangan mata atau uveitis.

Uveitis adalah penyakit peradangan yang terjadi di uvea, lapisan bagian tengah dalam mata yang meliputi iris, badan siliaris, hingga koroid. Salah satu faktor pemicu dari penyakit ini adalah infeksi.

"Infeksi yang paling sering bisa bakteri, virus, atau parasit. Sering dengar tokso? 'Mata saya kena tokso'... Nah, itu sebenarnya uveitis okular toxoplasmosis. Itu hanya sebagian kecil dari penyebab uveitis yang sering kita dengar," kata Vani di acara 'Gangguan Retina dan Uveitis: Masalah Penglihatan yang Sering Terabaikan' pada Rabu, 27 September 2025.

Pada kesempatan yang sama, Direktur RS Mata JEC @ Menteng, Referano Agustiawan menyebut bahwa toksoplasma bisa menular melalui kucing yang tidak terawat dengan baik.

"Jadi, toksoplasma itu inangnya di usus kucingnya. Kebetulan kucingnya tidak terawat dengan baik, kemudian kotoran kucingnya. Kebetulan kita nyium-nyium kucingnya, itu masuk ke tubuh kita juga bisa kena," kata Referano.

Penyakit Uveitis Bisa Mengintai Siapa Saja

Selain itu, Referano menyebut bahwa toksoplasma juga bisa ditularkan melalui kontak dengan unggas yang terkontaminasi, misalnya dengan memakan daging yang kurang matang, yang mengandung Toxoplasma.

Uveitis bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Namun, masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa penyakit ini bisa menyerang usia anak-anak.

"Jadi ini merupakan kegawatan di mata, karena sebenarnya dia butuh early treatment, early diagnosis, agar kita bisa mencegah komplikasi yang sangat tidak kita inginkan, yaitu kebutaan," ujar Vani.

Vani menyebut bahwa tanda yang paling terlihat dari adanya peradangan pada lapisan mata adalah mata merah. Namun, tidak semerta-merta mata merah berarti penyakit uveitis, ada tanda tersendiri.

"Tapi belum tentu mata merah yang seperti sering kita tahu, merah, belekan, berair. Kadang-kadang uveitis tidak belekan, tapi kadang-kadang berair. Cuma mata merah prominent banget," ujar Vani.

Gejala Penyakit Uveitis

Penyebab penyakit ini secara umum terbagi menjadi empat, yaitu infeksi, autoimun, trauma pada mata, dan idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).

Vani menyebut penyakit uveitis terdiri dari tiga jenis, sesuai dengan tempat terkenanya. Uveitis anterior yaitu yang mengenai uvea bagian depan, uveitis intermediate yang mengenai uvea bagian tengah, uveitis posterior yang mengenai uvea bagian belakang, dan pan uveitis yang mengenai semua bagian dari depan hingga belakang.

Uveitis kerap tidak terdeteksi sejak awal karena gejalanya mirip dengan iritasi mata yang dianggap biasa.

Menurut Vani, gejala utama yang harus diwaspadai adalah mata merah, nyeri saat terkena cahaya, melihat bintik hitam, dan penglihatan yang kabur.

1. Mata Merah

Ketika mata mengalami peradangan, beberapa tanda bisa muncul. Vani mengatakan salah satu tanda yang paling sering disadari adalah mata merah.

Lebih lanjut, Vani, menjelaskan, mata merah sendiri hanya sinyal bahwa telah terjadi peradangan di mata. Untuk mengetahui letak peradangannya, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Ketika peradangan mengenai retina, ini yang menyebabkan hilangnya penglihatan. Jika peradangan parah, pendarahan bisa terjadi, dan lebih parah lagi bisa menyebabkan retina lepas.

"Jadi, kalau matanya merah, kita jangan so sure nih, 'Oh mata saya merah karena kelilipan misalnya'. Tentu bisa saja dia uveitis," ujarnya.

2. Sensitif Cahaya atau Fotofobia

Selain mata merah, uveitis juga sering ditandai dengan sensitifitas terhadap cahaya, atau yang disebut fotofobia. Fotofobia adalah kondisi di mana terjadi nyeri hebat di bagian mata ketika terkena cahaya.

"Yang paling khas lagi adalah fotofobia atau light sensitivity. Jadi, kalau lihat cahaya, sakit banget," ujar Vani.

3. Floaters

Gejala lain akibat penyakit uveitis adalah munculnya bayangan hitam kecil yang bergerak di lapang pandang, yang dikenal sebagai floaters. Umumnya berlangsung secara berulang.

"Di uveitis juga bisa ada floaters. Jadi kita lihat bayangan hitam terbang-terbang gitu kesana kemari, nah itu biasanya di dalamnya bisa terjadi ada peradangan," kata Vani.

4. Penglihatan Buram

Selain itu, ada pula kasus uveitis tanpa mata merah, di mana pandangan seketika menjadi kabur.

"Kalau misalnya uveitis itu tidak selalu merah. Kadang-kadang pasien datang dengan penglihatan buram, tapi tidak ada merahnya," kata Vani.

Uveitis memiliki penyebab yang beragam, sehingga penanganannya tidak bisa disamaratakan. Penanganan uveitis harus disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya.

Cara Menangani Uveitis

Pada kesempatan yang sama, Direktur RS Mata JEC @ Menteng, Referano Agustiawan, menegaskan bahwa diagnosis adalah langkah paling penting untuk menangani uveitis.

"Diagnosis di sini sangat penting untuk menentukan langkah kita selanjutnya," katanya.

Referano menyebut penanganan kasus ini disesuaikan dengan penyebab penyakitnya. Prosedur pengobatan yang bisa dilakukan adalah prosedur non-bedah maupun prosedur bedah.

"Non-bedah sendiri bisa hanya dengan obat-obatan tetes, obat-obatan diminum, kemudian infus, sampai dengan operasi. Operasi bisa dilakukan dengan tindakan vitrectomy, untuk membersihkan radang atau mengatasi komplikasi yang bisa terjadi akibat uveitis," ujar Referano.

Pasien disarankan untuk tidak menunda mencari pertolongan begitu mengalami gejala uveitis. Referano mengingatkan agar berhati-hati menggunakan obat-obatan alternatif yang malah bisa memperparah kondisi.

"Jadi, pengobatan alternatif seringkali membutuhkan biaya yang lebih besar daripada pengobatan di dokter. Itu tantangan paling besar," ujarnya.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |