Liputan6.com, Jakarta Pengembangan kandidat vaksin tuberkulosis (TBC) M72/AS01E besutan Bill Gates and Melinda Foundation telah memasuki uji klinikfase 3. Indonesia termasuk negara yang terlibat dalam uji klinik ini.
Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan bahwa telah ada 2.095 partisipan dari kelompok usia remaja dan dewasa yang berpartisipasi dalam uji klinik fase 3 kandidat vaksin TBC M72.
Namun, bukan cuma Indonesia saja yang warganya ikut uji klinik fase 3 vaksin TBC M72. Ada empat negara lainnya yang juga terlibat yakni Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi.
Total partisipan uji klinik fase 3 ini berjumlah 20.081 orang dari lima negara. Di mana Afrika Selatan menjadi kontributor terbesar dengan 13.071 partisipan, diikuti Kenya (3.579), Indonesia (2.095), Zambia (889), dan Malawi (447).
Untuk diketahui pada uji klinik vaksin fase 3 biasanya melibatkan puluhan ribu partisipan lintas negara. Fase 3 menjadi fondasi utama dalam proses evaluasi regulator sebelum vaksin mendapatkan izin edar.
“Uji klinik merupakan tahapan krusial dalam proses pengembangan vaksin untuk memastikan keamanan, efektivitas, serta mengidentifikasi potensi efek samping sebelum digunakan oleh masyarakat,” kata Aji Muhawarman, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI dalam pesan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Alasan Indonesia Mau Terlibat dalam Uji Klinik Fase 3 Vaksin TBC M72
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan Indonesia terlibat dalam uji klinik fase 3 vaksin TBC M72. Dengan dijadikan tempat uji coba, Budi menyampaikan, Indonesia bisa mengetahui lebih dulu apakah vaksin TBC tersebut cocok untuk masyarakat.
"Kenapa Indonesia tertarik untuk menjadi tempat clinical trial level 3? Karena dengan kita lakukan clinical trial level 3, kita bisa tahu lebih dulu kecocokannya dengan orang kita. Karena itu tergantung genetiknya juga," kata Budi mengutip News Liputan6.com.
Selain itu, Budi menyebut Indonesia mendapatkan akses terhadap teknologi vaksin TBC. Kemudian, Indonesia dapat bernegosiasi untuk memproduksi vaksin TBC ini lebih cepar di PT Bio Farma (Persero).
"Kita bisa mendapatkan akses terhadap teknologi vaksin ini. Karena ilmuwan-ilmuwan kita kan dilibatkan. Ini kerjasama dengan UNPAD dan Universitas Indonesia," ujar Budi.
"Ketiga, kita sekaligus bisa menegosiasi nanti kalau ini sudah jadi, kita bisa lakukan produksinya lebih cepat di Bio Farma di Indonesia," sambung Budi.
Bagaimana Hasil Uji Klinik Fas Sebelumnya pada Kandidat Vaksin TBC M72?
Peneliti utama nasional vaksin TBC, Profesor Erlina Burhan, mengatakan bahwa kandidat vaksin TBC M72 dikembangkan sejak awal 2000-an. Indonesia beru terlibat ketika di uji klinik fase 3.
Erlina mengungkapkan vaksin TBC M72 perlindungan sekitar 50 persen yang terlihat dalam uji klinis fase 2b selama tiga tahun pada orang dewasa.
Ia mengatakan vaksin ini berpotensi menjadi vaksin TB baru pertama dalam lebih dari satu abad.
“Vaksin ini berpotensi menjadi vaksin TB baru pertama dalam lebih dari satu abad yang melindungi remaja dan dewasa dari TB paru,” kata Erlina dalam temu media secara daring pada Maret 2025.