Setop Ikut-ikutan Influencer! Kenali Kondisi Kulitmu Sebelum Pilih Perawatan

13 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Di era media sosial seperti sekarang, influencer punya pengaruh besar dalam membentuk tren perawatan kulit. Dari video before-after hingga ulasan produk dengan hasil kulit glowing dalam 7 hari, semua terasa meyakinkan dan menggoda untuk dicoba.

Banyak kemudian yang ingin mencoba produk perawatan kulit seperti yang dipakai influencer. Namun, dokter spesialis dermatologi venereologi dan estetika FX Clinton mengingatkan untuk tidak ikut-ikutan dalam memilih produk perawatan kulit. 

“Sebagian besar dari kita sering mengikuti rekomendasi influencer yang menjanjikan kulit glowing dalam 7 hari. Padahal, setiap orang memiliki jenis dan kondisi kulit yang berbeda, sehingga hasilnya tidak selalu sama,” kata Clinton dalam acara Labore Dermalab di Senayan City, Jakarta Pusat pada Kamis, 30 Oktober 2025. 

Langkah pertama dalam memilih produk perawatan kulit adalah dengan mengenal jenis kulit sendiri. Cek kondisi kulit termasuk kulit yang kering, berminyak, kombinasi, normal atau sensitif. Dengan memahami jenis kulit, dapat menentukan jenis produk apa yang paling sesuai dan efektif.

Bedakan Produk Perawatan Wajah dan Tubuh

Langkah berikutnya, memisahkan produk perawatan wajah dan tubuh. Kulit wajah pada umumnya berbeda, lantaran kulit wajah jauh lebih tipis dibandingkan tubuh, sehingga memerlukan formula khusus yang lebih lembut .

Tidak hanya itu, penting untuk memperhatikan komposisi pada setiap produk. Hindari bahan-bahan yang dapat berpotensi menimbulkan iritasi, terutama pemilik kulit sensitif.

Bagi pemilik kulit sensitif, disarankan untuk memilih produk yang mengandung teknologi microbiome. Kandungan ini membantu menjaga keseimbangan mikroorganisme alami pada kulit, memperkuat lapisan pelindung, serta mengurangi risiko iritasi dan peradangan

Kulit Sehat yang Seimbang

Menurut riset terbaru dari Nusantics, kulit yang sehat ditandai dengan keseimbangan microbiome. Dimana, bakteri baik dan mikroorganisme alami di kulit berada dalam jumlah yang ideal. Keseimbangan ini membantu menjaga kelembapan alami, memperkuat lapisan pelindung kulit (skin barrier), dan mencegah munculnya peradangan pada kulit.

“Ketika microbiome kulit seimbang, kulit jauh lebih kuat terhadap faktor eksternal seperti polusi, sinar UV, dan bahan kimia dari produk skincare,” jelas dokter spesialis mikrobiologi klinik Ayman Alatas di kesempatan yang sama. 

Jika kulit tubuh tidak dirawat dengan baik, dalam jangka panjang, kulit akan terlihat kusam, kering, dan sensitif. Tanpa adanya perawatan yang tepat, proses regenerasi kulit tubuh juga menjadi lebih lambat dibandingkan kulit wajah, sehingga lebih rentan terhadap masalah kulit. 

Skin Barrier Rusak dan Microbiome Tidak Seimbang

Berbeda dari kulit sehat, kulit yang lemah biasanya tampak lebih kering, terasa kasar, dan mudah memerah. Kondisi ini sering disebabkan oleh penggunaan produk yang tidak sesuai dengan jenis kulit, atau karena terlalu sering mencoba dan mengganti produk perawatan kulit.

Kulit yang lemah menandakan bahwa keseimbangan microbiome mulai terganggu. Ketika hal ini terjadi, bakteri jahat menjadi lebih dominan dan dapat menimbulkan peradangan ringan yang sering kali kita tidak disadari. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, kondisi ini bisa berkembang menjadi sensitivitas kronis atau bahkan eksim.

Riset yang dilakukan oleh Nusantics yang melibatkan lebih dari 1.000 wanita di Indonesia menunjukkan bahwa kulit yang rentan berjerawat memiliki komposisi microbiome yang berbeda dibandingkan kulit sehat. Ketika keseimbangan microbiome terganggu, bakteri penyebab jerawat seperti Cutibacterium acnes menjadi lebih aktif dan dapat memicu munculnya permasalahan jerawat.

“Dari data yang kami kumpulkan sejak 2020, kami dapat memetakan karakteristik kulit sehat, kulit lemah, hingga kulit berjerawat. Microbiome menjadi indikator penting dalam menentukan bagaimana kulit bereaksi terhadap lingkungan dan produk skincare,” ujar founder dan CEO Nusantics, Revata Utama, BSc. (Hons).

Selain faktor microbiome, jerawat juga sering dipicu oleh produksi minyak berlebih, penumpukan sel kulit mati, serta penggunaan produk dengan bahan yang dapat menyumbat pori-pori di wajah.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |