Ternyata Salah Pilih Dress Bisa Pengaruhi Kesehatan, Ini Pilihannya yang Sehat

1 month ago 14

Liputan6.com, Jakarta Fashion bukan hanya soal gaya, tapi juga soal kenyamanan dan kesehatan. Banyak orang, terutama perempuan, memilih dress berdasarkan tren atau penampilan tanpa mempertimbangkan efek jangka panjang pada tubuh. Padahal, beberapa jenis pakaian bisa memberi tekanan pada bagian tubuh tertentu, mengganggu sirkulasi darah, bahkan memicu infeksi kulit.

Sebagian besar bahan pakaian modern mengandung campuran sintetis yang kurang breathable dan memerangkap panas tubuh. Jika dikenakan terlalu lama, pakaian seperti ini bisa menyebabkan iritasi kulit atau bahkan infeksi jamur, apalagi saat cuaca panas dan tubuh berkeringat. Belum lagi model dress yang terlalu ketat di area pinggang atau dada, bisa mengganggu pernapasan dan pencernaan.

Menurut jurnal dari British Journal of Dermatology, penggunaan pakaian berbahan polyester atau terlalu ketat berkontribusi pada meningkatnya kasus dermatitis kontak iritan dan gangguan postur tubuh. Dalam jangka panjang, penggunaan pakaian yang tidak ergonomis bisa memicu masalah muskuloskeletal seperti nyeri punggung bawah dan nyeri leher.

Karena itu, penting untuk mengetahui bahwa tidak semua dress cocok untuk dipakai setiap hari. Memahami jenis bahan, potongan, dan kenyamanan pemakaian dapat membantu menjaga tubuh tetap sehat sekaligus tampil stylish. Artikel ini akan mengupas jenis dress yang dapat memberi efek buruk bagi kesehatan, serta pilihan sehat yang bisa kamu pertimbangkan.

Dress Terlalu Ketat Bisa Ganggu Sirkulasi dan Pencernaan

Dress yang terlalu ketat di bagian pinggang, dada, atau paha dapat menekan aliran darah, menyebabkan mati rasa, atau kesemutan di area tertentu. Tekanan berlebih ini juga bisa menekan organ pencernaan, memicu refluks asam lambung, atau membuat perut terasa begah. Beberapa orang bahkan mengalami sesak napas karena dress yang terlalu membungkus dada.

Penelitian dari American Osteopathic Association menyebutkan bahwa pakaian ketat berisiko menyebabkan meralgia paresthetica, yaitu gangguan saraf yang memicu sensasi terbakar dan nyeri di paha. Risiko ini makin besar jika kamu mengenakan dress ketat sambil duduk dalam waktu lama, seperti saat di kantor atau acara resmi.

Sebaiknya pilih dress dengan potongan A-line, empire waist, atau model flowy yang memberi ruang bagi tubuh untuk bernapas dan bergerak. Selain terlihat feminin, model ini lebih ramah untuk sistem pernapasan, pencernaan, dan aliran darah.

Bahan Sintetis Memicu Keringat dan Iritasi Kulit

Dress dengan bahan seperti polyester, spandex, atau nilon memang tampak menarik dan lebih tahan kusut. Tapi bahan ini cenderung tidak menyerap keringat dengan baik dan menyebabkan kulit menjadi lembap, yang pada akhirnya dapat memicu iritasi atau ruam. Jika dipakai saat cuaca panas atau aktivitas tinggi, bahan sintetis bisa menjadi mimpi buruk bagi kulit sensitif.

Menurut Journal of the European Academy of Dermatology, pakaian berbahan sintetis merupakan penyebab umum dermatitis kontak iritan karena meningkatkan kelembapan kulit dan menghambat sirkulasi udara. Hal ini bisa diperparah bila seseorang sudah memiliki riwayat eksim atau alergi kulit tertentu.

Solusinya, pilih dress dari bahan alami seperti katun, rayon, atau linen. Bahan-bahan ini lebih breathable, menyerap keringat, dan meminimalisasi risiko iritasi kulit. Kamu tetap bisa tampil elegan tanpa harus mengorbankan kesehatan kulit.

Model Dress Bertali Leher atau Tanpa Penyangga Bahu Picu Nyeri Leher

Dress dengan tali leher (halter neck) atau tanpa penyangga bahu sering kali memberi beban berlebih pada leher, terutama jika bahannya berat atau digunakan berjam-jam. Model seperti ini menarik gravitasi tubuh ke bawah, memaksa otot leher dan bahu bekerja lebih keras untuk menahan beban, yang akhirnya menyebabkan nyeri otot, kelelahan, bahkan postur membungkuk.

Jurnal Spine Health menjelaskan bahwa penggunaan pakaian yang memberi beban asimetris pada tubuh, termasuk tali yang menggantung berat di satu titik, dapat mempercepat kelelahan otot leher dan menyebabkan gangguan biomekanik tulang belakang leher.

Alternatif sehatnya adalah memilih dress dengan strap yang lebar dan seimbang di kedua bahu, atau model tanpa lengan yang tidak terlalu berat. Selain lebih nyaman, model ini juga membantu menjaga postur tubuh tetap tegak alami.

Dress Mini Tanpa Lapisan Bisa Sebabkan Hipotermia Ringan dan Infeksi

Dress terlalu pendek atau tipis memang cocok untuk cuaca panas, tapi jika dikenakan di ruangan ber-AC atau cuaca dingin tanpa lapisan tambahan seperti legging atau jaket, bisa menyebabkan tubuh kehilangan panas secara berlebihan. Dalam jangka pendek, ini menurunkan daya tahan tubuh. Dalam jangka panjang, bisa memicu infeksi saluran kemih (ISK) akibat perubahan suhu mendadak.

Menurut International Journal of Infectious Diseases, perubahan suhu tubuh yang drastis di area pinggul dan perut bawah berkontribusi terhadap meningkatnya kasus ISK pada perempuan muda, terutama mereka yang sering menggunakan pakaian minim di ruangan dingin.

Gunakan dress mini hanya di situasi outdoor yang hangat dan selalu siapkan outer layer seperti long cardigan atau coat ringan untuk menjaga suhu tubuh stabil. Keseimbangan gaya dan perlindungan tubuh harus dijadikan prioritas.

Dress dengan Aksesori Berat Bisa Ganggu Tulang Belakang

Dress yang dihias dengan aksesori berat seperti manik-manik besar, payet tebal, atau detail logam bisa meningkatkan tekanan di bagian bahu dan punggung. Beban berlebih ini bisa membuat tubuh kehilangan keseimbangan postur dan memberi tekanan pada tulang belakang. Jika digunakan terus-menerus, bisa menimbulkan nyeri punggung atau ketegangan otot.

Studi dari American Journal of Physical Medicine & Rehabilitation menunjukkan bahwa beban tambahan di pakaian yang tidak proporsional meningkatkan risiko gangguan muskuloskeletal. Anak muda yang gemar mengenakan dress beraksen berat berisiko lebih besar terkena nyeri bahu dan tulang belakang dini.

Sebaiknya pilih dress dengan detail ringan dan seimbang. Kamu bisa tampil anggun tanpa harus membawa beban berlebih di tubuh. Fokus pada material berkualitas tinggi dan potongan yang menarik tanpa harus mengorbankan kenyamanan.

Tips Memilih Pakaian yang Sehat

Dalam memilih pakaian yang sehat, pertimbangkan beberapa faktor penting seperti bahan, ukuran, dan frekuensi penggunaan. Pilih pakaian dengan ukuran yang memberikan ruang gerak yang cukup tanpa terlalu longgar atau terlalu ketat. Pakaian yang pas di badan namun tidak menekan adalah pilihan terbaik untuk kesehatan tubuh.

Perhatikan label pada pakaian untuk mengetahui komposisi bahan yang digunakan. Hindari pakaian yang mengandung bahan sintetis dalam persentase tinggi, terutama untuk pakaian yang akan digunakan dalam waktu lama atau bersentuhan langsung dengan kulit. Prioritaskan pakaian dengan kandungan serat alami yang tinggi.

Untuk aktivitas sehari-hari, pilih pakaian yang memungkinkan sirkulasi udara yang baik dan dapat menyerap keringat. Hindari penggunaan pakaian ketat untuk waktu yang lama, terutama saat bekerja atau beraktivitas dalam posisi duduk. Berikan waktu istirahat bagi tubuh dengan mengganti pakaian yang lebih longgar saat di rumah.

Perawatan pakaian juga penting untuk menjaga kesehatan. Cuci pakaian secara teratur dengan deterjen yang lembut dan hindari penggunaan pelembut pakaian yang mengandung bahan kimia keras. Pastikan pakaian benar-benar kering sebelum digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.

FAQ

1. Apakah pakaian ketat bisa membahayakan tubuh?

Ya, pakaian ketat bisa menekan organ, ganggu sirkulasi, dan menyebabkan nyeri otot atau gangguan pencernaan.

2. Bahan apa yang paling aman untuk dress sehari-hari?

Katun, linen, dan rayon adalah bahan alami yang breathable dan ramah kulit, ideal untuk pemakaian harian.

3. Apakah dress bertali leher berbahaya bagi leher?

Jika terlalu berat dan dikenakan lama, iya. Sebaiknya pilih dress dengan tali bahu seimbang atau ringan.

4. Apakah fashion bisa tetap stylish meski sehat?

Tentu. Banyak model dress modis dengan bahan dan potongan ergonomis yang nyaman serta aman untuk tubuh.

Foto Pilihan

Aktivis dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) dan mahasiswa memasang instalasi berbentuk jantung dan paru-paru yang rusak akibat terpapar sampah mikroplastik dalam sebuah protes untuk meningkatkan kesadaran akan dampak plastik sekali pakai terhadap lingkungan dan kesehatan manusia di Surabaya, Rabu 16 Juli 2025. (Juni KRISWANTO/AFP)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |