Liputan6.com, Jakarta - Memperingati Hari Kartini, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menggelar pelayanan KB Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi secara serentak pada 21-22 April 2025 di seluruh provinsi. Aksi nasional ini sukses mencetak rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pelayanan vasektomi serentak dengan jumlah akseptor terbanyak, yang dipusatkan di Gedung Islamic Center, Majalengka, Jawa Barat.
Mengusung semangat kesetaraan dalam keluarga, kegiatan ini juga sekaligus menjadi peluncuran program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI). Program quick win ini menjadi simbol bahwa kontribusi dalam KB bukan hanya tanggung jawab perempuan. Laki-laki pun kini mulai berani mengambil peran.
“Alhamdulillah, salah satu ‘Kartinimu’ hari ini buat bapak-bapak untuk hormati ibu-ibu sebagai Kartini-Kartini, yaitu dengan memperjuangkan dirinya untuk mengikuti metode kontrasepsi vasektomi. Alhamdulillah hari ini sudah sah oleh beliau (MURI) sebagai peserta terbanyak,” ujar Menteri Kemendukbangga/Kepala BKKBN Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd dalam sambutannya.
Lebih dari sekadar angka, kegiatan ini menjadi penanda bahwa negara hadir secara nyata dalam mendukung keluarga Indonesia merencanakan masa depan.
“Yang penting ini pelayanan gratis, yang penting ini negara hadir. Pembiayaannya lumayan, per orang itu sekitar 3,8 juta, dan semuanya ditanggung negara. Karena itu untuk biaya dokter, obat, insentif akseptor, semuanya disiapkan,” lanjut Wihaji.
Keluarga Berencana Bukan Cuma Urusan Ibu
Selama ini, kesertaan pria dalam program Keluarga Berencana masih sangat rendah. Data Pemutakhiran Pendataan Keluarga (PK) 2024 menunjukkan hanya 2,1% pria yang menjadi akseptor KB, dan vasektomi baru 0,1%. Sementara data SIGA 2024 mencatat 3,73%, dengan vasektomi 0,13%.
Dengan pelayanan serentak ini, BKKBN menargetkan 2.000 akseptor pria dari pasangan usia subur di seluruh provinsi. Calon akseptor harus berusia minimal 35 tahun, sehat, telah memiliki minimal dua anak, dengan anak bungsu berusia minimal tiga tahun, serta mendapatkan persetujuan istri secara sukarela.
“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan jumlah pria yang menjadi akseptor KB secara sukarela dan sadar, meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pengasuhan yang melibatkan ayah, serta membentuk kemitraan yang kuat antara pemerintah, komunitas, dan lembaga mitra,” jelas Wihaji.
Kontribusi untuk Indonesia Emas 2045
Pelayanan KB ini merupakan bagian dari implementasi Perpres Nomor 180 dan 181 Tahun 2024, di mana BKKBN mendukung Asta Cita ke-4: memperkuat pembangunan SDM, kesehatan, kesetaraan gender, hingga penguatan peran perempuan. Isu stunting yang masih mencapai 21,5% (SKI 2023) menjadi salah satu alasan kuat mengapa pengaturan keluarga dan peran ayah sangat dibutuhkan.
Menariknya, di hari terakhir rangkaian kegiatan ini, pelayanan juga menyasar kaum ibu dengan penyediaan Metode Operasi Wanita (MOW) atau tubektomi di Majalengka, yang berhasil menjaring 300 orang akseptor.
Saatnya Ayah Jadi Teladan
Langkah ini menjadi momentum penting: membalik narasi lama bahwa kontrasepsi hanya urusan perempuan. Dengan hadirnya program GATI, kini para ayah tak hanya dilibatkan, tapi juga dimuliakan sebagai bagian dari solusi membangun keluarga sehat dan sejahtera.
Karena menjadi ayah teladan tak sekadar memberi nafkah, tapi juga hadir, terlibat, dan ikut menentukan arah masa depan keluarganya—bahkan lewat sebuah keputusan penting seperti vasektomi.