Wajib Tahu! Ini Alasan Ibu Hamil dan Melahirkan Harus Rakus Asupan Protein

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Protein bukan hanya untuk para binaragawan. Bagi ibu hamil dan yang baru saja melahirkan, asupan protein tinggi sangat penting untuk mendukung pertumbuhan janin dan mempercepat pemulihan tubuh. 

Sayangnya, defisiensi protein masih menjadi masalah gizi yang umum di Indonesia. Masyarakat cenderung mengonsumsi lebih banyak karbohidrat ketimbang protein karena alasan budaya, kebiasaan, dan ekonomi.

"Kalau kita makan, lebih banyak karbohidratnya atau ayamnya?," tanya dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes, FICS, FESICOG retoris. 

Banyak orang Indonesia masih menganggap wajar jika porsi nasi jauh lebih banyak dari lauk sumber proteinnya. 

Bahkan, ketika seseorang mengambil potongan ayam lebih dari satu, sering kali dianggap 'rakus' oleh lingkungan sekitarnya.

Kondisi ini diperparah oleh anggapan bahwa makanan yang mengenyangkan adalah yang terbaik, terutama di negara berkembang. 

"Nasi dianggap makanan utama. Tambah nasi adalah hal yang biasa. Ini karena nasi paling murah dan mudah diakses," kata dr. Dara dalam diskusi bersama media belum lama ini.

Apa Manfaat Protein bagi Janin?

Protein adalah makronutrien penting yang berfungsi sebagai pembangun tubuh. Tak hanya untuk membentuk otot, tetapi juga membangun jaringan lain, termasuk jaringan janin dalam kandungan maupun jaringan luka pasca persalinan. 

"Kalau kita lihat binaragawan seperti Ade Rai, dia bisa makan telur belasan butir. Karena protein membangun otot. Tapi jangan lupa, janin juga sedang dibangun. Kalau ibu hamil kekurangan protein, pertumbuhan janinnya bisa kurang optimal," ujar dr. Dara. 

Tak hanya saat hamil, kebutuhan protein tetap tinggi setelah melahirkan. "Ibu yang habis melahirkan, baik normal maupun caesar, kalau kekurangan protein, luka bekas operasi atau luka melahirkan normal bisa lebih lama sembuh," tambahnya.

Apa Saja Protein yang Bagus untuk Ibu Hamil?

Protein bisa didapatkan dari sumber hewani seperti ayam, ikan, daging, dan telur. Bagi mereka yang vegetarian, pilihan protein nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan bisa menjadi alternatif. 

Namun, penting untuk memperhatikan jumlahnya. "Tempe dan tahu memang sumber protein, tapi harus dikonsumsi dalam jumlah cukup banyak agar mencukupi kebutuhan harian," kata dr. Dara. 

Guna memastikan kecukupan gizi harian, dr. Dara memberikan panduan sederhana dalam menyusun komposisi makanan di piring: 

  • 50 persen porsi harus diisi protein
  • 25 persen karbohidrat
  • 25 persen sayur atau serat lainnya

"Jangan sampai 50 persen piring diisi karbohidrat. Itu yang salah. Harus dibalik, protein dominan," tambahnya..

Pentingnya Perencanaan Keuangan untuk Nutrisi Ibu Hamil

Selain memperhatikan asupan makanan, dr. Dara juga mengingatkan pentingnya perencanaan keuangan bagi ibu hamil. "Kalau sudah siap hamil, jangan cuma siapkan biaya persalinan. Siapkan juga dana untuk beli susu, vitamin, dan makanan tinggi protein," pungkasnya.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |