Liputan6.com, Jakarta - Sahabat Liputan6.com, tahukah Anda, jika diabetes melitus tidak hanya mengintai manusia, melainkan juga anabul kesayangan? Ya, baik anjing maupun kucing juga bisa terkena diabetes.
Hal ini diungkapkan dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University Dr drh Leni Maylina dalam IPB Podcast: Diabetes Melitus pada Hewan Kesayangan, Apakah sama dengan Manusia?.
Leni menjelaskan, diabetes melitus pada hewan peliharaan merupakan gangguan metabolisme yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh hewan dalam memproduksi atau menggunakan hormon insulin secara efektif.
"Penyakit diabetes mellitus ini sebenarnya adalah gangguan metabolisme yang dimana tubuh dari hewan kesayangan kita, anjing dan kucing, tidak mampu memproduksi atau tidak bisa menggunakan yang namanya hormon insulin di dalam tubuhnya,” jelasnya, dikutip Minggu (13/4).
Akibatnya, kadar glukosa dalam darah anabul meningkat dan berpotensi memicu berbagai masalah kesehatan. Bahkan, apabila urine anjing atau kucing menarik perhatian semuat, bisa jadi itu merupakan tanda adanya glukosa dalam urine, indikasi awal dari diabetes.
"Ketika glukosa di dalam darah ini naik, maka biasanya kemampuan kapasitas ginjal (anabul) juga terbatas ya untuk menyaring glukosa. Sehingga glukosanya juga keluar nih ke urine atau ke pipis ya," ungkap Leni.
Tipe Diabetes pada Anabul
Sama seperti manusia, diabetes pada hewan juga terbagi menjadi dua tipe:
Tipe 1: Umumnya menyerang anjing, disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel beta pankreas sehingga tubuh tak bisa memproduksi insulin.
Tipe 2: Lebih sering dialami oleh kucing, ditandai dengan resistensi terhadap insulin meskipun tubuh masih memproduksinya.
“Tipe 1 ini biasanya di anjing yang paling sering. Kalau tipe 2 ini biasanya di kucing. Dan biasanya di manusia juga seringkali tipe 2,” terang Leni.
Penyebab dan Faktor Risiko Diabetes pada Anabul
Leni memaparkan bahwa penyebab diabetes pada anabul tidak tunggal, melainkan multifaktor. Berikut beberapa faktor yang berperan besar:
Genetik atau Keturunan
Beberapa ras kucing seperti Burmese dan Siamese, serta anjing ras Beagle, Dachshund, dan Australian Terrier memiliki kecenderungan lebih tinggi mengembangkan diabetes.
Obesitas
“Kalau hewan-hewan yang besar, yang gendut, itu bukan lucu. Ini justru rentan terhadap diabetes,” ujarnya tegas. Pola makan berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik menjadi pemicunya.
Anabul Usia Tua
Risiko meningkat pada usia 7 tahun ke atas, baik pada anjing maupun kucing.
Pola Makan Tidak Tepat
Kucing, sebagai karnivora sejati, memerlukan makanan tinggi protein. Sayangnya, masih banyak pemilik yang memberi nasi dan ikan asin kepada kucing, padahal ini mengandung karbohidrat tinggi yang justru memicu diabetes.
“Kucing itu karnivora sejati... tapi kucingnya dikasih nasi sama ikan asin. Nasinya juga salah nih, karbohidratnya tinggi sekali sehingga inilah yang seringkali me-develop adanya diabetes,” kata drh. Leni.
Anabul Mager
Gaya hidup hewan peliharaan yang tidak aktif, apalagi setelah disterilkan, juga meningkatkan risiko diabetes. “Biasanya kerjanya antara makan dan tidur saja,” tambahnya.
Cegah Sebelum Terlambat
Pemilik hewan kesayangan harus mulai memperhatikan pola makan, aktivitas, serta berat badan hewan peliharaannya. Konsultasi rutin ke dokter hewan juga sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat.
Diabetes pada anjing dan kucing memang terdengar mengkhawatirkan, tapi bukan berarti tidak bisa dicegah. Dengan perhatian dan pola asuh yang tepat, kamu bisa memastikan anak bulumu tetap sehat dan ceria.