Liputan6.com, Jakarta Sekolah merupakan salah satu lingkungan utama di mana anak-anak menghabiskan banyak waktu setiap harinya. Karena intensitas interaksi yang tinggi dan kondisi lingkungan yang padat, sekolah menjadi tempat yang rentan terhadap penyebaran berbagai penyakit menular.
Anak-anak, terutama yang masih dalam masa pertumbuhan, memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya matang sehingga lebih rentan terkena berbagai infeksi.
Berbagai penyakit seperti flu, diare, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit kulit sering kali muncul dan menyebar dengan cepat di lingkungan sekolah. Selain itu, kondisi kebersihan dan pola hidup sehat juga sangat memengaruhi risiko anak-anak untuk terserang penyakit.
Oleh sebab itu, penting bagi orang tua, guru, dan pengelola sekolah untuk mengenali jenis-jenis penyakit yang sering menyerang anak-anak dan mengambil langkah preventif yang tepat.
Artikel ini akan membahas beberapa penyakit yang umum menyerang anak-anak di sekolah serta cara-cara efektif untuk mencegah dan mengurangi penyebarannya, sehingga anak-anak dapat belajar dan bermain dengan lebih sehat dan aman.
Selesma (Common Cold)
Mengutip dari Mayo Clinic, Selesma atau common cold, adalah infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas yang sangat umum terjadi pada anak-anak. Anak-anak dapat mengalami 8 hingga 12 kali pilek per tahun. Penyebab utama selesma adalah virus rhinovirus yang menyebar melalui udara atau kontak langsung dengan orang yang sakit.
Anak-anak, terutama yang berusia di bawah 6 tahun, dapat mengalami 8 hingga 12 kali selesma per tahun. Gejalanya serupa dengan orang dewasa, namun anak-anak mungkin menunjukkan tanda-tanda seperti:
- Kehilangan nafsu makan
- Iritabilitas
- Kenaikan suhu tubuh hingga 38,9°C
Jika gejala tidak membaik setelah 10 hari atau semakin parah, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis.
Pencegahan selesma dapat dilakukan dengan mengajarkan anak untuk sering mencuci tangan, tidak menyentuh wajah, dan menjaga daya tahan tubuh dengan makanan bergizi. Saat ini, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan selesma. Pengobatan difokuskan pada meredakan gejala, seperti:
- Mengonsumsi obat bebas seperti dekongestan dan pereda nyeri
- Beristirahat yang cukup
- Meningkatkan asupan cairan
- Berkumur dengan air garam hangat untuk meredakan sakit tenggorokan
- Menggunakan pelembap udara untuk mengurangi hidung tersumbat
Pencegahan meliputi:
- Mencuci tangan secara rutin
- Menjaga jarak dari orang yang sakit
- Menghindari menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci
Antibiotik tidak efektif untuk mengobati virus penyebab selesma dan hanya digunakan untuk infeksi bakteri.
Influenza (Flu)
Mengutip dari CDC, Influenza, atau flu, adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza. Flu dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan selesma. Virus influenza menyebar dengan cepat melalui percikan air liur saat batuk atau bersin, terutama pada anak usia prasekolah dan sekolah.
Gejala flu meliputi demam mendadak, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan batuk. Dr. Jason Newland, Kepala Divisi Penyakit Menular, menekankan bahwa infeksi bakteri yang menyertai influenza bisa membuat anak sangat sakit. Pencegahan flu dapat dilakukan dengan vaksinasi tahunan, mencuci tangan, dan mengajarkan anak untuk menutup mulut saat batuk.
Vaksinasi tahunan adalah cara terbaik untuk melindungi anak dari influenza dan komplikasinya. CDC merekomendasikan vaksinasi flu untuk semua orang berusia 6 bulan ke atas. Anak-anak berusia 6 bulan hingga 8 tahun yang belum pernah menerima dua dosis vaksin flu sebelumnya memerlukan dua dosis vaksin yang diberikan setidaknya 4 minggu terpisah.
Cacar Air (Chickenpox)
Cacar air adalah infeksi virus yang menyebabkan demam dan ruam gatal dengan bintik-bintik di seluruh tubuh. Penyakit ini sangat menular dan menyebar melalui udara atau kontak langsung dengan cairan dari lepuhan penderita. Gejala cacar air pada anak-anak biasanya ringan dan meliputi:
- Demam ringan.
- Kelelahan.
- Ruam yang berkembang menjadi lepuhan berisi cairan.
- Gatal pada area ruam.
Ruam biasanya dimulai di wajah, dada, atau punggung, dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Lepuhan ini akan mengering dan membentuk kerak dalam waktu sekitar satu minggu.
Pada anak-anak yang sehat, cacar air umumnya tidak memerlukan perawatan medis khusus. Namun, untuk mengurangi rasa gatal, antihistamin dapat digunakan. Penting untuk menghindari penggunaan aspirin pada anak-anak dengan cacar air, karena dapat meningkatkan risiko sindrom Reye, suatu kondisi serius yang memengaruhi hati dan otak.
Meskipun jarang, cacar air dapat menyebabkan komplikasi serius pada anak-anak, seperti:
- Pneumonia.
- Peradangan otak (ensefalitis).
- Sindrom Reye.
Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau kondisi medis tertentu berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi.
Campak (Measles)
Mengutip dari Verywell Health, Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak dan dapat menyebar dengan mudah di lingkungan sekolah. Gejala campak meliputi demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, dan ruam kemerahan pada kulit. Vaksinasi MMR sangat penting untuk mencegah campak.
Gejala campak biasanya muncul 7–14 hari setelah terpapar virus dan meliputi:
- Demam tinggi (dapat mencapai lebih dari 104°F atau 40°C)
- Batuk
- Pilek
- Mata merah dan berair (konjungtivitis)
- Ruam merah yang dimulai di wajah dan menyebar ke tubuh
Ruam biasanya muncul 3–5 hari setelah gejala pertama dan dapat disertai dengan demam tinggi.
Tidak ada pengobatan antivirus khusus untuk campak. Perawatan fokus pada meredakan gejala dan mencegah komplikasi:
- Memberikan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi
- Menggunakan obat penurun demam seperti parasetamol atau ibuprofen
- Memberikan vitamin A pada anak-anak dengan defisiensi vitamin A, karena dapat mengurangi risiko komplikasi
Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah campak. CDC merekomendasikan dua dosis vaksin MMR (measles, mumps, rubella) untuk anak-anak:
- Dosis pertama pada usia 12–15 bulan
- Dosis kedua pada usia 4–6 tahun
Vaksin MMR memiliki efektivitas sekitar 93% setelah dosis pertama dan 97% setelah dosis kedua. Vaksin ini juga melindungi terhadap gondongan dan rubella.
Gondongan (Mumps)
Melansir Mayo Clinic, gondongan adalah infeksi virus yang ditandai dengan pembengkakan kelenjar parotis. Penyakit ini menyebar melalui percikan liur dari batuk atau bersin penderita. Pada anak-anak, gondongan umumnya ringan, namun dapat menyebabkan komplikasi serius seperti radang otak (ensefalitis), radang selaput otak (meningitis), dan radang testis (orkitis) pada anak laki-laki yang telah mencapai masa pubertas.
Gejala gondongan pada anak-anak biasanya muncul 16–18 hari setelah terpapar virus dan meliputi:
- Pembengkakan pada satu atau kedua sisi wajah (kelenjar parotis)
- Demam ringan hingga tinggi
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan
Jika anak menunjukkan gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.
Tidak ada pengobatan khusus untuk gondongan. Sebagian besar anak akan pulih dalam waktu 3–10 hari dengan perawatan suportif, seperti:
- Istirahat yang cukup
- Mengonsumsi cairan yang cukup
- Menggunakan obat penurun demam seperti ibuprofen atau parasetamol sesuai petunjuk dokter
- Mengompres area yang bengkak dengan kain dingin atau hangat untuk mengurangi rasa nyeri
Jika anak mengalami gejala seperti nyeri perut, kebingungan, atau pembengkakan testis, segera cari perawatan medis.
Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (HFMD)
HFMD adalah penyakit infeksi virus yang sangat menular, terutama pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Gejala HFMD meliputi demam, luka atau lepuh pada mulut, dan ruam merah pada telapak tangan dan kaki.
Gejala HFMD biasanya muncul 3–6 hari setelah terpapar virus dan dapat mencakup:
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Luka atau sariawan di mulut
- Ruam merah dengan atau tanpa lepuhan di telapak tangan, telapak kaki, dan kadang-kadang pantat
- Kehilangan nafsu makan dan merasa tidak enak badan
Pada anak-anak, gejala ini dapat disertai dengan rasa rewel atau rewelitas. HFMD sangat menular dan dapat menyebar melalui:
- Tetesan pernapasan dari batuk atau bersin
- Kontak langsung dengan cairan dari lepuhan atau air liur yang terkontaminasi
- Kontak dengan tinja yang terkontaminasi
- Menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi virus
Anak-anak paling menular selama minggu pertama penyakit, tetapi virus dapat tetap ada dalam tubuh selama beberapa minggu setelah gejala hilang.
Langkah-langkah berikut dapat membantu mencegah penyebaran HFMD:
- Cuci tangan dengan sabun dan air selama minimal 20 detik, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum makan
- Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit
- Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh, seperti mainan dan gagang pintu
- Jaga kebersihan pribadi dan lingkungan sekitar anak
Tidak ada vaksin untuk mencegah HFMD, sehingga pencegahan bergantung pada kebiasaan higienis yang baik.
Diare
Diare pada anak adalah kondisi medis yang umum, ditandai dengan buang air besar lebih sering dari biasanya, dengan konsistensi tinja yang lebih cair. Penyebab utama diare pada anak adalah infeksi virus, bakteri, atau parasit.
Rotavirus adalah penyebab umum diare mendadak pada anak-anak. Selain itu, infeksi lain seperti norovirus, enteric adenovirus, astrovirus, dan virus hepatitis juga dapat menyebabkan diare pada anak-anak .
Langkah pertama dalam mengelola diare akut pada anak adalah dengan memberikan terapi rehidrasi oral (ORS) di rumah. Keluarga, terutama yang memiliki anak kecil, disarankan untuk selalu menyimpan persediaan ORS di rumah dan menggunakannya segera setelah diare terjadi. Penggunaan ORS yang tepat dapat mencegah dehidrasi dan komplikasi lainnya .
Selain itu, pemberian makanan yang sesuai juga penting. Anak yang mengalami diare harus tetap diberi makan dengan makanan yang sesuai usia dan mudah dicerna, seperti nasi, roti, atau bubur. Pemberian makanan yang tepat dapat membantu mempercepat pemulihan fungsi usus .
Segera hubungi dokter jika anak menunjukkan gejala berikut:
- Diare yang tidak membaik setelah 24 jam.
- Tidak ada popok basah dalam tiga jam atau lebih.
- Demam lebih dari 39°C (102°F).
- Tinja berdarah atau berwarna hitam.
- Mulut atau lidah kering, atau menangis tanpa mengeluarkan air mata.
- Anak tampak sangat mengantuk, lesu, tidak responsif, atau rewel.
- Penampilan cekung pada perut, mata, atau pipi.
- Kulit tidak kembali normal setelah dicubit dan dilepaskan .
Pencegahan Umum Penyakit di Lingkungan Sekolah
Pencegahan penyakit menular di lingkungan sekolah sangat penting. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah dapat membantu mencegah penyebaran penyakit. Berikut beberapa hal yang wajib dilakukan orang tua dan anak untuk mencegah penyebaran penyakit di sekolah:
1. Menjaga Kebersihan Tangan
- Ajarkan anak-anak dan staf untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik.
- Sediakan hand sanitizer berbasis alkohol di area strategis sekolah.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan
- Rutin membersihkan dan mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh seperti meja, gagang pintu, dan mainan.
- Jaga ventilasi udara agar sirkulasi tetap baik di kelas dan ruang belajar.
3. Mengajarkan Etika Batuk dan Bersin
- Ajarkan anak-anak untuk menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku saat batuk atau bersin.
- Buang tisu bekas dengan benar dan segera cuci tangan.
4. Pengawasan Kesehatan
- Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi gejala penyakit sedini mungkin.
- Anjurkan siswa yang sakit untuk tetap di rumah sampai sembuh.
5. Vaksinasi Lengkap
- Pastikan anak-anak mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal imunisasi nasional dan rekomendasi dokter.
6. Pendidikan Kesehatan
- Berikan edukasi tentang pentingnya pola hidup sehat dan pencegahan penyakit melalui kegiatan rutin dan media informasi.
7. Pengaturan Jarak dan Kerumunan
- Usahakan menjaga jarak antar siswa saat duduk dan beraktivitas, terutama saat musim penyakit menular.
8. Konsumsi Makanan dan Minuman Sehat
- Pastikan asupan gizi anak terpenuhi dengan menyediakan makanan bergizi dan minuman bersih di kantin sekolah.
9. Mengelola Sampah dengan Baik
- Kelola sampah sekolah secara rutin dan benar untuk mencegah berkembangnya kuman dan vektor penyakit.
People Also Ask
1. Apa saja penyakit yang sering menyerang anak-anak di sekolah?
Penyakit yang sering menyerang anak-anak di sekolah antara lain selesma, influenza, cacar air, campak, gondongan, HFMD, diare, dan konjungtivitis.
2. Bagaimana cara mencegah penyakit menular di sekolah?
Cara mencegah penyakit menular di sekolah termasuk mencuci tangan, vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan, dan tidak berbagi barang pribadi.
3. Mengapa vaksinasi penting untuk anak?
Vaksinasi penting untuk melindungi anak dari penyakit menular serius dan mencegah penyebaran wabah di sekolah.
4. Apa yang harus dilakukan jika anak menunjukkan gejala penyakit menular?
Jika anak menunjukkan gejala penyakit menular, segera konsultasikan ke dokter dan minta anak untuk tetap di rumah.