6 Tanda-Tanda Tipes, Lengkap Penjelasan Penyebab hingga Pengobatannya

1 month ago 75

Liputan6.com, Jakarta Tipes adalah infeksi bakteri yang menyerang saluran pencernaan dan bisa menyebar ke seluruh tubuh jika tidak segera diobati. Mengenali tanda tanda tipes sejak dini sangat penting agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan tepat.

Beberapa tanda tanda tipes yang umum meliputi demam tinggi, sakit kepala, lemas, gangguan pencernaan, dan nyeri otot. Gejala ini sering muncul secara bertahap dan bisa memburuk bila diabaikan.

Penting juga untuk menjaga kebersihan makanan dan minuman sebagai langkah pencegahan. Meningkatkan pemahaman tentang tanda tanda tipes akan membantu mencegah penyebaran penyakit ini di lingkungan sekitar.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang penjelasan lengkap tanda tanda tipes, Senin (28/7/2025).

Mengenali Tanda Tanda Tipes Awal dan Lanjut

Menurut Megawati (2016) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol.3 No. 11 November 2024, demam tifoid (Tipes) adalah penyakit infeksi akibat bakteriSalmonella Typhi.Penyakit infeksi ini umumnya menular melalui makanan atau minuman yang tercemar feses atau urine penderita. Jika tidak ditangani secara tepat, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal.

Gejalanya berkembang secara bertahap dan bisa menyerupai penyakit umum lainnya, sehingga penting untuk mengenali tanda-tandanya dengan lebih rinci agar bisa mendapatkan penanganan medis secepat mungkin. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai gejala atau tanda-tanda tipes:

1. Demam Tinggi yang Meningkat Bertahap

Demam merupakan gejala utama tipes dan biasanya tidak langsung tinggi, melainkan naik perlahan dalam beberapa hari. Suhu tubuh bisa mencapai 39°C hingga 40°C. Pola demam ini seringkali lebih berat pada sore hingga malam hari. Tubuh penderita bisa terasa panas disertai menggigil dan berkeringat berlebihan. Jika tidak ditangani, demam bisa berlangsung hingga berminggu-minggu.

2. Sakit Kepala dan Kelelahan Ekstrem

Tipes juga ditandai dengan sakit kepala hebat yang tidak kunjung reda. Hal ini terjadi karena infeksi bakteri menyebar dalam aliran darah dan memengaruhi sistem saraf pusat. Selain itu, penderita biasanya merasa sangat lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Tubuh tampak lesu karena energi habis digunakan untuk melawan infeksi. Nafsu makan pun ikut menurun drastis.

3. Gangguan Pencernaan yang Mengganggu Aktivitas

Tipes menyerang saluran pencernaan, sehingga gejalanya sering berupa:

- Diare: lebih sering dialami oleh anak-anak.Sembelit: lebih umum pada orang dewasa.

- Mual dan muntah: terjadi akibat peradangan pada saluran cerna.

- Sakit perut: biasanya terasa di bagian tengah atau kanan bawah perut, sering digambarkan sebagai kram atau nyeri tumpul.

- Perut kembung: terasa penuh atau menekan akibat gas berlebih dalam usus.

4. Gejala Umum yang Mirip Flu

Banyak penderita awalnya menyangka terkena flu karena muncul gejala seperti:

- Batuk kering: tanpa dahak dan berlangsung cukup lama.

- Nyeri otot dan badan pegal: akibat respons tubuh terhadap infeksi.

- Menggigil dan keringat dingin: terutama saat demam tinggi.

Gejala-gejala ini sering membuat penderita menunda pengobatan karena mengira hanya terkena masuk angin biasa.

5. Ruam Kulit atau Rose Spots

Sebagian penderita tipes mengalami ruam kulit berupa bintik-bintik merah muda pucat, dikenal dengan sebutan rose spots. Biasanya muncul di dada atau perut dan tidak menonjol. Meskipun tidak semua pasien mengalaminya, ruam ini merupakan ciri khas yang bisa menjadi petunjuk penting dalam diagnosis klinis.

6. Komplikasi Serius Jika Tidak Segera Diobati

Jika tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, gejala tipes bisa berkembang menjadi lebih berbahaya:

- Delirium atau kebingungan mental: penderita bisa mengigau, bicara tidak jelas, atau tidak sadar lingkungan sekitar.

- Pendarahan saluran cerna: ditandai dengan tinja berwarna gelap atau berdarah.

- Perforasi usus (usus pecah): kondisi kritis yang bisa menyebabkan infeksi menyebar ke rongga perut (peritonitis) dan sangat berisiko fatal.

- Pneumonia dan gangguan jantung: dalam kasus berat, infeksi bisa meluas ke paru-paru dan memengaruhi sistem kardiovaskular.

Penyebab Utama Tipes dan Cara Penularannya

Menurut Tirtonegoro (2020) dikutip dari kajian di Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol.3 No. 11 November 2024, penyebab penyakit thypoid adalah infeksi bakteri Salmonella Typhi. Bakteri ini menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh kotoran manusia yang terinfeksi atau melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.

Bakteri tersebut kemudian menyebar ke dalam aliran darah dan menyebabkan gejala-gejala penyakit thypoid. Faktor-faktor seperti sanitasi yang buruk, air minum yang tidak bersih, dan kebersihan pribadi yang kurang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit thypoid.

Penularannya terutama terjadi melalui rute fekal-oral, yaitu saat seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja penderita. Untuk mencegah penularan dan penyebaran penyakit ini, penting untuk memahami faktor-faktor yang menjadi penyebab utamanya.

1. Infeksi Bakteri Salmonella Typhi melalui Rute Fekal-Oral

Penularan tipes terjadi ketika bakteri S. Typhi masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan atau air yang telah terkontaminasi feses penderita. Bakteri ini mampu bertahan di lingkungan luar, terutama di air atau permukaan yang kotor, dan menginfeksi siapa pun yang tanpa sadar mengonsumsinya.

2. Konsumsi Makanan dan Minuman yang Tercemar

Sumber utama penyebaran tipes adalah makanan dan minuman yang tidak bersih, misalnya:

- Air minum yang tidak dimasak atau berasal dari sumber yang terkontaminasi.

- Sayuran atau buah yang dicuci dengan air kotor.

- Makanan jalanan yang disiapkan tanpa standar kebersihan.

-Produk susu mentah yang tidak dipasteurisasi.

Kontaminasi ini bisa terjadi langsung dari lingkungan atau karena disentuh oleh tangan yang tidak bersih setelah buang air.

3. Kurangnya Kebersihan Diri dan Sanitasi Lingkungan

Kebiasaan tidak mencuci tangan setelah dari toilet atau sebelum makan berkontribusi besar terhadap penularan. Di lingkungan dengan sanitasi buruk, seperti toilet umum yang tidak bersih atau saluran pembuangan yang terbuka, risiko penyebaran bakteri meningkat secara signifikan.

4. Konsumsi Makanan yang Tidak Dimasak Sempurna

Memakan makanan mentah atau setengah matang, terutama daging, telur, atau sayuran dari air tercemar, bisa menjadi media hidup bakteri. Proses memasak yang tidak sempurna tidak mampu membunuh bakteri yang ada. Hal ini kerap terjadi pada makanan jalanan atau katering yang tidak menjaga standar kebersihan.

5. Kontak dengan Pembawa Bakteri Tanpa Gejala

Beberapa orang bisa menjadi carrier (pembawa bakteri) tanpa menunjukkan gejala sakit, namun tetap mengeluarkan bakteri melalui tinja. Orang-orang ini tetap berpotensi menularkan tipes jika tidak menjaga kebersihan tangan dan lingkungan. Bahkan, dalam beberapa kasus, seseorang dapat menjadi pembawa bakteri selama bertahun-tahun tanpa disadari.

6. Salmonella Paratyphi sebagai Penyebab Demam Paratifoid

Selain S. Typhi, bakteri Salmonella Paratyphi juga bisa menyebabkan infeksi serupa yang dikenal sebagai demam paratifoid. Gejalanya biasanya lebih ringan dibandingkan tipes, namun tetap memerlukan penanganan medis. Penularannya pun sama, yakni melalui konsumsi makanan dan minuman yang tidak higienis.

Pengobatan Tipes

Mengutip kajian yang dipublikasikan di IKRAITH-HUMANIORA VOL 8 NO 2 Juli 2024, penanganan demam tifoid meliputi istirahat, isolasi diri, penggantian cairantubuh, pemberian nutrisi, dan antibiotik.

Antibiotik generasi ketiga seperti Seftriakson merupakan pilihan yang efektif untuk melawan bakteri Salmonella typhi. Penting untuk menggunakan antibiotik secara rasional dan tepat agar tidak menyebabkan resistensi bakteri serta efek negatif lainnya.

Berikut ini pengobatan penyakit tipes:

1. Penggunaan Antibiotik yang Tepat

Pengobatan utama untuk tipes adalah antibiotik yang bekerja melawan bakteri Salmonella Typhi. Dokter biasanya meresepkan:

- Ciprofloxacin atau Levofloxacin untuk pasien dewasa.

- Azithromycin jika ada resistensi terhadap fluoroquinolone.

- Ceftriaxone atau Cefotaxime secara injeksi untuk kasus berat.

- Cefixime bisa digunakan sebagai alternatif oral bagi pasien yang tidak memerlukan rawat inap.

2. Pentingnya Menghabiskan Obat

Pasien harus mengonsumsi antibiotik sesuai dosis dan durasi yang dianjurkan dokter, bahkan jika merasa sudah membaik. Menghentikan pengobatan terlalu cepat dapat menyebabkan bakteri bertahan dan memperbesar risiko kekambuhan atau resistensi antibiotik.

3. Pemenuhan Cairan dan Hidrasi

Tipes bisa menyebabkan diare atau demam tinggi yang memicu dehidrasi. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk minum banyak air, larutan elektrolit, atau mendapatkan infus jika dehidrasi cukup parah.

4. Istirahat Total dan Pola Makan yang Mendukung

Istirahat cukup sangat diperlukan agar tubuh bisa fokus melawan infeksi. Pola makan sebaiknya:

- Ringan, mudah dicerna, dan rendah serat.

- Tinggi kalori untuk menjaga energi.

- Diberikan dalam porsi kecil namun sering, terutama jika pasien merasa mual.

5. Perawatan Tambahan

Obat penurun demam seperti acetaminophen (parasetamol) bisa diberikan untuk menurunkan suhu tubuh dan mengurangi rasa tidak nyaman. Bila kondisi memburuk, pasien mungkin perlu dirawat inap. Pada komplikasi seperti perforasi usus atau pendarahan dalam, operasi bisa diperlukan meskipun sangat jarang.

Pencegahan Tipes

Mengutip buku berjudul Mengenali Keluhan Anda (2013) oleh Dr. Ayustawati, PhD, penyakit tipes adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Kuman tipes hidup di dalam tubuh manusia, di dalam pembuluh darah dan organ saluran pencernaan. Penyakit tipes ditemukan di berbagai negara berkembang seperti India, negara-negara Asia Tenggara, Afrika, Timur Tengah, dan negara-negara non-industrial lainnya.

1. Menjaga Kebersihan Tangan

Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah langkah pencegahan paling dasar dan penting, terutama:

- Setelah menggunakan toilet.

- Sebelum menyiapkan atau mengonsumsi makanan.

2. Air Minum Aman

Pastikan air minum berasal dari sumber bersih. Sebisa mungkin, gunakan:

- Air yang sudah dimasak sampai mendidih.

- Air minum kemasan yang tersegel.

- Hindari penggunaan es batu, terutama dari sumber yang tidak jelas.

3. Pola Konsumsi yang Aman

Pilih makanan yang:

- Baru dimasak dan disajikan panas.

- Tidak mentah, terutama daging, seafood, atau telur.

- Sayur dan buah sebaiknya dikupas dan dicuci sendiri sebelum dimakan.

4. Waspadai Produk Susu

Hindari susu atau produk olahan susu yang belum dipasteurisasi karena dapat menjadi media penyebaran bakteri.

5. Vaksinasi Tipes

Vaksin tipes dapat diberikan sebagai langkah pencegahan, terutama bagi:

- Orang yang tinggal di daerah dengan sanitasi buruk.

- Mereka yang akan bepergian ke wilayah endemik tipes.

Sumber:

- Kajian berjudul Penyuluhan tentang Cegah Penyakit Tipes dengan Pola Hidup Sehat dan Lingkungan yang Bersih pada Siswa/i di SMP Negeri 17 Kota Bengkulu dipublikasikan di Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol.3 No. 11 November 2024

- Kajian berjudul Demam Tifoid dipublikasikan di IKRAITH-HUMANIORA VOL 8 NO 2 Juli 2024

- Buku berjudul Mengenali Keluhan Anda (2013) oleh Dr. Ayustawati, PhD

Q & A Seputar Topik Tanda-Tanda Tipes

Apa saja tanda-tanda awal seseorang terkena tipes?

Gejala awal tipes biasanya meliputi demam ringan yang meningkat secara bertahap, tubuh terasa lemas, sakit kepala, nyeri otot, dan gangguan pencernaan seperti sembelit atau diare. Beberapa orang juga mengalami kehilangan nafsu makan dan rasa tidak nyaman di perut.

Apakah demam tinggi selalu menjadi ciri khas tipes?

Ya, salah satu ciri khas tipes adalah demam tinggi yang meningkat secara bertahap, biasanya mencapai 39–40°C pada minggu pertama hingga kedua. Demam ini cenderung menetap dan sulit turun meskipun sudah minum obat penurun panas biasa.

Apakah tipes menyebabkan gangguan pencernaan?

Benar. Tipes sering disertai gejala gangguan pencernaan seperti mual, perut kembung, sembelit, atau diare. Perut juga bisa terasa nyeri, terutama di bagian kanan bawah. Gejala ini muncul akibat infeksi bakteri di saluran cerna.

Bagaimana membedakan tipes dengan flu biasa?

Meski sama-sama menyebabkan demam dan tubuh lemas, tipes cenderung disertai gangguan pencernaan, lidah yang tampak kotor di bagian tengah, serta demam yang berlangsung lama dan semakin tinggi setiap harinya. Flu biasanya disertai batuk, pilek, dan demam yang naik turun.

Kapan harus ke dokter jika mengalami gejala seperti tipes?

Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami demam tinggi lebih dari tiga hari disertai gangguan pencernaan, tubuh sangat lemas, dan tidak membaik dengan pengobatan biasa. Diagnosis dan pengobatan dini penting untuk mencegah komplikasi tipes.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |