Gelombang Baru COVID-19 Landa Asia, Apa Penyebabnya? Epidemiolog Ungkap Faktor di Baliknya

10 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Beberapa negara Asia seperti Singapura, Thailand, dan Hong Kong melaporkan kenaikan kasus COVID-19. Epidemiolog Dicky Budiman mengungkapkan beberapa faktor yang membuat kasus COVID-19 naik.

Pertama, imunitas tubuh yang didapatkan dari vaksin COVID-19 mulai melemah. Hal ini membuat seseorang jadi lebih rentan tertular infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

"Mayoritas sudah lebih dari dua tahun (tidak divaksin COVID-19), sehingga ini tidak menjadi keanehan," kata Dicky menjawab pertanyaan Health Liputan6.com.

Hal ini juga menunjukkan bahwa COVID-19 sama seperti influenza. Bila sudah pernah terinfeksi masih bisa bisa terinfeksi lagi dengan mutasi virus yang baru.

"Dalam penyakit COVID itu tidak ada kekebalan yang terjadi setelah terinfeksi. Artinya setelah terinfeksi bisa terulang (kena lagi)," lanjut Dicky lewat pesan suara.

Kedua, perilaku masyarakat sudah kembali seperti sebelum COVID-19. Seperti jarang memakai masker di situasi yang memerlukan, memegang area umum sembarangan, tak lagi menerapkan cuci tangan pakai sabun sesering dulu.

Ketiga, mobilitas tinggi. Setelah pandemi COVID-19 berakhir mobilitas masyarakat kembali normal bahkan lebih tinggi hal ini meningkatkan kemungkinan penularan.

Kasus Kematian di Thailand dan Hong Kong, Kebanyakan pada Lansia dengan Komorbid

Hong Kong mencatat 81 pasien dengan kasus gejala berat akibat COVID-19, 30 orang di antaranya meninggal dunia. Lalu, di Thailand ada 71.067 kasus COVID-19 dengan 19 kematian dari 1 Januari - 14 Mei 2025. Mengenai adanya kematian di kasus-kasus negara Asia itu, Dicky mengungkapkan kebanyakan terjadi pada kelompok rawan yakni lansia yang punya komorbid atau penyakit peserta.

"Ini populasi unik, klasik. Lansia dengan penyakit komorbid bila tertular penyakit pernapasan bisa berada dalam kondisi berbahaya," kata Dicky.

Lebih lanjut, Dicky mengungkapkan lansia dengan penyakit komorbid yang tertular penyakit infeksi saluran pernapasan seperti COVID-19 dan influenza bisa menyebabkan kematian karena menyebabkan pneumonia.

Pneumonia adalah infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru yang dapat berisi cairan. Pada pneumonia, kantung udara bisa berisi cairan atau nanah. Infeksi dapat mengancam nyawa siapa pun, terutama pada bayi, anak-anak, dan lansia di atas 65 tahun.

Kondisi COVID-19 di Indonesia

Kementerian Kesehatan RI mengatakan bahwa kondisi penyebaran COVID-19 di Tanah Air masih dalam batas aman. Penguatan sistem pemantauan penyakit menular terus dilakukan secara konsisten.

“Di tengah dinamika global, kami ingin menyampaikan bahwa kondisi di Indonesia tetap aman. Surveilans penyakit menular, termasuk COVID-19, terus kami perkuat, baik melalui sistem sentinel maupun pemantauan di pintu masuk negara,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, Senin, 19 Mei 2025.

Meski situasi di Indonesia saat ini terkendali, kewaspadaan tetap menjadi kunci. Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kebersihan, menghindari kerumunan jika sakit, serta memantau informasi resmi dari pemerintah terkait perkembangan situasi COVID-19.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |