Liputan6.com, Jakarta - Skin barrier atau lapisan pelindung kulit berfungsi menjaga kelembapan dan melindungi kulit dari paparan luar. Saat skin barrier rusak, kulit jadi lebih sensitif, mudah iritasi, dan rentan terhadap berbagai masalah.
Menurut dr. Teddy Sutrisna, Sp.DV(E), FINSDV, FAADV dari Dermato Clinic Bandung dan Jakarta, memperbaiki skin barrier rusak tidak bisa dilakukan sembarangan.
Butuh pendekatan multifaktor dan pemahaman soal kondisi kulit secara menyeluruh.
Bagaimana Cara Mengetahui Skin Barrier Rusak?
Kerusakan pada skin barrier bisa dikenali dari beberapa gejala umum. "Ciri-cirinya bisa berupa kemerahan, muncul pigmentasi yang tidak biasa, serta kulit terasa kasar atau perih saat memakai skincare," kata dr. Teddy dalam diskusi media belum lama ini
Berikut tanda-tanda umum skin barrier yang rusak:
- Kulit tampak kemerahan
- Muncul noda hitam atau pigmentasi tidak merata
- Kulit terasa kering dan bersisik
- Timbul iritasi atau rasa perih
- Sensasi gatal atau panas setelah menggunakan produk
Kondisi ini bisa terjadi akibat penggunaan produk skincare yang terlalu banyak atau terlalu keras, paparan sinar matahari tanpa perlindungan, polusi, serta gaya hidup yang kurang sehat.
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Skin Barrier rusak?
Untuk memperbaiki skin barrier, dr. Teddy menekankan pentingnya perawatan bertahap dan konsultasi profesional. Berikut langkah-langkahnya:
1. Kurangi Jumlah Skincare
Jika terbiasa memakai banyak produk sekaligus, cobalah untuk sementara hanya memakai skincare dasar. "Biasanya kita minta pasien untuk berhenti dulu ke basic skincare seperti moisturizer," ujar dr. Teddy.
Fokus hanya pada pembersih yang lembut, pelembap, dan sunscreen. Hindari produk dengan bahan aktif yang keras seperti AHA, BHA, retinol, atau vitamin C dosis tinggi.
2. Fokus pada Moisturizer
Moisturizer atau pelembap jadi kunci utama dalam pemulihan skin barrier. Gunakan produk yang mengandung bahan seperti ceramide, panthenol, hyaluronic acid, atau squalane.
"Moisturizer membantu mengunci kelembapan dan memperkuat struktur pelindung kulit," jelasnya.
3. Konsultasi ke Dokter Kulit
Jika kondisi tidak membaik, segera konsultasi ke dokter spesialis kulit. Di tempat praktiknya, misalnya, tersedia layanan injeksi khusus (injectables) untuk membantu memperbaiki skin barrier dari dalam.
"Injeksi-injeksi ini bertujuan memperbaiki struktur kulit dan mendukung regenerasi sel secara lebih mendalam," kata dr. Teddy.
4. Hindari Eksfoliasi Berlebihan
Mengeksfoliasi kulit terlalu sering bisa memperparah kondisi skin barrier. Lakukan eksfoliasi maksimal 1 kali seminggu, atau hentikan sementara jika kulit sedang sensitif.
5. Gunakan Sunscreen Setiap Hari
Paparan sinar UV adalah musuh utama skin barrier. Gunakan sunscreen minimal SPF 30 setiap hari, bahkan saat cuaca mendung atau berada di dalam ruangan.
Kenapa Penting Menjaga Skin Barrier?
Skin barrier berfungsi sebagai perisai alami tubuh dari berbagai agresor eksternal. Jika rusak, kulit lebih mudah mengalami infeksi, peradangan, dan penuaan dini.
"Skin barrier itu seperti tembok pelindung kulit. Kalau rusak, semuanya jadi masuk. Baik kotoran, polusi, bahkan alergen," pungkasnya.
Oleh karena itu, penting untuk tidak asal mencoba produk baru tanpa mengetahui kebutuhan kulit sendiri.