Kenali Risiko Stroke Sejak Dini, Begini Gejala dan Cara Penanganannya

8 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Stroke masih menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia dan menjadi penyebab utama kecacatan permanen pada usia dewasa. Kondisi ini dapat datang tiba-tiba, menyerang otak, dan berdampak fatal jika tidak ditangani dengan cepat.

Menurut dr. Sendjaja Muljadi, Sp.N, FICA, FRCP, FMIN, Dokter Spesialis Neurologi dari RS EMC Sentul & Alam Sutera, penting bagi masyarakat untuk memahami apa itu stroke, mengenali gejalanya, dan mengetahui faktor-faktor risikonya.

Apa Itu Stroke? Stroke adalah gangguan peredaran darah di otak yang terjadi secara mendadak. Kondisi ini terbagi menjadi dua jenis:

  • Stroke Non Hemoragik (Iskemik): terjadi akibat sumbatan pembuluh darah otak
  • Stroke Hemoragik: disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak

Keduanya merupakan kondisi medis gawat darurat dan bisa berakibat fatal bila terlambat ditangani.

Promosi 1

Stroke Non Hemoragik (Iskemik)

Jenis stroke ini terjadi akibat fokal serebral iskemik, yaitu penyumbatan aliran darah oleh gumpalan, yang menghambat pasokan oksigen dan nutrisi ke otak. Akibatnya, sel-sel otak bisa mati dan menyebabkan kerusakan permanen.

Faktor risiko stroke non hemoragik antara lain:

  • Hipertensi (tekanan darah tinggi)
  • Diabetes melitus
  • Gangguan jantung
  • Kolesterol tinggi
  • Gaya hidup tidak aktif
  • Stres berkepanjangan]
  • Pola tidur dan makan tidak teratur
  • Usia lanjut
  • Merokok
  • Faktor risiko lain yang masih diteliti oleh para ahli

Gejala stroke non hemoragik dapat muncul tiba-tiba, seperti:

  • Vertigo disertai kebas di wajah atau mulut
  • Bicara pelo
  • Kelumpuhan di salah satu sisi tubuh
  • Gangguan bicara (afasia)
  • Penglihatan ganda
  • Penurunan kesadaran
  • Dan gejala lainnya

Penanganan stroke non hemoragik:

Segera bawa pasien ke rumah sakit dengan fasilitas memadai. Pemeriksaan awal umumnya melibatkan MRI, MRA, atau CT Scan kepala. Jika pasien datang dalam golden period (3,5 jam pertama sejak serangan), bisa diberikan terapi trombolitik untuk menghancurkan gumpalan darah sesuai kriteria medis yang ketat.

Stroke Hemoragik

Berbeda dengan jenis sebelumnya, stroke hemoragik disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Kondisi ini lebih berbahaya dan sering dipicu oleh tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.

Faktor risiko stroke hemoragik, di antaranya:

Hipertensi kronis Angiopati amiloid (penumpukan protein pada dinding pembuluh darah otak) Arteriovenous malformation (AVM) – kelainan pembuluh darah bawaan Aneurisma – penggelembungan pembuluh darah Penggunaan obat pengencer darah atau NAPZA Kelainan darah Faktor lainnya Gejala stroke hemoragik bervariasi tergantung lokasi dan volume perdarahan:

  • Jika perdarahan besar: sakit kepala hebat, muntah, hingga penurunan kesadaran secara cepat
  • Jika perdarahan ringan: gejalanya mirip dengan stroke iskemik

Penanganan stroke hemoragik:

  1. Pasien harus segera dibawa ke rumah sakit.
  2. Pemeriksaan MRI, MRA, atau CT Scan dilakukan untuk melihat lokasi dan jumlah perdarahan.
  3. Jika volume perdarahan ≥ 30 cc, biasanya diperlukan operasi pengangkatan darah oleh dokter spesialis bedah saraf.
  4. Jika volume < 30 cc, pasien biasanya dirawat secara konservatif.

Pencegahan Lebih Baik dari Pengobatan

“Kenalilah faktor-faktor risiko stroke tersebut dengan baik. Lakukan pola hidup sehat, deteksi dini faktor-faktor risikonya, karena pada prinsipnya akan jauh lebih baik mencegah daripada mengobati,” tutur dr. Sendjaja.

Penting untuk menjaga tekanan darah, mengelola stres, rutin berolahraga, berhenti merokok, dan memperhatikan pola makan sebagai bagian dari upaya pencegahan stroke.

Artikel ini ditulis oleh dr. Sendjaja Muljadi, Sp.N, FICA, FRCP, FMIN – Dokter Spesialis Neurologi RS EMC Sentul & Alam Sutera.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |