Liputan6.com, Jakarta Menjalani program hamil sering kali membuat wanita lebih peka terhadap setiap perubahan yang terjadi pada tubuh. Salah satu perubahan yang paling sering diperhatikan adalah keputihan. Cairan yang keluar dari vagina ini bisa menjadi petunjuk penting.
Beberapa wanita meyakini bahwa perubahan pada keputihan merupakan tanda pembuahan berhasil. Namun, tidak semua keputihan menandakan kehamilan. Penting untuk memahami perbedaan antara keputihan normal dan keputihan yang memang menjadi petunjuk awal kehamilan.
Melansir dari laman resmi Prashanth Fertility C Research Centre 2024, peningkatan keputihan merupakan salah satu tanda umum keberhasilan implantasi akibat peningkatan kadar hormon progesteron. Keputihan sebagai tanda pembuahan berhasil umumnya lebih kental, lebih banyak, dan berwarna putih. Cairan ini membantu mempersiapkan rahim untuk kehamilan.
Berikut Liputan6.com ulas lengkap seputar keputihan tanda pembuahan berhasil untuk kesehatan.
Keputihan sebagai Tanda Pembuahan Berhasil
Menurut laman resmi Prashanth Fertility C Research Centre, keputihan adalah salah satu tanda umum keberhasilan implantasi, yaitu ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim. Proses ini memicu peningkatan kadar hormon progesteron yang signifikan. Hormon ini berperan dalam mengentalkan lendir serviks dan mempersiapkan lapisan rahim untuk kehamilan.
Berdasarkan laman resmi Medical News Today, keputihan sebagai tanda pembuahan berhasil umumnya lebih kental, lebih banyak, dan berwarna putih. Cairan ini juga bisa bercampur dengan sedikit warna merah muda jika terjadi pendarahan implantasi.
Meskipun demikian, tidak ada cara pasti untuk membedakan cairan saat kehamilan dengan cairan saat ovulasi, karena perubahan ini berbeda-beda pada setiap wanita. Namun, beberapa orang mungkin menyadari adanya perubahan, seperti cairan yang menjadi lebih encer, lebih banyak, atau berwarna putih susu.
Keputihan Normal vs. Keputihan Tanda Hamil
Meskipun keputihan adalah kondisi normal, ciri-cirinya saat hamil muda cenderung berbeda. Berdasarkan laman resmi Healthline, berikut adalah beberapa perbedaan antara keputihan normal dan keputihan yang menandakan kehamilan:
- Jumlah: Keputihan tanda kehamilan biasanya lebih banyak frekuensinya dibandingkan keputihan menjelang menstruasi. Cairan ini bermanfaat untuk membersihkan bakteri dan sel-sel mati dari dalam tubuh.
- Warna: Keputihan tanda hamil umumnya berwarna putih susu atau putih krem. Keputihan yang berwarna kehijauan, kekuningan, atau abu-abu bisa menjadi pertanda adanya infeksi.
- Tekstur: Keputihan tanda kehamilan cenderung encer dan bening. Tekstur ini normal dan menjadi tanda bahwa vagina sedang membersihkan dirinya.
- Aroma: Keputihan tanda hamil sering kali tidak berbau busuk, bahkan cenderung tidak berbau sama sekali. Jika keputihan memiliki bau menyengat atau amis, itu bisa menjadi tanda adanya infeksi.
Mengenal Keputihan: Normal vs. Abnormal
Dalam buku Edukasi Tentang Keputihan (Flour Albus) (2023) oleh Dini Afriani, dijelaskan bahwa keputihan, atau dalam istilah medis dikenal sebagai fluor albus, adalah cairan alami yang diproduksi oleh vagina dan leher rahim. Fungsinya sangat penting untuk kesehatan reproduksi wanita, yaitu untuk membersihkan sel-sel mati dan bakteri dari vagina, menjaga kelembapan, serta mencegah infeksi. Keputihan adalah kondisi normal yang sering dialami wanita dan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama hormon.
Berdasarkan analisis dalam buku yang sama, penyebab keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis: fisiologis (normal) dan patologis (abnormal). Keputihan normal terjadi karena faktor hormonal, seperti saat masa subur, menjelang dan sesudah menstruasi, atau saat rangsangan seksual.
Keputihan normal biasanya encer, bening, tidak lengket, tidak berbau, dan tidak menyebabkan gatal. Sebaliknya, keputihan abnormal mengindikasikan adanya infeksi, seperti bakteri (vaginitis), jamur (candidiasis), atau parasit (trikomoniasis). Keputihan abnormal seringkali ditandai dengan perubahan volume yang berlebihan, warna yang tidak biasa, bau tak sedap, dan rasa gatal.
Tanda-Tanda Keberhasilan Pembuahan Lainnya
Selain keputihan, ada beberapa tanda fisik lain yang dapat mengindikasikan keberhasilan pembuahan dan awal kehamilan. Meskipun gejala-gejala ini dapat bervariasi pada setiap wanita, mengenali tanda-tanda ini dapat membantu Anda lebih memahami kondisi tubuh.
Berdasarkan laman resmi Prashanth Fertility C Research Centre, berikut adalah tanda-tanda implantasi yang berhasil:
- Kram Perut: Kram ringan adalah salah satu tanda umum yang terjadi saat sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim. Kram ini biasanya lebih ringan daripada kram menstruasi dan dapat berlangsung selama beberapa jam hingga sehari.
- Payudara Lembut dan Bengkak: Peningkatan kadar progesteron pasca-implantasi menyebabkan payudara terasa lebih nyeri, bengkak, dan sensitif. Gejala ini biasanya dimulai segera setelah implantasi dan dapat berlanjut hingga beberapa minggu pertama kehamilan.
- Perubahan Suhu Basal Tubuh (BBT): Setelah implantasi, suhu basal tubuh (BBT) cenderung meningkat dan tetap tinggi karena lonjakan hormon progesteron. BBT yang tinggi secara berkelanjutan selama 7-10 hari setelah ovulasi dapat menjadi indikasi kuat keberhasilan pembuahan.
- Kembung dan Mual: Perubahan hormon yang cepat dapat menyebabkan rasa kembung dan mual ringan. Mual ini, yang sering disebut morning sickness, dapat muncul sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi janin dari zat-zat berbahaya.
Penyebab Keputihan Saat Hamil
Keputihan saat hamil adalah hal yang wajar dan sering terjadi. Ada beberapa penyebab utama di balik peningkatan produksi cairan ini:
- Meningkatnya Hormon Estrogen: Berdasarkan laman resmi What to Expect, peningkatan kadar hormon estrogen selama kehamilan adalah salah satu penyebab utama keputihan. Hormon ini menyebabkan leher rahim dan dinding vagina melunak, sehingga tubuh memproduksi lebih banyak cairan untuk mencegah infeksi.
- Perubahan pada Leher Rahim: Seiring bertambahnya usia kehamilan, kepala bayi yang membesar dapat menekan leher rahim, yang juga dapat meningkatkan produksi cairan keputihan.
- Infeksi Jamur atau Bakteri: Menurut What to Expect, meskipun keputihan bisa menjadi tanda kehamilan, infeksi jamur (candidiasis) dan vaginosis bakterial (BV) juga umum terjadi pada wanita hamil. Kedua kondisi ini bisa menimbulkan keputihan abnormal, seperti gatal yang luar biasa, tekstur menggumpal, atau bau tak sedap.
Waspada Jika Terjadi Perubahan Aneh
Meskipun keputihan saat hamil adalah hal normal, ada beberapa ciri yang harus diwaspadai karena bisa menjadi pertanda infeksi yang berbahaya. Berdasarkan laman resmi Healthline, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter jika keputihan Anda menunjukkan gejala-gejala berikut:
- Tekstur Menggumpal: Keputihan yang memiliki tekstur menggumpal, mirip keju cottage, bisa menjadi tanda infeksi jamur. Gejala ini seringkali disertai dengan gatal dan sensasi terbakar saat buang air kecil.
- Perubahan Warna dan Bau: Keputihan yang berwarna hijau atau abu-abu tua dan memiliki bau yang sangat menyengat, seperti amis atau busuk, dapat mengindikasikan infeksi bakteri atau penyakit menular seksual (Trikomoniasis).
- Disertai Nyeri: Jika keputihan abnormal disertai dengan nyeri pada perut atau sensasi terbakar saat buang air kecil, segera periksakan diri ke dokter. Kondisi ini bisa menjadi tanda infeksi serius yang memerlukan penanganan medis.
FAQ Seputar Keputihan Tanda Hamil
Apakah keputihan selalu menjadi tanda kehamilan?
Berdasarkan laman resmi Medical News Today, keputihan tidak selalu menjadi tanda kehamilan. Keputihan normal terjadi sepanjang siklus menstruasi dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor hormonal, seperti ovulasi dan menjelang menstruasi. Meskipun perubahan pada keputihan dapat mengindikasikan kehamilan, satu-satunya cara pasti untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes kehamilan atau pemeriksaan darah oleh dokter.
Apa perbedaan keputihan tanda kehamilan dengan keputihan menjelang haid?
Menurut laman resmi Healthline, keputihan yang menjadi tanda kehamilan cenderung lebih encer, berwarna putih susu, dan tidak berbau. Jumlahnya juga bisa lebih banyak dari biasanya. Sementara itu, keputihan menjelang haid umumnya lebih kental, keruh, atau bahkan cenderung kering. Namun, perlu diingat bahwa perbedaan ini tidak selalu jelas dan dapat bervariasi pada setiap wanita.
Kapan waktu yang tepat untuk melakukan tes kehamilan setelah melihat keputihan?
Berdasarkan laman resmi Prashanth Fertility C Research Centre, meskipun Anda melihat perubahan pada keputihan, disarankan untuk menunggu setidaknya 10-14 hari setelah ovulasi sebelum melakukan tes kehamilan. Pada waktu ini, kadar hormon kehamilan (human chorionic gonadotropin atau hCG) sudah cukup tinggi untuk dideteksi oleh alat tes kehamilan di rumah atau tes darah di laboratorium.
Apakah keputihan berbahaya saat hamil?
Menurut laman resmi Healthline, keputihan yang normal saat hamil tidak berbahaya. Namun, keputihan yang abnormal dapat menjadi tanda infeksi yang memerlukan perhatian medis. Jika keputihan Anda berubah warna menjadi hijau, kuning, atau abu-abu, memiliki bau menyengat, atau disertai dengan rasa gatal, segera hubungi dokter.
Apakah perubahan lendir serviks bisa disalahartikan sebagai tanda kehamilan?
Berdasarkan laman resmi Medical News Today, ya, sangat mungkin. Lendir serviks secara alami berubah sepanjang siklus menstruasi. Misalnya, menjelang ovulasi, lendir bisa menjadi bening dan elastis, mirip dengan ciri-ciri keputihan saat hamil. Oleh karena itu, mencatat jadwal ovulasi bisa membantu Anda lebih memahami perubahan yang terjadi pada tubuh.