Sikat Gigi hingga Bantal, Barang Sehari-Hari yang Harus Diganti Demi Kesehatan

1 month ago 26

Liputan6.com, Jakarta Kita sering kali tidak menyadari bahwa beberapa barang yang digunakan setiap hari di rumah bisa menjadi sumber penyakit jika tidak diganti secara berkala. Barang-barang ini tampak sepele dan masih tampak baik secara kasat mata, padahal diam-diam bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri, jamur, dan kuman yang membahayakan kesehatan. Mulai dari sikat gigi, spons dapur, hingga bantal, semuanya memiliki batas waktu pemakaian yang aman.

Jika kamu ingin menjaga kesehatan tubuh, kulit, dan sistem pernapasan, maka penting untuk memahami kapan waktunya untuk mengganti barang-barang rumah tangga. Artikel ini akan mengulas 10 barang sehari-hari yang harus diganti secara rutin menurut para ahli kesehatan, lengkap dengan alasan medis, rekomendasi waktu penggantian, dan tips pengelolaan limbahnya.

1. Sikat Gigi: Ganti Setiap 3 Bulan Demi Gigi dan Gusi Sehat

Sikat gigi memang terlihat sederhana, tapi jika digunakan terlalu lama bisa menyebabkan lebih banyak masalah ketimbang manfaat. Menurut American Dental Association (ADA), sikat gigi sebaiknya diganti setiap tiga hingga empat bulan atau segera setelah bulu sikat terlihat aus dan tidak tegak lagi. Hal ini karena bulu sikat yang rusak tidak akan membersihkan plak dan kotoran secara efektif, bahkan bisa melukai gusi.

Selain kinerja yang menurun, sikat gigi juga bisa menjadi sarang bakteri jika disimpan dalam kondisi lembap. Setiap kali digunakan, sikat gigi terkena air liur, sisa makanan, dan mikroorganisme dari mulut yang kemudian bisa berkembang biak di bulu sikat. Bayangkan jika kamu tetap menggunakan sikat yang sama selama berbulan-bulan, maka kamu justru menyebarkan kuman tersebut ke seluruh mulut setiap kali menyikat gigi.

Untuk menjaga kebersihan dan efektivitasnya, simpan sikat gigi dalam posisi tegak dan terbuka agar cepat kering. Jika memungkinkan, gunakan penutup kepala sikat yang memiliki ventilasi. Sikat gigi bekas juga bisa dimanfaatkan kembali untuk membersihkan sela-sela keran atau sepatu, namun pastikan tidak digunakan lagi di area tubuh.

2. Kasur: Waspada Debu, Jamur, dan Tungau yang Memicu Alergi

Kasur yang nyaman adalah kunci tidur berkualitas. Namun, mengutip dari health.com, kasur juga bisa menjadi sarang debu, tungau, dan jamur yang dapat memperparah kondisi kulit, asma, dan alergi jika tidak diganti dalam waktu lama. Para ahli menyarankan penggantian kasur setiap 7 hingga 10 tahun, tergantung jenis dan kondisi penggunaannya.

Jika kamu sering bangun dengan badan pegal, bersin-bersin, atau merasa tidur tidak nyenyak meskipun cukup lama, bisa jadi kasurmu sudah tidak optimal lagi. Selain itu, kasur yang kendur, berbunyi, atau berbau juga pertanda harus diganti.

Untuk menjaga kebersihan kasur, gunakan pelindung anti alergi, cuci seprai seminggu sekali, dan vakum permukaan kasur secara rutin. Hindari makan atau membawa hewan peliharaan ke atas kasur agar tidak cepat rusak.

3. Spons Dapur: Lebih Kotor dari Toilet, Harus Diganti Rutin

Meski terlihat bersih, spons dapur sering kali menjadi tempat tinggal favorit bagi ratusan juta bakteri, bahkan lebih kotor daripada dudukan toilet. Spons yang lembap dan penuh sisa makanan merupakan tempat ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme seperti E. coli, Salmonella, dan bakteri penyebab diare lainnya. Oleh karena itu, spons dapur sebaiknya diganti setiap 2 minggu, atau lebih cepat jika berbau tidak sedap.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports menemukan bahwa satu spons dapur bisa mengandung hingga 45 miliar bakteri per sentimeter kubik. Bahkan jika dicuci dengan air panas sekalipun, spons tetap menjadi tempat persembunyian mikroba karena strukturnya yang berpori sulit dibersihkan secara menyeluruh.

Untuk memperpanjang usia spons, kamu bisa mensterilkannya di microwave selama 30 detik atau mencucinya di mesin pencuci piring. Namun ingat, ini hanya untuk penggunaan jangka pendek. Setelah itu, spons sebaiknya dibuang atau didaur ulang jika terbuat dari bahan selulosa alami.

4. Loofah dan Spons Mandi: Bakteri Bersarang di Kamar Mandi Lembap

Loofah, baik yang terbuat dari bahan alami maupun plastik, sering digunakan untuk menggosok tubuh saat mandi. Sayangnya, loofah menyerap air dan sel kulit mati yang terkelupas, lalu menjadi tempat berkembangnya bakteri, jamur, dan bahkan lumut. Menurut para ahli, loofah sebaiknya diganti setiap 2 hingga 4 minggu.

Penggunaan loofah yang sudah kotor bisa menyebabkan infeksi kulit, iritasi, hingga jerawat, terutama jika kamu memiliki luka kecil atau kulit sensitif. Bahkan, loofah yang disimpan dalam kamar mandi yang lembap akan mempercepat pertumbuhan jamur yang berbahaya bagi sistem pernapasan jika terhirup secara terus-menerus.

Solusi terbaik adalah mengganti loofah secara rutin, menyimpannya di tempat kering setelah digunakan, atau beralih ke waslap yang bisa dicuci setiap habis pakai. Hindari menggantung loofah di dalam shower karena tidak akan mengering dengan baik.

5. Wadah Plastik: Berisiko Lepaskan Bahan Kimia Berbahaya

Wadah plastik sering digunakan untuk menyimpan makanan, tetapi ketika mulai retak, tergores, atau berubah warna, sebaiknya segera diganti. Plastik yang rusak bisa melepaskan bahan kimia seperti BPA (Bisphenol A) atau PFAS yang dapat mengganggu hormon, meningkatkan risiko kanker, dan memengaruhi sistem imun.

Tanda-tanda wadah plastik harus diganti termasuk permukaannya menjadi keruh, berubah warna (misalnya jadi kemerahan karena saus), dan bentuknya berubah karena terlalu sering masuk microwave. Jika kamu menemukan tanda-tanda ini, saatnya beralih ke wadah yang lebih aman seperti kaca atau stainless steel.

Selain lebih aman, wadah non-plastik juga lebih tahan lama dan tidak menyerap bau makanan. Jika tetap menggunakan plastik, pastikan hanya memakai wadah dengan label "food grade" dan hindari memanaskannya dalam microwave.

6. Panci Anti-Lengket: Jangan Tunggu Mengelupas untuk Ganti

Panci anti-lengket memang praktis, tetapi jika lapisan pelapisnya mulai mengelupas, itu pertanda berbahaya. Banyak lapisan anti-lengket mengandung PFAS (perfluoroalkyl substances), bahan kimia sintetis yang disebut sebagai "forever chemicals" karena sulit terurai dalam tubuh dan lingkungan.

Jika kamu terus menggunakan panci yang lapisannya terkelupas, partikel mikroskopis bisa masuk ke dalam makanan dan berakumulasi di tubuh. Beberapa efek kesehatan dari paparan PFAS termasuk gangguan hormon, kerusakan hati, dan bahkan masalah perkembangan pada janin.

Solusinya? Ganti panci anti-lengket yang rusak dengan alternatif seperti panci besi cor (cast iron) atau stainless steel yang lebih awet dan tidak berbahaya. Selain itu, hindari menggosok panci dengan spons kasar dan jangan gunakan spatula logam untuk menjaga keawetan lapisan pelapis.

7. Alas Pemotong: Goresan Dalam Bisa Jadi Sumber Bakteri

Alas pemotong atau cutting board sering mengalami goresan karena penggunaan pisau tajam. Sayangnya, goresan-goresan ini bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri, jamur, dan virus, terutama jika papan digunakan untuk memotong daging mentah dan sayuran secara bergantian.

Papan plastik yang penuh goresan harus segera diganti, sedangkan papan kayu bisa bertahan lebih lama asalkan dirawat dengan benar. Namun jika sudah muncul noda hitam, bau, atau retakan besar, sebaiknya segera diganti untuk mencegah kontaminasi makanan.

Untuk mencegah risiko kesehatan, gunakan papan terpisah untuk daging dan sayuran, dan bersihkan dengan air panas serta disinfektan seperti larutan bleach. Jika kamu menggunakan papan kayu, pastikan untuk mengeringkannya sepenuhnya setelah digunakan.

8. Bantal: Sarang Tungau dan Alergen Jika Tidak Diganti

Bantal bukan hanya tempat menyandarkan kepala, tetapi juga menyerap banyak hal yang tidak terlihat oleh mata seperti keringat, minyak kulit, air liur, hingga sel kulit mati. Semua ini menjadi makanan empuk bagi tungau debu yang dapat memicu alergi, asma, dan iritasi kulit. Karena itulah para ahli merekomendasikan agar bantal diganti setiap 1 hingga 3 tahun, tergantung jenis bahannya.

Bantal yang sudah lama digunakan cenderung kehilangan bentuk dan daya topangnya, yang pada akhirnya berdampak buruk bagi postur leher dan kualitas tidur. Jika kamu bangun tidur dengan leher kaku atau pegal, bisa jadi itu tanda bantalmu sudah tidak lagi mendukung posisi tidur dengan baik. Selain itu, bantal yang gumpal atau berbau apek juga menandakan sudah waktunya diganti.

Untuk memperpanjang usia bantal, gunakan sarung pelindung anti alergi dan cuci bantal secara berkala. Setelah masa pakainya berakhir, kamu bisa menyumbangkan bantal lama ke tempat penampungan hewan atau mendaur ulang isinya untuk digunakan sebagai pengisi bantal duduk atau bantal leher.

9. Alat Cukur Sekali Pakai: Ganti Setelah 3 Kali Pemakaian

Pisau cukur sekali pakai hanya dirancang untuk beberapa kali pemakaian, biasanya sekitar tiga kali. Setelah itu, bilah pisau akan tumpul, berkarat, dan bahkan bisa menyebabkan luka atau iritasi kulit saat bercukur. Luka kecil akibat pisau tumpul juga dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri.

Jika kamu sering mengalami ruam cukur atau kulit merah setelah bercukur, periksa kembali usia pisau cukurmu. Lebih baik mengganti lebih cepat daripada menunggu hingga timbul infeksi atau jerawat.

Gunakan alat cukur yang bersih dan simpan di tempat kering setelah digunakan. Jika ingin lebih ramah lingkungan, kamu bisa beralih ke alat cukur dengan kepala yang bisa diganti (safety razor).

10. Tirai Kamar Mandi: Jamur di Tirai Bisa Jadi Masalah Pernapasan

Tirai kamar mandi yang sering terkena air dan uap panas sangat rentan ditumbuhi jamur dan lumut. Jika tidak dibersihkan secara rutin, jamur ini bisa terhirup dan memperburuk kondisi pernapasan seperti asma atau sinusitis.

Tirai plastik yang mulai berubah warna atau berbau apek sebaiknya segera diganti, atau setidaknya dicuci dengan air panas dan pemutih. Tirai berbahan kain dapat dicuci di mesin cuci, sementara tirai plastik bisa disikat dan dikeringkan di bawah sinar matahari.

Pastikan ventilasi kamar mandi cukup baik dan gantung tirai dengan terbuka setelah mandi agar tidak lembap terus-menerus. Pertimbangkan untuk menggunakan tirai berbahan antijamur sebagai solusi jangka panjang.

People Also Ask

Q: Berapa lama sebaiknya mengganti sikat gigi?

A: Setiap 3–4 bulan atau saat bulu sikat mulai rusak.

Q: Apakah spons dapur bisa dibersihkan agar tidak diganti?

A: Bisa disterilkan sementara, tapi tetap harus diganti tiap 2 minggu.

Q: Apa tanda bantal sudah harus diganti?

A: Bantal menjadi gumpal, berbau, atau menyebabkan sakit leher.

Q: Mengapa panci anti-lengket yang terkelupas berbahaya?

A: Karena bisa melepaskan bahan kimia PFAS ke makanan.

Q: Apa alternatif loofah yang lebih sehat?

A: Gunakan waslap bersih yang dicuci setiap habis pakai.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |