Liputan6.com, Jakarta - Obat metformin telah lama dikenal sebagai andalan dalam pengendalian diabetes tipe 2. Tapi siapa sangka, di balik fungsi utamanya sebagai pengontrol kadar gula darah, obat ini juga disebut-sebut memiliki potensi memperpanjang usia, terutama pada wanita.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Gerontology: Medical Sciences menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi metformin memiliki peluang lebih besar untuk hidup hingga usia 90 tahun dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi obat diabetes jenis lain.
Bukan Ozempic, Tapi Metformin
Beberapa waktu terakhir, obat diabetes seperti Ozempic tengah naik daun karena kemampuannya dalam menurunkan berat badan. Namun dalam studi kali ini, sorotan tertuju pada metformin—obat generik yang telah digunakan selama puluhan tahun dan harganya pun relatif murah. Di Amerika Serikat saja, diperkirakan lebih dari 20 juta orang mengonsumsinya.
Metformin bekerja dengan mengurangi jumlah glukosa yang diserap tubuh dari makanan serta meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin. Obat ini umumnya diresepkan bagi penderita diabetes tipe 2, namun juga digunakan untuk kondisi lain seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), dilansir New York Post.
Tak heran jika metformin kerap dijuluki sebagai "obat ajaib". Selain membantu mengontrol gula darah, penelitian menunjukkan bahwa obat ini juga berpotensi mengurangi risiko penyakit jantung, meningkatkan kesuburan pada wanita, hingga menurunkan risiko beberapa jenis kanker.
Potensi Anti-Penuaan
Dalam studi terbaru tersebut, peneliti menganalisis data dari 438 wanita pascamenopause. Separuh dari mereka mengonsumsi metformin, sementara sisanya menggunakan obat diabetes lain bernama sulfonilurea. Hasilnya? Kelompok yang menggunakan metformin memiliki peluang 30% lebih besar untuk mencapai usia 90 tahun dibandingkan kelompok sulfonilurea.
Meski menarik, studi ini memiliki keterbatasan. Salah satunya adalah tidak adanya kelompok kontrol—yakni partisipan yang tidak mengonsumsi obat diabetes sama sekali. Selain itu, ukuran sampelnya juga tergolong kecil.
Namun yang menjadi nilai tambah dari studi ini adalah periode pemantauan yang cukup panjang, yakni selama 14 hingga 15 tahun. Hal ini memberikan gambaran jangka panjang tentang bagaimana penggunaan metformin mungkin berpengaruh terhadap harapan hidup.
Secara umum, hasil riset ini menambah bukti yang mendukung hipotesis geroscience—sebuah pendekatan ilmiah yang menyatakan bahwa proses penuaan biologis bisa diubah, dan memperlambatnya dapat menunda munculnya berbagai penyakit yang terkait usia.
“Saya tidak tahu apakah metformin benar-benar meningkatkan harapan hidup seseorang, tetapi bukti yang ada menunjukkan bahwa hal itu mungkin saja terjadi,” kata Steven Austad, penasihat ilmiah senior di American Federation for Aging Research, seperti dikutip NPR.
Penelitian Masih Berlanjut
Meskipun hasilnya menjanjikan, para ahli menekankan bahwa metformin belum bisa dianggap sebagai "eliksir awet muda". Penelitian lebih lanjut dalam skala besar dan dengan kelompok kontrol yang jelas tetap dibutuhkan untuk memastikan efek anti-penuaan dari obat ini.
Namun begitu, penelitian-penelitian sebelumnya juga mengarah pada kesimpulan serupa: bahwa metformin bukan hanya berguna untuk penderita diabetes, tapi juga memiliki potensi dalam menjaga kesehatan lansia secara umum.
“Penelitian ini mendukung studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa metformin bisa memperlambat penuaan sekaligus mencegah penyakit pada orang dewasa yang sehat,” tulis para peneliti dalam laporannya.
Masa Depan yang Menjanjikan
Metformin mungkin bukan obat baru, tapi manfaatnya terus dikaji ulang dalam konteks yang lebih luas. Di tengah tren biohacking dan keinginan manusia untuk hidup lebih lama dengan kualitas yang baik, obat ini bisa jadi salah satu kunci menuju masa tua yang lebih sehat.
Meskipun belum ada rekomendasi resmi untuk menggunakan metformin sebagai obat anti-penuaan, temuan ini membuka pintu bagi riset-riset berikutnya—terutama terkait bagaimana tubuh manusia bisa tetap prima di usia senja.
Jadi, bagi mereka yang saat ini menggunakan metformin untuk mengelola diabetes tipe 2, ada kemungkinan manfaatnya jauh lebih besar dari yang dibayangkan. Dan bagi dunia medis, ini adalah peluang untuk mengeksplorasi kembali potensi obat-obatan lama dengan cara pandang yang baru.