Tanda Tanda Gula Darah Tinggi Wajib Diwaspadai, Salah Satunya Terlihat dari Mata

21 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Gula darah tinggi bisa menjadi pertanda adanya gangguan metabolisme dalam tubuh. Kondisi ini umumnya berkaitan dengan penyakit diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2. Tanpa disadari, tanda-tanda gula darah tinggi bisa muncul dalam bentuk gejala ringan namun berbahaya jika dibiarkan.

Mengetahui tanda-tanda gula darah tinggi secara dini sangat penting untuk mencegah komplikasi. Gejala bisa memengaruhi fisik dan fungsi tubuh sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk mengenali dan memahami tanda-tanda awalnya.

Melansir dari American Diabetes Association dan Mayo Clinic, kadar gula darah yang tinggi secara kronis dapat menimbulkan berbagai gejala seperti kelelahan, sering buang air kecil, dan luka yang sulit sembuh. Gejala-gejala ini menjadi sinyal awal penting yang tidak boleh diabaikan.

Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang tanda tanda gula darah tinggi melansir dari berbagai sumber, Rabu (10/7/2025).

Memahami Hiperglikemia: Definisi dan Pentingnya Mengenali Tanda-tandanya

Tanda-tanda gula darah tinggi atau hiperglikemia merupakan gejala yang timbul saat kadar glukosa dalam darah berada di atas batas normal. Biasanya, kadar gula darah dianggap tinggi jika melebihi 180 mg/dL setelah makan atau 130 mg/dL sebelum makan. Kondisi ini dapat berlangsung sementara atau menjadi kronis, terutama jika tidak ditangani.

Melansir dari Mayo Clinic (2025), gejala awal hiperglikemia umumnya meliputi poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (haus berlebihan), dan kelelahan. Jika kadar gula darah tetap tinggi, komplikasi seperti kerusakan saraf dan pembuluh darah bisa terjadi.

Kadar gula darah normal umumnya berkisar antara 70-99 mg/dL saat puasa dan kurang dari 140 mg/dL dua jam setelah makan. Hiperglikemia dapat terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, menyebabkan glukosa menumpuk dalam darah.

Jika tidak ditangani, hiperglikemia kronis dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti kerusakan saraf, mata, ginjal, dan jantung. Oleh karena itu, mengenali tanda tanda gula darah tinggi sangat penting untuk penanganan yang tepat.

Tanda-tanda Gula Darah Tinggi yang Perlu Diwaspadai

Mengenali gejala awal hiperglikemia sangat penting untuk penanganan yang cepat dan tepat. Gejala-gejala ini seringkali merupakan respons tubuh terhadap kelebihan glukosa yang beredar dalam aliran darah.

1. Rasa haus berlebihan (polidipsia)

 Kebutuhan minum meningkat meskipun baru saja minum, mencerminkan upaya tubuh mengganti cairan yang hilang melalui urin. Menurut Journal of Pharmaceutical Research International (2021-2022), hiperglikemia menyebabkan glukosa berlebih dalam darah diekskresikan lewat ginjal, menarik cairan dari jaringan tubuh dan memicu dehidrasi serta rasa haus yang intens.

2. Sering buang air kecil (poliuria)

 Ini juga memicu sensasi ingin buang air kecil berulang, terutama pada malam hari. Berdasarkan ringkasan dari Mayo Clinic Staff (2025), gejala awal hiperglikemia biasanya adalah poliuria karena ginjal mencoba membuang kelebihan glukosa melalui urin.

3. Kelelahan dan kelemahan (fatigue)

 Kurangnya energi selular ini sering membuat aktivitas sehari-hari terasa berat dan konsentrasi menurun. Sebuah ulasan dalam Verywell Health (2025) menyatakan bahwa sel tubuh tidak mendapatkan cukup glukosa untuk energi, menyebabkan kelelahan kronis dan kelemahan.

4. Nafsu makan meningkat (polifagia)

 Meskipun makan lebih banyak, berat badan mungkin tidak naik atau malah turun. Dalam laporan  StatPearls (2024), hiperglikemia dapat meningkatkan rasa lapar ekstrem karena glukosa tidak bisa masuk ke sel.

5. Penurunan berat badan tidak terduga

 Penurunan berat badan tanpa sebab jelas terjadi ketika tubuh memecah otot dan lemak untuk energi karena sel tidak dapat menyerap glukosa. Kondisi ini biasanya lebih sering terjadi pada diabetes tipe 1, tetapi juga bisa muncul pada tipe 2 jika tidak terkontrol.

Tanda-tanda Gula Darah Tinggi yang Perlu Diwaspadai

Selain gejala-gejala umum yang disebutkan sebelumnya, ada beberapa tanda tanda gula darah tinggi lain yang mengindikasikan kadar gula darah tinggi yang perlu diwaspadai, terutama jika berlangsung secara kronis. Gejala-gejala ini seringkali menunjukkan dampak hiperglikemia pada berbagai sistem organ.

6. Penglihatan kabur

Jika berlangsung lama, hiperglikemia juga merusak pembuluh darah retina dan meningkatkan risiko retinopati. Institusi Mayo Clinic (2025) mencatat bahwa kelebihan glukosa menyebabkan cairan ditarik dari lensa mata, menyebabkan distorsi bentuk dan penglihatan kabur sementara.

7. Luka sulit sembuh dan sering infeksi

Glukosa tinggi menciptakan lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri dan jamur. Dalam artikel Verywell Health (2025) disebutkan bahwa hiperglikemia melemahkan sistem kekebalan tubuh dan sirkulasi darah, menyebabkan luka lebih lambat sembuh serta lebih mudah terjadi infeksi.

8. Mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki (neuropati)

Rasa tidak nyaman adalah tanda awal bahwa sistem saraf perifer mulai terpengaruh. Times of India juga menyebutkan gejala awal neuropati diabetik, yaitu sensasi kesemutan, kebas, atau nyeri pada ekstremitas, akibat kerusakan saraf yang dipicu hiperglikemia kronis.

9. Napas berbau buah, mulut kering, mual, dan nyeri perut

Kondisi ini merupakan emergensi medis yang memerlukan segera perawatan. Menurut Mayo Clinic (2025), jika hiperglikemia tidak ditangani, keton menumpuk dalam darah menyebabkan kondisi ketoasidosis—mengakibatkan napas beraroma buah, mulut sangat kering, mual, muntah, nyeri perut, bahkan kebingungan hingga kehilangan kesadaran.

10. Penurunan fungsi kognitif dan kebingungan

Ketika kadar glukosa sangat tinggi, seseorang dapat mengalami kebingungan mental dan gangguan konsentrasi. Dalam studi oleh Davis et al. (2004) yang dilaporkan oleh diabetesjournals.org (2004), hiperglikemia akut di atas 15 mmol/L berhubungan dengan penurunan kecepatan reaksi, gangguan memori, dan kesalahan dalam tugas kognitif.

Strategi Efektif untuk Mengelola dan Mencegah Lonjakan Gula Darah

  • Mengurangi Karbohidrat dan Pilih Karbo Rendah GI 

Mengurangi asupan karbohidrat, terutama yang diproses atau berindeks glikemik tinggi, terbukti efektif menurunkan lonjakan gula darah pasca-makan. Menurut Chacko dan Signore (American Diabetes Association, Clinical Diabetes, 2020), konsumsi rendah karbohidrat serta mengatur urutan makan dapat meredam lonjakan glukosa darah.

  • Memperbanyak Serat Larut

Serat larut terbukti memperlambat penyerapan glukosa sehingga menghindari lonjakan gula yang tiba-tiba. Sebuah review oleh Reynolds dkk. (ScienceDirect, 2021) melaporkan bahwa suplementasi serat larut pada pasien diabetes tipe 2 secara signifikan menurunkan HbA1c dan glukosa puasa.

  • Perbaiki Penjadwalan dan Urutan Konsumsi Makanan

Waktu dan urutan makan juga memengaruhi respons glukosa. Penelitian dari News-Medical (2024) menunjukkan bahwa menunda sarapan pagi hingga jam lebih siang ternyata dapat mengurangi lonjakan glukosa pada penderita diabetes tipe 2.

  • Tingkatkan Aktivitas Fisik Secara Teratur

Olahraga memperbaiki sensitivitas insulin dan mempercepat pemakaian glukosa oleh otot. Johansen et al. (Jamanetwork, 2018) meneliti intervensi gaya hidup intensif dengan olahraga rutin dan menemukan penurunan HbA1c yang lebih besar.

  • Tetap Terhidrasi dengan Baik

Dehidrasi dapat memicu hormon vasopresin yang meningkatkan resistensi insulin dan risiko lonjakan gula darah. Healthline menyebutkan bahwa minum air cukup setiap hari dan sebelum makan dapat membantu mengatur gula darah lebih baik.

  • Gunakan Cuka atau Cuka Apel Secara Bijaksana

Beberapa riset menunjukkan bahwa konsumsi cuka (terutama cuka apel) dengan makanan karbohidrat dapat meningkatkan respons insulin dan menurunkan kenaikan gula darah pasca-makan. Sebuah tinjauan tahun 2018 di Healthline.com mencatat efek pengurangan lonjakan gula yang cukup ringan namun konsisten setelah konsumsi cuka.

Peran Indeks Glikemik dalam Pilihan Makanan untuk Mengontrol Gula Darah

Indeks glikemik (GI) adalah alat penting dalam memahami bagaimana makanan berkarbohidrat memengaruhi kadar gula darah. Ini bukan hanya angka, melainkan panduan yang membantu individu, terutama penderita diabetes, membuat pilihan makanan yang lebih tepat.

Indeks glikemik (GI) menunjukkan seberapa cepat makanan meningkatkan gula darah. Makanan dengan GI tinggi mempercepat lonjakan gula darah, sedangkan GI rendah membantu kestabilan kadar glukosa.

Berdasarkan buku The Glycaemic Index oleh Thomas M. S. Wolever (2006), makanan seperti roti tawar (GI 71) dan madu (GI 61) cepat meningkatkan gula darah. Sementara apel (GI 39), kacang kedelai (GI 15), dan oatmeal (GI 55) lebih lambat menaikkan kadar glukosa.

Dalam Buku Saku Orang Tua: Mengenal Diabetes Pada Anak, makanan rendah GI direkomendasikan untuk penderita diabetes karena membantu mengontrol kadar gula dan lemak darah secara bertahap. 

Indeks glikemik setiap makanan berbeda-beda, sehingga perlu diketahui nilai indeks glikemik beberapa jenis makanan antara lain:

  • Roti tawar: tiap 30 gram nilai indeks glikemiknya sebesar 71 (tinggi)
  • Pisang: tiap 120 gram nilai indeks glikemiknya sebesar 60 (sedang)
  • Madu: tiap 25 gram nilai indeks glikemiknya sebesar 61 (sedang)
  • Jus tomat kaleng: tiap 250 ml nilai indeks glikemiknya sebesar 38 (rendah)
  • Oatmeal: tiap 250 gram nilai indeks glikemiknya sebesar 55 (rendah)
  • Apel: tiap 120 gram nilai indeks glikemiknya sebesar 39 (rendah)
  • Kacang kedelai: tiap 150 gram nilai indeks glikemiknya sebesar 15 (rendah)
  • Wortel: tiap 80 gram nilai indeks glikemiknya sebesar 35 (rendah)

Sumber:

  • Mayo Clinic (2025)
  • Verywell Health (2025)
  • American Diabetes Association (2020)
  • The Glycaemic Index oleh Thomas M. S. Wolever (2006)
  • Journal of Pharmaceutical Research International (2021)
  • StatPearls (2024)
  • Buku Saku Orang Tua: Mengenal Diabetes Pada Anak oleh Dr. Hotma Rumahorbo
  • JAMA (2018)
  • Healthline (2024) 

FAQ Seputar Tanda Tanda Gula Darah Tinggi

Apa itu gula darah tinggi?

Gula darah tinggi, atau hiperglikemia, adalah kondisi medis di mana kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal, terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakannya secara efektif.

Apa saja gejala umum gula darah tinggi?

Gejala umum meliputi rasa haus berlebihan (polidipsia), sering buang air kecil (poliuria), kelelahan, nafsu makan meningkat (polifagia), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

Mengapa penglihatan bisa kabur saat gula darah tinggi?

Kelebihan glukosa dapat menarik cairan dari lensa mata, menyebabkan pembengkakan dan distorsi bentuk yang mengakibatkan penglihatan kabur sementara, dan berpotensi merusak pembuluh darah di retina.

Apakah luka yang sulit sembuh merupakan tanda gula darah tinggi?

Ya, hiperglikemia dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan mengganggu sirkulasi darah, menyebabkan luka atau infeksi menjadi lebih lambat sembuh, serta menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.

Apa itu indeks glikemik dan mengapa penting?

Indeks glikemik (GI) adalah ukuran seberapa cepat makanan berkarbohidrat meningkatkan kadar glukosa darah setelah dikonsumsi, penting untuk memilih makanan yang tepat agar dapat mengontrol lonjakan gula darah.

Bagaimana cara mencegah gula darah tinggi?

Mencegah gula darah tinggi dapat dilakukan dengan mengurangi asupan karbohidrat tinggi GI, memperbanyak serat larut, memperbaiki jadwal dan urutan makan, meningkatkan aktivitas fisik secara teratur, serta menjaga hidrasi tubuh dengan baik.

Kapan harus mencari pertolongan medis untuk gula darah tinggi?

Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala parah seperti napas berbau buah, mual, muntah, nyeri perut, kebingungan, atau kehilangan kesadaran, karena ini bisa menjadi tanda ketoasidosis diabetik yang merupakan kondisi darurat medis.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |